"This is so fun!" serunya setelah turun di boncengan sepeda ontelku. "Next time, I'll let you ride this."
"Really? I'm looking forward for it!"
"Of course." ujarku. Aku menepikan sepeda ontelku di parkiran jalanan "Inikah toko bunga milikmu?"
"That's right. Toko ini sudah kubangun semenjak empat tahun yang lalu tepatnya saat hari dimana ayahku meninggal dunia." mimik wajahnya berubah menjadi sedih dan aku menyesal karena sudah mengajukan pertanyaan bodoh ini
"I'm sorry i don't mean to--"
"It's ok. You don't have to apologize." ujarnya kembali tersenyum "Wanna go in?"
"Tidak perlu. Aku menunggu saja diluar."
"Baiklah."
Aku menatapi punggungnya yang memasuki toko bunga. Ah, berbincang dengannya seperti ini benar-benar membuatku lupa akan segala hal. Mungkin benar aku telah jatuh cinta dengan gadis muda ini tapi apa ia juga memiliki perasaan yang sama denganku? Setelah kemarin aku bertemu dengannya, malamnya aku terus memikirkannya hingga tak bisa membuatku tertidur.
Aku hanya merasa kalau ini memang jalan yang Tuhan telah persiapkan untukku untuk bertemu dengan seorang gadis muda yang baik, ramah dan juga cantik. Apa aku harus memulainya dari sekarang? Tapi apa aku tidak terlalu lantang untuk mengungkapkan perasaanku begitu cepatnya padahal baru saja kemarin hari kami bertemu?
Masa bodoh, aku sudah jatuh cinta dengannya. Aku tidak mau merasakan penyesalan di akhir yang nantinya hanya akan membuatku sakit hati. Aku tidak boleh terlambat sebelum orang lain melirik kearahnya. Aku harus menarik hatinya dan membuatnya jatuh cinta kepadaku. Aku harus memegang prinsip ini bagaimanapun keadaannya nanti, tak peduli berapa rintangan yang harus kutempuh, aku akan berusaha dan terus berusaha sampai kapanpun
Sekilas aku melirik ke sebuah toko bunga lain yang juga berada di jalanan ini. Dengan cepat aku menghampiri toko bunga itu dan membeli bunga Geranien kesukaannya. "How much?"
"$100."
"Sure, here. Thanks sir." Aku meninggalkan toko bunga itu dan kembali lagi menuju toko bunga milik Yeonjoo. Kulihat ia tengah berdiri sembari tersenyum, memandang jalanan sepi dihadapannya
Hari ini aku merasa bahagia ....
Karena bisa berjalan berdua bersamanya ....
Memandang langit-langit nan cerah ...
Menyapa orang-orang di sekitar ...
Tanpa memperdulikan masalah yang ada ...
Canda dan tawa menghiasi sepanjang perjalanan ..
Tuhan ...
Aku berterima kasih ...
Telat menciptakan kenangan seperti ini ..
Di hidupku ...
Aku berjalan kebelakang sosoknya, mengendus wangi bunga Geranien yang begitu mengharumkan dan bersiap-siap untuk memberinya kejutan.
"Omo!" serunya seraya berbalik kebelakang. Aku spontan menyembunyikan bunga Geranien dibelakang punggungku karena hatiku kembali gugup untuk kesekian kalinya
"Oh Kyuhyun-sshi! Aku tadi mencarimu dan kukira kau pergi meninggalkanku."
"Eum tadi aku pergi ke ujung jalan sana karena ada seseorang yang memanggilku. Kau tahu kan aku begitu populer disini?"
"Ck, alasan bodoh macam apa itu." batinku dalam hati
"Ah begitu. Apa pakaianku terlihat aneh?"
Aku memandang pakaian yang ia kenakan. "Kau terlihat bagus dan juga cantik."
"Astaga apa yang sudah kukatakan." batinku
"Eum Yeonjoo-sshi."
"Hahahahaha." tawa sekumpulan remaja yang berada di toko sebelah. Sial! Baru saja aku ingin menyatakan perasaanku dengan nada yang lembut "Mereka benar-benar berisik ya?" ceplosku
"Bodoh, bodoh bodoh!" umpatku kesal dalam hati.
"Mereka memang selalu begitu setiap harinya. Apa kau merasa terganggu?"
Aku menggelengkan kepalaku cepat, "Tidak. Sama sekali tidak."
Aku menghembuskan nafasku perlahan. Ya, mungkin ini saatnya untuk menyampaikan perasaanku kepadanya. Aku tidak mau merasa menyesal jika aku terlambat mengatakannya
"Yeonjoo-sshi." panggilku lembut.
"Nde?"
"Aku minta maaf karena terlalu lancang tapi apa kau mau meneri---"
"Lotte!"

KAMU SEDANG MEMBACA
If I Couldn't Pull Myself Away [END]
FanfictionKamu mungkin benar aku akan tersakiti. Terlebih aku tidak bisa merebut hatimu, dan kau juga tidak membalas cintaku. Tapi aku harap kamu menerima kunjunganku yang terakhir kalinya untukmu. Setelah itu, selamanya kita berpisah.