sahabat?

414 8 0
                                    

Bunyi bel tanda pulang sekolah sudah berbunyi dari tadi tapi aku belum juga meninggalkan bangku ku.

ini nih akibat tidak mengikuti pelajaran matematika tadi, aku harus mengerjakan sepuluh soal yang sulitnya minta ampun dan bapak guru yang cakep tapi killernya selangit itu memberikan tugas yang harus dikumpulkan hari ini juga. kenapa sih kesialan sepertinya tidak mau jauh jauh dariku.

setelah sekitar satu jam aku mengerjakan kini tiba saatnya aku pulang. mungkin sekolah sudah sepi karena bel sudah berbunyi dari tadi. tapi kenapa didepan kelasku ribut sekali. apa sih yang membuat anak anak ini enggan pulang. biasanya begitu bel berbunyi mereka cepat cepat meninggalkan sekolah.

karena penasaran akupun ikut mendekati kerumpulan para cewek itu. siapa tau ada bagi bagi makanan gratis. lumayankan habis mengerjakan matematika yang sulit bin rumit itu aku mulai kelaparan.

sulit sekali mencoba menerobos kumpulan cewek ini. mereka seperti memasang pagar betis dan semuanya berusaha meringsek ke depan. beruntung badanku mungil jadi aku bisa nyelip dengan mudah. belum juga aku sampai di depan dan melihat ada apa, orang orang disekitarku tiba tiba seperti menghindar dan membuka jalan. tapi buat siapa pikirku. belum sempat aku selesai dengan pikiranku brukk,,, aku sukses jatuh terjengkang mencium lantai. sialll...

hari ini aku sial banget.

" andra kamu gak pa pa? sini aku tolongin"

suara ini, ya ampun yang manggil aku andra kan cuma satu orang, apa dia juga yang jadi tontonan tadi. aku dongak kan kepalaku dan yang kulihat adalah wajah tampan nan imut milik fabian. haduh malu banget dan wajah wajah mengintimidasi dari para makhluk cewek disekitarku. ya ampun aku bagai diserbu para singa kelaparan yang siap mencabik cabik tubuhku.

" aku gak pa pa." sumpah aku takut dengan para singa betina.cara paling aman adalah menghindari fabian.

berdiri, ku bersihkan rok dan seragamku. fabian menarik tanganku untuk mengikutinya. sontak wajah wajah itu semakin ingin mencakarku.

" febi, kita mau kemana?" tanyaku pada fabian yang masih saja menarikku

" ambil sepeda kamu. kan kita tadi berangkat bareng jadi pulangnya juga harus bareng. kamu kira aku pulang naik apa?" jawabnya ketus

harusnya kan yang marah aku, kenapa dia yang marah. " teman kamu kan banyak feb kenapa harus aku lagi sih" kali ini wajah tampannya saja tidak cukup untuk membuatku luluh.

" aku hanya pulang sama dengan apa tadi aku berangkat"

" klo gitu kamu naik mobil kamu tadi aja feb" keluar juga ni emosi lama lama

" kan tadi mobilku mogok dijalan. aku ke sekolahnya bareng kamu, masak gak ngerti ngerti?"

" maksudnya?" kini aku sukses bingung

" ya ampun andra itu artinya kamu harus nganter aku lagi ke tempat mobilku tadi pagi.

" hah..."

mampus bonceng fabian lagi. entah harus seneng ato susah. ini siang kawan panasnya itu ya ampun.. ditambah bonceng febi yang gak bisa dikatakan ringan dimana perutku juga keroncongan.

dengan langkah gontai aku tuntun sepeda miniku keluar gerbang sekolah.

febi? jangan tanya lagi dia langsung meloncat duduk diboncengan begitu melihat aku mau melajukan sepeda melarikan diri. dasar apes

selama perjalanan aku sama sekali gak bernapsu untuk mengajak ngobrol febi. sudah capek aku dengan hari ini bawaannya hanya ingin mengamuk saja ini mulut. sabar aja dian batinku.

aku yakin tadi pagi aku memboncengnya mulai dari sini tapi mana sedan sport putih yang tadi ada dipinggir jalan sini.

" feb, mobilmu  mana? kok gak ada"

more than word (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang