Chapter 5 Final

399 31 22
                                    

*
*
*

"Minseok, buka pintunya!" Onew menggedor pintu kamar Minseok.
"Minseok, biarkan oppamu ini menjelaskan semuanya padamu, Min!"

Minseok dengan sedikit cemberut dan ogah - ogahan membuka kamarnya.
"Kita bicara di bawah saja," Minseok mendahului Onew turun ke ruang keluarga mereka.

"Jadi?" Minseok masih menunduk cemberut sambil memeluk bantal.

"Minseok, aku rasa, sebaiknya kita pergi saja dari Korea," Onew berbicara agak lirih, namun masih terdengar oleh Minseok.
"Aku, merasa menyesal sudah membohongimu selama ini. Jadi, aku ingin menebus semua kesalahanku."

"Lalu? Kenapa harus pindah dari Korea? Bukankah di sini juga bisa?" Minseok bertanya tanpa ekspresi, seperti menahan amarahnya.

"Supaya kau bisa jauh dari Luhan dan si bodoh itu," Xiumin melirik tajam kakaknya.
"Aku tak peduli seberapa lama kau mengenal mereka, tapi mereka sudah memanfaatkanmu selama ini."

"Bisakah jelaskan dengan lebih rinci? Aku benar - benar tak paham dengan apa yang oppa katakan," Minseok menggertakkan giginya. Ia masih merasa kesal dengan sikap kakaknya sekaligus karena kakaknya tak pernah jujur padanya.

"Oppa tahu kau marah. Oppa minta maaf padamu, tapi, kali ini kumohon dengarkan oppamu," Onew benar - benar serius saat ini. Minseok yang menatap kakaknya, merasa jantungnya berdegup kencang.

Bahkan mulai merasa terpengaruh.
'Apa mungkin yang di katakan oppa ini benar? Tapi Luhan maupun Sehun sendiri tak pernah melakukan apapun padaku, setidaknya belum,' pikir Minseok.

"Minseok, apa kau masih ingat hari dimana eomma dan appa terbunuh?" Onew bertanya takut - takut.
Minseok mengangguk.

"Dan saat kita bersembunyi di kamar itu, apa kau ingat dengan salah satu anak laki - laki sebaya denganmu selain Sehun?"
Minseok berpikir lagi. Matanya membelalak, lalu mengangguk, dia ingat anak laki - laki itu.

"Kau pasti tak mengetahuinya, tapi anak laki - laki itu adalah Luhan. Dan dia adalah anak tunggal dari teman appa yang pengusaha itu, ahjussi Hangeng," Onew berhenti sejenak, melirik ke arah Minseok. Ingin tahu reaksi dari adiknya.
Dan reaksi Minseok sangat terkejut, meski setelah itu bersikap biasa lagi.

"Dan apa kau tahu juga siapakah seseorang yang sudah membunuh orang tua kita dan ayah Luhan?" Minseok menggeleng, dan tangannya gemetar.
"Dia adalah ayah Sehun."

Minseok membekap mulutnya sendiri.
"Tak mungkin, oppa, kau sedang berbohong padaku. Aku tahu itu! Kau sedang berusaha mengarang cerita supaya aku tak marah lagi padamu dan membenci teman - temanku! Aku tak percaya padamu!"
Minseok berdiri dan mulai gelisah, dia menolak menerima apa yang baru saja di ucapkan kakaknya.
"Tidak, itu tidak mungkin, ini semua bohong! Aku tak percaya padamu. Aku akan bertanya pada mereka sendiri!"

Lalu Minseok berlari keluar rumahnya secepat kilat tanpa mempedulikan kakaknya yang memanggilnya.
"Minseok, dengarkan dulu seluruh ceritanya, Minseok! Minseok!" Onew mengacak rambutnya kesal. Lalu menyusul adiknya keluar.

Tapi Minseok hanya berdiri diam di balik pintu gerbang rumahnya. Onew menatap adiknya dari jauh. Bertanya - tanya, kenapa adiknya hanya berdiri saja di pintu gerbang dan tidak keluar.
Namun Onew tak melihat tangan dan kaki Minseok yang gemetar. Minseok mendengar semua, mendengar apa yang dikatakan oleh dua orang yang berada tepat di balik pintu gerbang.

'Apa?! J..jadi, yang dikatakan oppa benar. Tapi kenapa?' batin Minseok merasa terguncang hebat.
Dengan tangan yang bergetar hebat, ia mencoba membuka pintu gerbang itu.

"M..minseok??"

"Minseok?"

Minseok dengan mata penuh kebencian dan gigi bergemeletuk menahan amarah, menatap kedua pria di hadapannya dengan bergantian.

Just One More Time [Hunmin] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang