Chapter 1 Meeting

942 54 48
                                    

Seoul
26 Maret 2009

- Sekolah Tinggi Kepolisian Seoul -

Hari ini tengah diadakan upacara kelulusan bagi para akademis di sekolah ini. Namun tak terlalu ramai orang berlalu lalang di sekitar tempat itu. Selain para pelajar, orang luar memang dilarang memasukki area sekolah. Hanya para orang tua saja yang diperbolehkan jika ingin melihat putra putri mereka di wisuda, sekaligus mengabadikan momen mereka.
Tapi, malah bukan anak-anak mereka sendiri yang jadi perbincangan para orang tua. Namun mereka justru penasaran terhadap siswa yang menjadi lulusan terbaik di sekolah itu.

Para orang tua sibuk saling menggosip atau menerka-nerka siapa siswa jenius dan beruntung itu. Bahkan tak sedikit dari mereka menyombongkan putra putri mereka sendiri.
Dan semua itu di dengar dan dilihat oleh Lee Minseok.
Dia juga pelajar di sekolah itu, dan hari  ini pula ia wisuda untuk kelulusannya. Dalam hati ia bangga dengan dirinya sendiri, karena ia yang akan jadi siswa terbaik tahun ini. Siswa yang di perbincangkan ibu-ibu tukang gosip disudut sana itu. Ia pun akhirnya tak bisa lagi menahan rasa senangnya, hingga Minseok menyeringai juga.

Ia berjalan menuju pintu keluar, menengok kesana kemari, mencoba menemukan seseorang yang sudah di tunggunya sedari tadi. Tapi kemudian ia menghela nafas pasrah saat tak menemukan seseorang yang dicarinya. Lalu berjalan gontai kembali menuju ke tempat duduknya di bangku khusus para siswa.

Acara wisuda telah dimulai. Sepanjang acara Minseok duduk dengan gelisah. Ia masih menunggu kedatangan seseorang yaitu kakaknya. Hingga akhirnya namanya dipanggil untuk maju ke depan. Ia sedih, karena kakaknya yang ditunggunya tak jua menampakkan diri.

"Oppa, kau kemana? Apa kau lupa pada janjimu hari ini?"

Minseok pun akhirnya pasrah maju ke depan podium untuk menerima penghargaan sebagai murid terbaik tahun ini, namun tanpa didampingi kakak tersayangnya. Ia memang tersenyum, namun dalam hatinya ia sedih sekaligus kesal.

"Oppa, lihat saja, aku akan membunuhmu jika kita bertemu dirumah nanti. Awas kau oppa!" batin Minseok.

-------------------------------------------------------------

Same day at other place

"Yaaak..Minho, bisakah kau menanganinya dengan cepat sedikit! Aku sedang buru-buru, hari ini aku ada janji dengan adikku. Cepatlah!!"

Seseorang yang dipanggil Minho menyeringai,
"Hei, leader, sabarlah..kau tak seperti biasanya akhir-akhir ini. Ada apa denganmu? Aaaah..kau pasti memikirkan adikmu lagi ya, ah, arasso arasso..sebentar, sedikit lagi, eoh,"

Seorang pria yang dipanggil Minho dengan sigap menyelesaikan pekerjaannya. Kemudian Minho memberi kode pada teman-teman mereka yang mengawasi pekerjaan Minho dan sang leader dari luar.

Leader yang sedari tadi merasa gelisah karena sesuatu, berulangkali meneriaki teman-temannya. Padahal hanya karena menginjak kakinya atau hanya karena menguap disebelahnya.
Seorang anggota tim lainnya yang bernama Jonghyun mengernyit aneh karena selalu kena omel leader, ia hanya bisa mendengus kesal jika penyakit leadernya ini kumat.

"Yaa..Onew sebenarnya apa yang terjadi padamu hari ini? Apa kau sedang mengalami sindrom kelabilan?" tanya Minho.

Onew melirik Minho, namun hanya diam saja tak menanggapi. Yang ada di pikirannya hanya keadaan adiknya. Ia tak lupa dengan janjinya hari ini, hanya saja pekerjaan yang diberikan padanya, ternyata membutuhkan waktu lebih lama dari biasanya.
Ia menyesal tak melakukan survei lebih awal pada targetnya. Ini semua karena bos mereka yang baru.

Dulu sebelum bosnya menyerahkan jabatannya pada putra tunggal kesayangannya, ia tak pernah mengalami kesulitan melakukan eksekusi pada semua targetnya karena bosnya selalu melakukan survei terlebih dahulu sebelum memberi perintah eksekusi.
Tapi kali ini, setiap tugas yang akan dilakukannya ia harus melakukan sendiri survei terhadap target. Setiap akan bertanya sesuatu, bos barunya tak mau menjawab. Bahkan menemui semua anak buahnya secara langsung saja tidak pernah.
Onew sendiri lama kelamaan merasa penasaran dengan bos barunya ini. Ia sangat misterius, tak banyak bicara dan tak pernah mau mengikuti pertemuan rutin yang selalu diadakan ayahnya setiap dua minggu sekali.

Just One More Time [Hunmin] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang