Diandra POV
Aku selalu menyibukkan diri dengan pekerjaan dikantor bahkan aku juga sering mengajukkan lembur termasuk lembur konyol di hari sabtu. Sebenarnya pekerjaanku sudah selesai jadi aku meminta jatah kerjaan rama buat aku kerjakan. Tentu aja rama seneng banget, dia bisa dengan santainya melenggang pergi sebelum petang.
Sabtu pagi ini, kantor sangat sepi. Wajar aja waktu libur buat karyawan. Aku tetap semangat menuju ruanganku. Setelah membuat teh hangat di pantry aku segera membuka laptop dan berkas-berkas di meja. Aku sengaja melakukan ini agar aku bisa melupakan fabian. Jujur aku belum bisa melupakan dia. Hatiku sakit setiap mengingatnya. Kenapa rasanya sesakit ini. Apalagi jika teringat sekarang dia sudah dengan wanita cantik yang dia panggil love. Aku menggelengkan kepalaku pelan untuk mengusir bayangannya dari pikiranku dan mencoba menghalau air mata yang sudah ada dipelupuk mataku.
" hey, kamu kenapa?"
Aku mendongak dan menemukan nendra sedang berjalan kearahku. Rambut basah yang dibiarkan berantakan, kemeja yang ditekuk sampai siku dan dua kancing teratas terbuka membuat siapa saja wanita yang ada dibumi bersedia menyerangnya dan senyum manis dibibirnya yang semakin membuat meleleh. Uda sebulanan aku tidak bertemu dia setelah terakhir di parkiran"
" aku tau. Aku cakep dian, so jangan melongo gitu ntar lalat masuk mulutmu!"
" rese. Ngapain kamu disini? Kapan masuknya?"
" aku hanya sekedar mampir. Kamu aja yang dari tadi ngelamun gak tau aku masuk!"
" siapa yang ngelamun? Bawa apa?"
" sarapan nih. Yuk sarapan dulu!"
" aku gak terbiasa dengan makanan berat pagi hari. Kamu bawa apaan?" Tanyaku sambil membuka bungkusan plastik yang dibawanya.
" hust..cuci tangan sana. Ini aku bawain sandwich sama susu coklat"
" hum yummy oke tunggu ya" ucapku sambil berlari menuju wastafel.
" ngapain kamu sabtu masuk? Bukannya dienakin liburan?" Tanyanya saat aku memulai gigitan pertamaku.
" ada kerjaan yang belum kelar!"
" klo gini bisa cepat bangkrut perusahaanku gaji karyawan kayak kamu!"
" tunggu deh. Maksudnya perusahaanku?" Tanyaku penasaran
" huh? Uda minum susunya biar kamu cepat tinggi!"
" jangan mengalihkan pembicaraan danendra!"
" apa sih diandra?"
" jangan membuatku semakin tampak bodoh ndra! Aku tau dari awal ini bukan anak cabang kan? Jelaskan!" Tuntutku
" huuft. Oke oke. Tapi janji apapun yang akan aku jelaskan jangan membuat kamu berubah ke aku!"
" oke. Dasar ribet!"
" sebenarnya ini memang bukan anak cabang perusahaan tempatmu bekerja dulu. Om faizal yang meminta bantuanku untuk mempekerjakan kamu disini. Karena kebetulan beliau tau aku butuh orang disini!"
Air mataku menetes tanpa bisa aku bendung. Jadi begini usaha daddy nya fabian untuk menjauhkan aku darinya. Tidak usah dijauhkan aku juga tau diri
P Tidak mungkin kan aku mengejar fabian yang sudah dijodohkan.
" kok malah nangis?"
" huh? Itu karena ..karena kamu uda bohongi aku!"
" maaf deh. Kita tetep sahabat kan? " ucapnya sambil menyodorkan kelingkingnya. Semakin membuatku teringat fabian. Aku hanya mengangguk menjawabnya dan mengaitkan kelingkingku. Bayangkan sang CEO didepanku dan selama ini tidak ada yang memberitau ku.
KAMU SEDANG MEMBACA
more than word (Completed)
Romanceaku bagai punuk merindukan bulan - diandra putri wijaya- taukah kau aku begitu ingin memilikimu karena aku mencintaimu - febian putra fernando-