Hay,,hay balik lagi dan semoga memuaskan dan kali ini panjang. Serius panjang loh ya..persiapkan diri kalian. Jangan lupa vote dan comment
Danendra POV
Malam ini ada pesta peresmian salah satu cabang bank yang bekerjasama dengn perusahaan. Karena bingung mau datang dengan siapa. Aku akhirnya memutuskan mengajak diandra saja. Bbm aja lah daripada memanggil dia ke ruanganku yang malah akan menimbulkan banyak gosip dikantor.
Danendra smith
Ntar temenin aku ke pesta ya?Diandra wijaya
Pesta?
Ogah!Danendra smith
Iya pesta
Heh! Berani ngelawan bos?Diandra wijaya
Upsss
Apa ini urusan kantor bos??Aku tak suka sih sebenarnya memaksa tapi daripada berangkat sendirian dan gak punya teman terpaksa cara apapun akan kupakai. Hehehe
Danendra smith
Iya kamu mewakili kantor!
Aku jemput jam 7 tanpa tapi
Dan jangan memalukan!"Aku puas? Iya sangat puas. Diandra tidak membalas bbm ku berarti dia sudah tidak mampu menjawab dan pasti mengiyakan. Jam 7 tepat aku sampai didepan rumah diandra dan terheran melihat betapa cantiknya dia malam ini mengenakan gaun berwarna krem selutut dengan hiasan yang minim dibagian dada membentuk pola yang sederhana. Rambut yang dibikin curly dan polesan make up tipis. Menonjolkan sisi kecantikannya yang natural. Damn, seandainya tidak ada gadis dihatiku. Aku tidak akan berfikir dua kali untuk langsung menikahinya tanpa perlu berfikir ulang. Batinku sambil tersenyum.
" ngapain senyum sendiri? Gak kesambet kan?" Ucapnya sambil mengibaskan tangannya ke mukaku.
" heh? Enak aja!" Jawabku cepat. Aku gak mau ya jadi bahan olok-oloknya.
Setelah membukakan pintu untuknya aku mengintari mobil untuk segera berangkat.
" ready to party?" Tanyaku mengodanya
" uhm..i think so!" Jawabnya.
Kami mengobrol sepanjang perjalanan. Seperti biasanya diandra adalah orang yang paling enak diajak ngobrol.
Sampai ditempat pesta sudah dimulai. Suara musik terdengar mengalun lembut. Aku turun dan dengan sengaja menawarkan lengan agar diandra mengandengku. Meski tampak keraguan di matanya toh akhirnya dia menyelipkan tangannya dilenganku.
Baru tiga langkah kami berjalan. Mataku menangkap bayangan olive. Benar tidak salah lagi itu olive. Aku minta diandra menunggu sebentar dan aku mendatangi olive. Aku mau minta penjelasan darinya.
" liv, olive?" Panggilku
" nendra" pekiknya kaget
" kita harus bicara liv, kamu gak bisa lari terus dariku!" Ujarku
" gak ada yang perlu dibicarakan lagi!" Ucapnya dan hendak berlalu. Aku memegang tangannya dan berusaha menariknya.
" hentikan!" Suara pria dibelakangku tidak ku hiraukan, aku makin mempererat peganganku.
" buugh"
Perutku ditinju setelah ada tangan yang menarik lenganku dari belakang. Tidak sampai disitu dia terus memukulku membuatku kewalahan karena dia sama sekali tidak memberikan aku kesempatan untuk membalas. Yang kutau diandra sudah ada didepanku membantuku berdiri.
" jangan ganggu olive lagi. Brengsek!!! Dia calon istriku!!" Teriak seseorang yang kini kulihat dengan jelas siapa dia. Olive memegangi lengan pria itu dan aku memegangi perutku yang sakit.
KAMU SEDANG MEMBACA
more than word (Completed)
Romanceaku bagai punuk merindukan bulan - diandra putri wijaya- taukah kau aku begitu ingin memilikimu karena aku mencintaimu - febian putra fernando-