Jika dunia baik-baik saja, aku tak akan bertemu kalian.
Api adalah sebab. Berkat api aku memahami duka. Api memperkenalkanku pada rasa putus asa dan rasa kecewa. Api membawaku bertemu kalian. Sayangnya api tak memiliki makna yang sama bagi anak perempuan yang nantinya kutemui di depan tungku penghangat ruangan.
Etna pernah menulis dalam bukunya, "Dunia adalah tempat yang busuk. Manusia dikutuk atas kesendirian dan kekosongan. Kesepian mengalir dalam darah dan menyatu bersama rusuk mereka. Tidak seorang pun pantas dipercaya, tidak ada manusia yang benar-benar peduli terhadap manusia lain. Dunia adalah pilihan tentang membunuh atau dibunuh. Dan untuk tetap bertahan aku harus membunuh diriku sendiri ".
Etna benar--meskipun tidak demikian bagi beberapa fraksi yang lebih memilih untuk mengkritik isi bukunya--aku merasakan kutukan itu dalam setiap jengkal tubuhku. Seperti pada malam itu. Ketika aku mempercayai Norah, kakak perempuanku. Kuanggap dia tak akan pernah meninggalkanku. Namun, takdir mengambilnya.
Hari itu Erthes hangus. Mereka mengirimku--satu-satunya orang yang selamat--turun ke jantung Emithra. Azurine Houilee. 15 tahun, seorang tawanan kerajaan.
Pada bulan Agustus seorang pemuda datang secara diam-diam ke gereja. Menyampaikan tawaran berburu tak masuk akal lantas mengajakku 'pulang'. Dia memiliki sebilah pedang yang persis dengan milik prajurit kerajaan, dengan sombong mengatakan bisa memberiku yang lain jika aku menginginkannya. Itu adalah kali pertama aku bertemu seorang Yumeko. Pemuda itu adalah Kohara dan aku tahu dia seorang pencuri.
Keputusan untuk tetap tinggal atau melangkah keluar meninggalkan gereja dan menyeberangi hutan tidak pernah menciptakan jalan untuk pulang.
Terlepas dari beberapa hal yang kutahu, aku memilih untuk tetap mengikutinya.
Pada akhirnya Kohara berhasil mempermainkan prajurit kerajaan dan membuat kerusuhan, karena begitulah keadaan Emithra begitu pemuda sinting itu melepaskan seorang pembunuh gila yang telah diburu dunia selama satu dekade. Keributan terjadi setelah Azurine Houilee menghilang. Sayangnya gadis yang telah membakar kampung halamannya itu takkan pernah kembali karena dia sudah mati.
***
10 Agustustus XX32
Panti Asuhan-Grandeus, Emithra
Berkas cahaya keemasan menyusup ke dalam ruangan melalui dua buah jendela bulat pada dinding berbatu. Seorang gadis terbaring pada sebuah ranjang kecil di sudut kamar, tepat di bawah jendela yang tidak berhadapan dengan pintu. Cahaya matahari membuat kulitnya yang pucat terlihat lebih hangat.
Gadis itu perlahan membuka mata. Di sudut lain ruangan, tepat di depan ranjangnya, siluet buram seseorang sedang duduk bersandar pada sebuah kursi kayu yang menghadap ke arahnya. Gadis itu mengerjap hingga berhasil mengkap sosok pemuda yang dikenalnya. Yumeko Kohara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Treaterra : Lack of Clarity
PoetryKemudian takdir mempertemukan segalanya. Api dan air. Kemampuan dan batasan. Kutukan dan doa. Dia dengan para Yumeko--orang-orang yang terikat tangannya. Tidak ada apapun yang tersisa, kecuali ketidak jelasan dan misteri tanpa batas. Persis seperti...