chap 7

1.4K 211 4
                                    

"Jungkook ssi, sebaiknya pinggiran topimu di turunkan sedikit lagi. Wajahmu harus tertutup," perintah Kim Seokjin.

Kookie bergumam tidak jelas, menyerahkan ponsel yang di pegangnya kepada Kim Taehyung, lalu menarik turun topi merahnya. "Kalau begini aku sendiri tidak bisa melihat apa-apa," desahnya. "Paman sebenarnya ada di mana? Dia sedang meneropong kita atau semacamnya?"

Ia dan Kim Taehyung sedang berada di dalam mobil Kim Taehyung yang di parkir di lapangan parkir depan gedung tempat Kim Seokjin bekerja. Saat itu pukul sepuluh malam dan suasana di tempat parkir sepi sekali. Kim Taehyung yang mengenakan topi hitam dan kacamata hitam duduk di balik kemudi, Kookie duduk di sampingnya, sementara Kim Seokjin mengawasi mereka entah dari mana. Semua komunikasi di lakukan lewat ponsel. Mereka sudah siap menjalankan tahap pertama rencana.

Kim Taehyung menempelkan ponsel ke telinga dan berkata, "Sudah bisa di mulai."

Ia menutup ponsel dan memandang Kookie yang sedang merapikan kepang rambutnya. "Sekitar semenit lagi kita keluar," katanya pendek.

"Jadi kita hanya perlu keluar dari mobil, bergaya sebentar, lalu masuk kembali ke mobil?" tanya Kookie memastikan.

Kim Taehyung mengangguk. Ia diam, lalu, "Nah sepertinya Hyung sudah siap dengan kameranya. Kita keluar sekarang."

Mereka berdua keluar dari mobil dan mulai berjalan berdampingan.

"Kenapa jauh begitu?" tanya Kim Taehyung.

Kookie menoleh dan menyadari Kim Taehyung sedang mengomentari jarak antara mereka berdua yang terlalu jauh. "Kenapa? Kurasa ini sudah cukup dekat."

"Orang-orang tidak akan percaya aku punya hubungan khusus denganmu kalau kau berdiri sejauh itu."

Kookie berhenti berjalan dan memutar tubuh menghadap Kim Taehyung. "Menurutku seperti ini juga sudah lumayan. Kita tidak perlu sampai berpelukan supaya orang percaya kita punya hubungan khusus, kan?"

Kim Taehyung tertawa pendek. "Apanya yang lumayan? Tubuhmu kaku begitu dan jalanmu seperti robot."

Kookie tetap diam.

Kim Taehyung balas menatapnya, lalu berkata, "Kita harus melakukan sesuatu."

Kookie terkejut ketika Kim Taehyung melangkah mendekati dirinya. "Mau apa kau?" tanyanya, tapi saking gugupnya ia tidak bisa bergerak dari tempatnya berdiri.

Kim Taehyung berdiri tepat di depannya. Kookie baru menyadari betapa dirinya begitu pendek di bandingkan namja itu. Kepalanya sampai harus mendongak kalau ia mau melihat wajah Kim Taehyung.

"Hei, Kim Taehyung ssi, kau ini sebenarnya mau apa?" tanya Kookie sekali lagi ketika setelah beberapa saat Kim Taehyung hanya berdiri diam tanpa melakukan apa-apa. Ia tidak bisa melihat ekspresi Kim Taehyung dengan jelas karena namja itu memakai kacamata hitam, tapi Kookie bisa melihat bibir namja itu membentuk seulas senyum.

"Aku? Hanya memberikan pose yang bagus untuk foto kita," katanya santai, lalu ia mundur kembali.

Kookie mendengus pelan. "Lucu sekali."
.
.
.
.
"Misi selesai," kata Kookie ketika mereka sudah duduk kembali di dalam mobil. "Hhhh... lelahnya. Benar-benar pekerjaan yang berat."

Taehyung tersenyum kecil mendengar gurauan Kookie. Ternyata yeoja ini bisa bercanda juga. Taehyung yakin sebenarnya Kookie orang yang ramah, meski saat ini yeoja itu lebih sering bersikap kaku dan menjaga jarak, bahkan terkadang cenderung dingin. Bagaimanapun hal itu wajar saja mengingat mereka tidak terlalu saling mengenal.

"Aku merasa seperti sedang main film," Kookie menambahkan. "Mungkin seharusnya aku jadi aktris saja. Bagaimana menurutmu?"

"Teruslah bermimpi," sahut Taehyung sambil menghidupkan mesin mobil.

From a Lie•vk (gs)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang