chap 17

1.4K 203 12
                                    

Taehyung tiba-tiba merasa tidak bersemangat. Ia bertanya lagi, "Untuk apa dia meneleponmu lagi setelah apa yang di lakukannya padamu?"

Kookie mengangkat bahu. "Entahlah. Aku juga tidak mengerti. Dia hanya mengajak ngobrol, makan, dan hal-hal kecil seperti itu."

Taehyung tidak menyadari suaranya bertambah keras. "Lalu kenapa kau masih mau menemuinya?"

Kookie sampai menatapnya heran. "Kurasa aku... aku... entahlah."

Taehyung bisa melihat Kookie agak bingung menjawab pertanyaannya.

"Lagi pula... memangnya setelah berpisah harus bermusuhan?" kata Kookie akhirnya.

"Sampai sekarang... kau masih menyukainya?" kata-kata itu meluncur saja dari mulut Taehyung tanpa bisa di cegah. Lalu tanpa di sadarinya, tubuhnya menegang menunggu jawaban yeoja itu.

Kookie terlihat ragu-ragu, lalu akhirnya menjawab, "Mungkin."

"Apa?"

Kookie menatapnya dengan agak bingung. "Mungkin," katanya sekali lagi. "Mungkin aku memang masih punya perasaan terhadapnya. Entahlah."

Mendadak Taehyung merasa susah bernafas. Matanya tertuju ke meja tapi tatapannya kosong. Pikirannya juga kosong.

Lalu ia mendengar suara Kookie lagi. "Ini masalah pribadiku dan tidak ada hubungannya denganmu dan Paman. Tidak perlu cemas. Aku berjanji tidak akan mengatakan apapun mengenai kalian berdua pada orang itu. Aku orang yang bisa membedakan masalah pribadi dengan pekerjaan."

Taehyung tertawa masam. "Begitu?"

"Ada yang ingin ku tanyakan padamu," kata Kookie tiba-tiba.

Taehyung menatap wajah yeoja itu berubah serius, "Apa?"

Kookie tidak menatap Taehyung, tapi memandang pizza di tangannya. "Kejadian empat tahun lalu... Bisa kau ceritakan?"

Taehyung tertegun. Ia tidak menyangka Kookie akan menanyakan hal itu.

Kookie meliriknya sekilas dan menambahkan, "Aku hanya ingin mendengar ceritanya dari sisimu... kalau kau tidak keberatan."

Entah kenapa Taehyung merasa agak gelisah. Sampai sekarang ia masih belum bisa melupakan kejadian tersebut. Kecelakaan yang seakan-akan baru terjadi kemarin.

"Apa yang ingin kau ketahui?"

"Semuanya."

Taehyung menarik nafas dalam-dalam. Pandangannya menerawang. Kata-katanya meluncur pelan dan datar. "Saat itu acara sudah berakhir. Hujan turun. Aku sudah berada di dalam mobil yang menunggu di pintu utama. Para penggemar masih berkerumun di sekeliling mobilku. Mereka berteriak-teriak, berdesak-desakan. Sopirku nyaris tidak bisa menjalankan mobil. Para petugas keamanan juga kewalahan membuka jalan agar mobil bisa lewat. Akhirnya mereka berhasil menahan para penggemar. Mobil pun bergerak. Pelan, tidak cepat, karena aku masih melambaikan tangan kepada para penggemar. Lalu hal itu terjadi begitu saja."

Taehyung mengernyitkan dahi mengingat saat-saat itu.

"Mobil di rem mendadak. Ketika aku bertanya pada sopirku apa yang terjadi, dia berkata salah seorang penggemarku tertabrak. Seperti mimpi buruk. Semua orang jadi panik dan yeoja itu cepat-cepat di larikan ke rumah sakit. Kami tidak di izinkan melihatnya karena dokter harus melakukan pemeriksaan di ruang gawat darurat."

"Aku sendiri tidak tahu pasti bagaimana kejadian sesungguhnya, tapi menurut beberapa saksi mata, para penggemar saling mendesak dan yeoja ini terdorong jatuh ke depan tepat ketika mobilku lewat. Walaupun mobilku tidak melaju kencang, kepala yeoja itu membentur aspal sehingga..."

Taehyung mendengar nafas Kookie tersentak. Namun ketika mengangkat wajah, ia melihat yeoja itu mengangguk kecil, meminta Taehyung melanjutkan cerita. Apa yang ada dalam benak yeoja itu? Taehyung ingin tahu.

Masih dengan agak enggan, Taehyung melanjutkan, "Ku dengar yeoja itu bukan dari Seoul. Ia datang dari jauh untuk... Aku bahkan tidak sempat menjenguknya di rumah sakit karena ia langsung di bawa pulang entah kemana. Kami hanya bisa menyampaikan ucapan turut berduka cita melalui media."

Kookie hanya diam.

"Bagaimana menurutmu?"

Kookie tersentak dari lamunan. "Eh, apa?"

"Bagaimana menurutmu?" ulang Taehyung.

"Oh... entahlah... tapi ku rasa... kau tidak salah."

Taehyung menduga Kookie gugup karena tidak tahu apa yang harus di katakan setelah mendengar cerita itu. Tapi Taehyung merasa sikap itu lebih baik dari pada berpura-pura memahami perasaannya.
.
.
.
.
~TBC~

Halu Yer balik lagi. Happy Sunday wankawan. Kemarin ada yang liat mubank? Yer galiat huhuT^T

Jangan lupa VOMMENT nya wankawan

Yer sa(m)yang kalian muah:*

From a Lie•vk (gs)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang