[Part 3 - The Real You]

2.8K 265 33
                                    

Al menjemput Haura setelah terlebih dulu mampir menjemput Aline.

"Kok mas Al bawa cewek cantik?," tanya Nisa.

Haura tersenyum. "Jangan kepo...udah dulu ya...aku pulang dulu..,"

"Cieee...yang udah punya suami....," goda Intan. Haura memeluk teman-temannya dan melambaikan tangan. Al membukakan pintu untuknya kemudian kembali duduk di samping Aline.

"Kita antar Aline ke tempat Tante Mei dulu ya Ra...,"

"Iya mas, gapapa...,"

Aline tampak cukup pendiam kali ini, gadis itu hanya menatap keluar jendela lalu saat Al membukakan pintu untuk Aline turun, gadis itu hanya diam lalu masuk ke rumah.

"Eh, Aldrich? Nggak masuk nak?," seorang wanita paruh baya keluar rumah dan menyapa Aldrich. "Aline kenapa?,"

"Nggak papa te, Al juga nggak tahu kenapa Aline ngambek...Al pamit dulu ya te?,"

"Lho, kok cepetan? Lah ini siapa?," tanya tante Mei saat melihat Haura turun.

Haura dengan sopan menyalami tante Mei.

"Ini Rara..mm...istri saya...," kata Aldrich.

Tante Mei terbelalak. "Ooh, pantes aja Aline ngambek, tapi gapapa, namanya juga anak gadis, nanti tante akan beri pengertian ke Aline ya...nggak masuk dulu? Nggak ngobrol dulu sama oom Yansen?,"

"Sudah sore te, mau persiapan berbuka juga...Rara...biasanya nemenin mama masak..,"

"Gitu ya, salam buat mama kamu ya Al...,"

"Iya te...," lalu Al meraih tangan tante Mei. "Al hanya mau jelasin, kalau pernikahan Al memang agak...mendadak, bukannya kami nggak mau undang tante dan keluarga, Al sudah anggap tante Mei dan oom Yan kayak orangtua Al, tapi, nanti setelah lebaran, kami akan undang kerabat untuk merestui pernikahan kami, Al minta maaf ya Te....,"

Tante Mei mengangguk. "Iya Al, nggak apa apa...," lalu tante Mei menatap Haura. "Kalian...ah, nggak mungkin kalau anak cantik ini hamil duluan kan?,"

Al menggaruk kepalanya. "Nggak lah te...nanti mama pasti cerita....nggak kayak gitu juga...,"

Tante Mei tertawa. "Iya, makanya tante langsung tanya, kayaknya gak mungkin Al nakal begitu, yaudah nanti tante telpon mama kamu...,"

"Makasih te, Al pamit dulu...," Al mencium tangan tante Mei, Haura melakukan hal yang sama. "Salam buat oom Yan..,"

---

"Kayaknya, Aline....cemburu ya mas?," tanya Haura memberanikan diri.

"Iyakah?," Al mengernyit. "Aline itu nganggep mas kayak kakak sih, mungkin dia kecewa, karena mas nikah nggak bilang ke dia, tapi, kemarin itu memang dadakan, jadi mas nggak sempat mikir sampai beritahu Aline segala, Arsyya juga ketawa waktu papa kasih tahu kabar itu, dikiranya bercanda,"

Haura meringis. Orang kayak Al, adalah makhluk paling enggak peka di dunia.

"Kalian berteman sejak kecil, apakah mas tidak pernah merasakan misal Aline suka sama mas?,"

Al tampak berfikir.

"Memangnya, apa tanda seorang perempuan menyukai lelaki?,"

Haura menepuk keningnya. "Memang nggak peka ya?,"

Al menatap Haura sebelum kembali konsentrasi menyetir.

"Aku nggak ngerti masalah ginian...,"

"Memangnya mas nggak pernah menyukai perempuan?,"

THE CHOSEN ONEWhere stories live. Discover now