Diandra POV
Aku segera turun dari taksi sedikit tergesa memasuki kantor. Aku tidak mau terlambat. Apalagi memikirkan apa yang terjadi semalam dengan febian bisa membuatku gila. Memasuki lobi aku melihat sebuket mawar merah yang sangat cantik bertengger di meja resepsionis.
" beautiful rose nin, you're lucky women have it!" Pujiku sambil tersenyum. Menggoda nina sang resepsionis.
" yours" ucapnya.
" huh? Aku?? Kok bisa?" Tanyaku cengo
Dia hanya mengangkat bahu " mungkin ada kartunya di. Aku gak sempat ngecek" ucapnya
Aku mengambil buklet mawar itu lalu mencium baunya yang harum dan detik itu juga hp ku bunyi. Tanpa melihat siapa yang menelpon, aku langsung menjawab
" hallo"
" hay sayang. Suka bunganya?"
" febi. Kok tau nomorku? Ini bunga dari kamu? Eh, hay stop panggil aku sayang!" Sungutku. Aku mendengar dia terkekeh di ujung telpon.
" sayang sayang. Sayang aku suka memanggilmu begitu. Thanks for great night. "
" nothing happent febi!" Bentakku sambil menghentakkan kaki memasuki lift.
" oke-oke. I want flight. Take care ya sayang. Don't miss me so much ya!"
" terserah" hanya itu yang kuucapkan dan sambungan telpon kami mati.
Semoga dia selamat sampai di jakarta. Jaga dia ya Tuhan. Aku pun langsung sibuk dengan semua pekerjaanku yang menggunung. Bahkan jam makan siang pun masih kugunakan untuk mengerjakan tumpukan dataku. Ini nih akibat maruk sampai pekerjaan anak-anak aku handle semua.
Saat bersiap pulang aku melihat para wanita kasak-kusuk gak jelas. Ini sebenarnya ada apa sih penasaran jadinya.
" rin, ada apa sih?" Tanyaku pada karin
" tau. Kata anak-anak ada cowok cuakeep di lobi"
" hanya cowok cakep dan semua jadi heboh. Huh dasar orang-orang aneh. Yauda aku balik dulu ya. Capek nih!" Ucapku
" oke. Hati-hati ya!"
" sip bu guru" cengirku.
Saat aku melangkahkan kaki ke loby banyak para wanita mulai dari yang sembunyi-sembunyi sampai yang yerang-terangan menatap pada satu arah. Akupun mengikuti arah pandang mereka dan menemukan seorang pria tampan. Sangat tampan dengan jas sudah di lepas menyisakan kemeja yang digulung sampai siku dikedua sisinya. Dan pandangan matanya tertuju padaku kemudian tersenyum dan berjalan mendekatiku. Nah lo benar aku nih yang disamperin pria tampan ini.
" hay, aya kan?" Tanyanya. Aku hanya berkedip bingung. Apa pria tampan ini salah mengenali orang.
" diandra putri wijaya? Semalem kamu ngenalin diri ke aku dengan nama aya? Kamu lupa?" Tanyanya
Mampus, kok bisa ini orang tau nama lengkapku dan juga tempat kerjaku. Kenapa semalam aku gak sadar klo dia cakep badai gini sih. Heuh sebenarnya semalam itu kenapa sih. Aku bahkan gak bisa mengingat dengan jelas.
" aku devan. Belum inget juga? Padahal waktu kamu masuk ke club kan kamu belum mabuk ya?"
" aduh. Kita ngobrolnya ditempat lain aja. Gak enak banyak mata yang liat sam kuping yang siaga!" Ucapku
" atau bisa jadi kita kencan bareng aja ya?" Tanyanya jahil
"Huh?" Balasku bingung mau jawab apa.
" kita naik mobilku aja yuk. Kamu gak bawa mobil kan?" Tanyanya
" boro-boro mobil. Motor juga gak punya. Rumah aja masih nyicil!" Gumamku yang langsung disambut tawa olehnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
more than word (Completed)
Romanceaku bagai punuk merindukan bulan - diandra putri wijaya- taukah kau aku begitu ingin memilikimu karena aku mencintaimu - febian putra fernando-