Kamu mungkin benar aku akan tersakiti. Terlebih aku tidak bisa merebut hatimu, dan kau juga tidak membalas cintaku. Tapi aku harap kamu menerima kunjunganku yang terakhir kalinya untukmu. Setelah itu, selamanya kita berpisah.
Aku menyoret asal kuas yang kugunakan, menatap sang dewa langit dengan tatapan menyedihkan. Inilah pekerjaanku sehari-hari, menjadi seorang seniman muda di jalanan Eropa yang sepi. Cho Kyuhyun, itulah yang orang-orang sekitar ketahui tentang identitasku. Aku sudah bertempat tinggal di negeri barat ini selama 10 tahun lebih semenjak aku meninggalkan negeri kelahiranku sendiri. Tentu saja, kedatanganku kesini awalnya hanya untuk menimba ilmu tetapi lambat-laun aku merasa nyaman dan enggan untuk meninggalkan kota ini, Schwerin.
Schwerin, kota penuh sejuta keindahan alam, baik itu secara alami atau buatan tangan manusia. Dan aku bersyukur, hingga saat ini aku masih bisa menghirup udara yang segar dan bebas dari polusi udara karena lingkungan sekitarku memang jauh dari perkotaan.
Aku mengkerutkan dahiku tatkala kanvas yang ada dihadapanku terhalang oleh sinar matahari, kutolehkan kepalaku kesamping dan kulihat ada seorang gadis muda memayungiku dengan pakaian dress cokelat terang miliknya. Aku menggeser tubuhku perlahan ke samping, membiarkannya melihat hasil karyaku yang baru setengah jadi. Ia tampak tertegun lalu sesekali berseru senang.
"Wah."
Aku sedikit menjauhi jarakku dengan dia. Ini aneh, aku merasa jantungku berdegub lebih kencang dan hatiku seakan menjerit bahagia. Tidak biasanya aku bersikap seperti ini dan sungguh, dari banyak wanita yang pernah kutemui baru kali ini aku merasakan perasaan aneh ini. Sebenarnya ada apa dengan diriku dan kenapa aku bersikap layaknya pria yang sedang dilanda jatuh cinta.. Tunggu dulu, jatuh cinta?
"Excuse me?"
Aku mengerjapkan mataku "Oh. Yes?"
"Did you draw it by yourself?"
"Yes, of course I did."
"Amazing." sahutnya "I never know there were a man like you who can drawing so nicely like this."
"Thank you."
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Aku menyunginggkan senyuman kearahnya dan gadis muda itu tertawa. Ia menutup kembali payung miliknya kemudian berjalan mendekatiku "May I know your name, please?"
"I'm Cho Kyuhyun."
"I'm Kim Yeonjoo."
"Ah Yeonjoo." batinku. Aku cukup terkejut mendengar nama gadis muda itu dan ternyata ia juga sama-sama berasal dari negeri kelahiranku sendiri, Korea Selatan.
"Are you Korean?" tanya kami dalam waktu yang bersamaan. Sedetik kemudian kami tertawa dan hal ini mampu membuat aliran darahku berhenti mengalir. Aku menyukai bagaimana gadis muda itu tertawa sembari menutupi wajah malu-malunya dan astaga, apa aku telah tertarik dengan hatinya? Apa... apa aku jatuh cinta dengannya? Tidak, tidak mungkin aku tertarik dengan lawan jenisku semudah ini
"Yeon, come here!"
"Sure, ma'am."
Lamunanku buyar saat seseorang memanggil nama gadis itu di ujung jalan sana. Ia tersenyum kearahku dan belari pergi meninggalkanku "Karyamu sangat bagus dan aku menghargai semua itu! Aku harap kita bisa bertemu kembali disuatu hari, Kyuhyun-sshi!"
Aku mengambil boneka kuas dari bawah tempat kanvas dan berniat untuk memberikan kepadanya sebagai tanda terima kasih. Tapi sepertinya aku terlambat karena gadis muda itu sudah hilang dari pandanganku.
Bagaimana kau begitu cerah .....
Senyumanmu membuat hatiku tenggelam tak berdaya .....
Bagaimana bisa kau begitu menyilaukan?
Cahayamu,
Menaklukan bayangan dihatiku ...
Aku menarik bibirku membentuk sebuah senyuman dan kembali melanjutkan lukisan pemandanganku. Dan kali ini terasa berbeda karena langit berubah yang semula terlihat menyedihkan kini menjadi hangat dan juga terang, sepertinya mereka juga tahu bagaimana isi hatiku saat ini setelah bertemu dengan sosok gadis muda itu.