Bag 11

58 11 3
                                    

Miko Ayaka tidak punya pilihan lain selain membiarkan Haruka pergi ke rumahnya. Haruka dan Aii akan berangkat besok pagi dan mereka akan naik angkutan umum.

Besoknya mereka berangkat bersama, untuk sampai ke tempat angkutan umumnya mereka harus melewati gang tempat Haruka melihat hantu anak kecil beberapa hari lalu.

Aii menggenggam kuat tangan Haruka saat mereka melewati gang itu.

"Kau takut ya?" Goda Haruka pada Aii

"Tidak... siapa yang takut..? Aku hanya memegangmu untuk memastikan kau tidak kabur" kata Aii dengan suara yang agak gemetaran

"Buktinya kau gemetaran begitu" kata Haruka

"Sudah.. ayo cepat kita pergi.. mobilnya akan berangkat" kata Aii sambil mulai berjalan cepat dan masih tetap memegang tangan Haruka

"Aku akan di kurung lagi kalau berbicara denganmu.. " kata Haruka setengah berbisik

Aii berbalik untuk melihat Haruka yang bicara sendiri dan benar saja.. saat di tengok Haruka sedang melambaikan tangan di gang kosong itu. Haruka yang kaget karena Aii yang tiba-tiba berbalik padanya segera menghentikan aktifitasnya.

"Apa yang kau lakukan?" Tanya Aii

"Apa? Aku hanya menggaruk kepalaku kok" jawab Haruka

Aii tidak menanggapi jawaban Haruka dan terus menarik tangannya untuk menjauh dari tempat itu.

Selama dua jam perjalanan Aii dan Haruka diam saja, sampai akhirnya mereka sampai di Tokyo. Aii terlihat ketakutan, wajahnya bahkan lebih pucat dari yang tadi.

"Kenapa?" Tanyaku akhirnya

"Apa?" Tanya Aii kebingungan sambil terus menyembunyikan ketakutannya

"Kenapa kau pucat begitu? Perasaan kau tidak bisa melihat makhluk halus..."

"Kelihatan ya?" Tanya Aii

"Iyalah.. ada apa sih?"

"Aku belum pernah pergi sejauh ini dari kuil, apalagi ke tempat yang sangat ramai begini" jawab Aii sambil berbisik di telingaku

Tokyo adalah pusat kota, tentu saja disini lebih ramai dari pada di desa.

"Ayo jalan" kataku sambil menarik tangannya

Setelah berjalan cukup lama akhirnya kami sampai di depan rumahku, rumah yang kutempati sejak aku dilahirkan.

"Waaaah.. ini rumahmu?" Tanya Aii sambil tersenyum lebar, dia seperti sudah melupakan ketakutannya tadi

"Iya.." jawabku sambil mendekati gerbang rumah dan mengetuk pintunya

Seorang wanita membuka gerbangnya, tapi sepertinya dia membukanya bukan untuk mengijinkan kami masuk karena gerbangnya hanya di buka sebesar tubuhnya saja.

"Wah.. kau yang sering datang ke kuil kan?" Tanya Aii masih dengan ekspresi senangnya

"Saya Cihiro.." kata wanita tadi sambil mengulurkan tangannya pada Aii "maaf.. kalian tidak di ijinkan untuk masuk" kata Cihiro dengan wajah sedikit menunduk

 kalian tidak di ijinkan untuk masuk" kata Cihiro dengan wajah sedikit menunduk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku hanya ingin mengambil foto ibu.." kataku menjelaskan maksud kedatanganku

"Foto nyonya?" Tanya Chiyo agak terkejut

"Iya, foto ibuku..bisa kau ambilkan?"

"Tapi...."

"Semua foto ibumu sudah tidak ada" kata seorang wanita yang tiba-tiba keluar dari rumah dan wanita itu adalah ibu tiriku

"Nyonya.." kata Cihiro sambil membungkuk pada wanita tadi

"Apa maksudnya? Bagaimana bisa foto ibuku tidak ada?" Tanyaku sambil menahan air mata

"Kau terlambat.. seharusnya kau datang lebih cepat, karena kami sudah membakar semua foto ataupun barang-barang yang berhubungan dengan ibumu beberapa hari lalu" jawab ibu tiriku dengan wajah menyeramkan. Wajahnya bahkan lebih menyeramkan dari wajah hantu yang sering ku lihat.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 13, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Shōjo wa yūrei o mimashita (少女は幽霊を見ました)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang