Antara ayah dan anak memang biasanya terjalin hubungan yang unik. Erwin itu tidak hanya good father buat Arssya dan Aldrich, tapi juga sahabat baik mereka, ayah yang disiplin saat membentuk karakter kedua putranya dan melakukan segela hal supaya potensi yang ada dalam diri Arsy dan Al bisa dimaksimalkan, sebagai pelindung dikala anak-anaknya dalam kesulitan, penasehat yang baik saat kedua putranya melakukan kesalahan, tapi tak jarang juga jadi boss iseng yang ngajarin anaknya hal gak bener buat ngerjain mamanya di hari ulang tahun Isyana, gimana bener, coba, berkonspirasi dengan Tyo, pura-pura menculik Arsy dan Al, kemudian membujuk kedua anaknya yang susah diajak akting dengan sekarung lego.
"Pura-pura nangis gih, bilang mama kalau kalian diculik oom-oom serem...," kata Tyo mengikuti instruksi Erwin. Kakak iparnya itu kadang memang agak miring gimana gitu kalau menyangkut istrinya. Persis kelakuan walikota Bandung, kang Emil kalau sudah ngadepin istrinya. Walaupun berumur delapan tahun, Arsy itu sangat cerdas, lain dengan Aldrich yang masih polos, mau disogok lego sama es krim.
"Dua juta ya oom....," tawar Arsy.
"Kampret nih anak," batin Tyo. "Isi kepalanya mulu duit, kayak bapaknya. Mana tiap hari main monopoli nggak bosen-bosen, mau jadi apa si Arsy gedenya? Hadehhh..,"
"Duitmu kan udah banyak Arsy, malak oom mulu waktu sunatan, lebaran, kemarin malak Opa Yuan juga waktu imlek...mau buat apa sih duitnya?,"
Arsy berkacak pinggang pongah. "Mau buat beli Bank!,"
Nah, mana ada kan bocah yang mikir buat beli Bank, Arsy pengen beli bank karena dipikirnya Bank itu tempat untuk mencetak duit.
"Cincai lah....nanti oom mintain lima juta kalau perlu ke papa kamu...," Tyo memasang kumis palsu, wig dan kacamata hitam. "Atau oom culik kamu beneran biar dapet duit tebusan!," pikir Tyo kesal.
"Hayuk, naik ke mobil...,"
"Mau kemana oom?,"
"Vila Jakal, kita sekalian jemput Oma Wilma, kalian bantuin ambil dus cake sama kue-kue yang udah dibuat oma...,"
Setelah sampai di kaliurang, Tyo menelfon Isyana dengan suara serak-serak basah, mengatakan kalau dia menculik anak-anak dan latar belakang Arsy-Al yang pura-pura nangis, membuat Isyana langsung histeris.
"Jangan sakiti anak anak saya....!! saya akan turuti mau kamu...,"
Setelahnya, Isyana membawa Auryya dan mengkontak Erwin. Penculik pun mengatakan kalau Isyana harus membawa sejumlah uang ke Jalan Kaliurang, Erwin menyanggupi dan pergi ke sana terlebih dahulu.
"Kita mampir vila dulu ma....papa disuruh anter uang tebusannya nanti jam dua siang, masih ada waktu dua jam lagi, mama segera ke sini ya?,"
Isyana menurut dan sampai di vila, suasana sangat sepi.
"Dimana mas Erwin ya?," gumam Isyana. Saat membuka pintu vila, ternyata tidak dikunci. Hanya saja, suasana gelap karena gorden belum dibuka, Isyana menggandeng Auryya masuk dan...
"Surprise!!!,"
Ternyata keluarga sudah berkumpul dan Isyana menangis lega melihat kedua putranya baik-baik saja.
Sayang sekali, kejutan indah itu berakhir tragis siang harinya, tatkala Tyo mengajak anak-anak ke perkebunan, terjadilah kecelakaan tragis yang merenggut nyawa Auryya. Sejak saat itu, keluarga Reinald tidak pernah lagi mengunjungi vila di Kaliurang, walaupun sampai sekarang vila itu terrawat baik, Isyana selalu beralasan, jalan masuk ke Vila membuatnya sedih, ngingetin sama Auryya. Arsyya pun demikian, sampai sekarang Arsyya tidak pernah lagi ke vila, hanya Al dan teman-teman di kampus yang kadang mengadakan rapat sekaligus RAT BEM di sana.
![](https://img.wattpad.com/cover/111370154-288-k793475.jpg)
YOU ARE READING
THE CHOSEN ONE
RomanceWarning ini bukan cerita Islami ya, mature content. Rupawan, hartawan, multitalented dan mendapat gelar mahasiswa paling sukses di Universitas Islam, belum tentu Aldrich Qalifa Reinald menjadi dambaan setiap wanita. Karena bagi Queen Haura Raihanah...