Bonchapt - Hanbin's Condition

2.4K 222 27
                                    

Setelah beberapa lama di ruang ICU, akhirnya Hanbin dipindahin ke ruangan biasa. Jennie dan Kak Dara pun melihat miris keadaan Hanbin.

"Dokter bilang nggak ada yang perlu dikhawatirin, tapi tetep doakan yang terbaik buat dia ya" ucap Kak Dara lirih.

Jennie cuma bisa mengangguk lemah, ia memegang tangan Hanbin dan hanya berharap semoga terjadi mujizat untuk kesembuhannya.

Tiba-tiba tangan Hanbin bergerak, seketika membuat Jennie kaget, "Kak, Hanbin bangun!" kata Jennie.

Kak Dara ikutan kaget juga, "Bentar ya aku panggilin dokter dulu" kata Kak Dara sambil keluar ruangan.

Jennie bingung, ini sekarang dia ditinggal sendirian bareng Hanbin dia gatau mau ngapain selain megang tangan Hanbin.

Setelah Hanbin membuka mata, Jennie berusaha menyadarkan pacarnya yang melihat langit-langit dengan tatapan kosong, "Hanbin..." panggil Jennie lirih.

Hanbin cuma menoleh ke Jennie, tanpa ekspresi dan tanpa respon apapun. "Gue Jennie. Lo masih inget gue kan?"

Hanbin cuma memandang Jennie dengan tatapan yang sama, kosong. Sampe akhirnya, kak Dara dateng bareng dokter masuk kedalem ruangan.

"Gimana dia, Jen?" tanya kak Dara setelah mereka minggir waktu dokter lagi meriksa Hanbin.

"Responnya cuma diem waktu aku ajak omong, kayak blank gitu. Aku takut dia lupa sama aku" kata Jennie sambil nahan nangis, dengan sigap kak Dara langsung meluk Jennie.

"Percaya yang terbaik ya, pokoknya kita harus kuat"

***

Dokter bilang, sebenernya keadaan Hanbin baik, tapi dia harus lebih banyak diajak bicara atau diajak gerak.

Karena setelah kecelakaan itu, dia koma, sehingga dikhawatirkan sistem sensorik dan motorik Hanbin jadi melemah.

"Jen, hari ini aku gabisa jaga Hanbin, soalnya ada meeting. Nanti kamu suapin sarapan sama ajak Hanbin jalan jalan ya," kata Kak Dara.

Jennie mengangguk, jadi ia sekarang lagi ngebuka menu sarapan yang dianter suster tadi, tapi Hanbin masih belum bangun juga.

"Hanbin, makan dulu" ucap Jennie sambil menepuk pelan lengan Hanbin.

Hanbin akhirnya bangun, masih dalam keadaan ngeblank, tapi waktu ngeliat nampan berisi makanan ditangan Jennie, dia langsung duduk negakin badannya.

"Makan ya, pokoknya ini harus habis biar lo cepet sem—"

"Jennie" potong Hanbin.

Otomatis Jennie kaget, dia langsung ngeliat Hanbin heran, "I-iya apa?"

"Kangen"

Jennie sampe melongo, soalnya Hanbin sekalinya bangun langsung ngomong 'kangen'.

"Gue ga salah denger kan ini? Iya bin gue kangen lo jugaaa" kata Jennie sambil memeluk Hanbin.

"Lo kapan kesini?" tanya Hanbin, masih dalam posisi dipeluk Jennie.

"Mulai kemarin lusa. Dan gue bakal disini sampe lo sembuh" kata Jennie melepas pelukannya, "Jadi sekarang lo harus makan banyak, terus nanti kita jalan jalan biar otot lo nggak kaku"

"Lo disini terus aja sama gue, Jen" kata Hanbin lagi, "jangan pas gue udah sembuh aja"

"Kuliah gue entar gimana anjir?"

"Ya gue aja yang kuliah, lo diem dirumah. Ntar gue yang kerja, terus kita nikah" kata Hanbin lagi.

"Lo waktu kecelakaan kepalanya kebentur apasih kok ngomongnya ngawur gini, yaudah gih cepet makan gue suapin" kata Jennie sambil mengambil sesendok makanan.

"Gue lagi sakit lo kok tetep galak banget sih, yaudah gue gamau makan"

"Gausah bawel, ayo cepet makan. Kalo ga gitu gue pulang" ancam Jennie.

"Ya elu mah, ngancemnya pulang" kata Hanbin akhirnya menerima suapan makanan dari Jennie.

"Ini demi kesehatan lo bego"

"Iya iya maaf nyai" kata Hanbin pasrah.

***

Jennie : kak, keadaan Hanbin sekarang membaik. Tadi udah aku suapin makan banyak banget sama udah jalan jalan.

Dara tersenyum melihat pesan dari Jennie, ia bahkan menghubungi papanya kalau keadaan Hanbin semakin membaik.

Papa dan Kak Dara akhirnya cukup berbahagia dengan keadaan adiknya tersebut.

Hari ini, sengaja Dara kerumah sakit lebih cepat dari biasanya karena tadi dia izin pulang duluan.

Saat sampai diruangan Hanbin, dia ngeliat Hanbin lagi ngeliatin Jennie yang tertidur disisi ranjangnya sambil sesekali mengelus kepalanya.

Hanbin yang sadar dengan keberadaan kakaknya, hanya melemparkan senyum sambil mengisyaratkan jangan berisik.

Dara mendekat kearah Hanbin, "Udah makan?" tanyanya sambil berbisik.

Hanbin mengangguk, dan menunjuk balkon kamarnya, "Kak aku mau ngomong sesuatu diluar" kata Hanbin sambil pelan-pelan turun dari kasurnya.

"Eh emang boleh keluar sama dokter?" tanya Dara sambil mengikuti Hanbin yang sudah berjalan duluan ke arah balkon.

"Boleh" kata Hanbin, "Kak, kata dokter aku lusa udah boleh pulang"

Dara kaget denger kata-kata adiknya, tapi dia diem aja, karena Hanbin masih belum selesai ngomong,

"Tapi aku mau Jennie juga terus disini...."

Dara melirik Jennie yang masih tertidur disisi ranjang Hanbin, "tapi Jennie kan harus kuliah juga. Kalian juga baru aja masuk kuliah kan?"

Hanbin cuma mengangguk lesu, ia berpikir nggak mungkin juga ia memaksa pacarnya untuk selalu menemaninya.

"Kak, aku punya permintaan"

"Apa?"

"Waktu aku ke Indonesia nanti, aku pingin kakak sama papa ikut aku kesana"

".......buat ketemu mama sama Hanbyul" ucapnya serius.

Dara meneguk ludahnya dengan susah payah, mengingat bahwa ayahnya tidak pernah pulang semenjak bercerai, bahkan Dara sendiri adalah anak dari istri kedua ayahnya.

"Tolong ya kak, cuma permintaan simple kok"

"Iya dek, kakak nanti bilang sama papa" jawab Dara sebelum akhirnya mereka kembali masuk ruangan, "Jennie anaknya baik banget ya, kakak suka sama sifatnya dia" ucapnya.

"Tapi dia sering galak ke aku kak, demi kebaikan aku juga sih" kata Hanbin setelah ia naik ke kasurnya lagi. "Kak, bangunin dia ajak pulang ke apartemen kakak aja"

Dara pun membangunkan Jennie, dan nggak lama Jennie bangun dengan muka bingung.

"Jen, pulang yuk sama kakak, besok kesini lagi" kata Kak Dara.

"Tapi Hanbin gimana?"

"Gue gapapa kok, ntar papa kesini juga, nemenin gue" ucap Hanbin meyakinkan Jennie.

Akhirnya Jennie mengangguk, ia lalu membereskan barangnya, "Bin, besok gue kesini lagi ya"

Hanbin mengangguk, ia melambaikan tangan sampai Dara dan Jennie bener bener bener sudah keluar dari ruangannya.

"Kak Dara" panggil Jennie, otomatis Dara menoleh, "aku denger semuanya"

"Tolong turutin permintaan Hanbin ya kak, kasian dia soalnya sayang banget sama mamanya" ucap Jennie berhati-hati.

Dara menghela nafas, dengan berusaha untuk tersenyum dia menjawab, "Aku usahain ya, Jen"





Karena dibalik itu semua, Dara tahu bahwa sebenarnya sulit untuk mengabulkan permintaan Hanbin.

Udah 3 bulan nggak update ini huhu maafkan:( semoga masih ada yang nunggu ya. Cape banget ngetik 980 words. Jadi jangan lupa vomments! Thankyou.

Truth Is You [Jennie x Hanbin] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang