Kepadamu, Tuan
Kenapa gerangan selalu mengusik aku punya angan?
Menelusupi malam-malamku tanpa ada daku izinkan
Lantas lenyap bersama fajar, sebelum pamitanKepadamu, Tuan
Kenapa harus datang bila pergipun harus jua kau lakonkan?
Kenapa hobi mampir bila tak ingin tinggal?
Kenapa mesti bikin nyaman bila hanya persinggahan?Kepadamu, Tuan
Ragamu telah lama ditelan hamparan lautan
Namun kenapa jiwamu masih betah kujadikan teman?
Menjelma jadi seonggok barang bernama kenangan
Mendekam dan siap menerkam dikala kukesepianKepadamu, Tuan
Hatiku tak suka kau invasi tanpa diberi kesempatan untuk melawan
Khayalku tak bersedia kau kuasai tanpa andil untuk mengimaji
Kepalaku tak sudi kau sabotase tanpa ada spasi untuk megendaliKepadamu, Tuan
Aku ini bukan mainan
Punya perasaan, punya angan, punya pikiran
Tahukah, aku tak pernah ingin kau perlakukan sedemikian?Kepadamu, malam
Sampaikan salamku kepada Si Tuan
Agar angkat kaki ia dari diriku yang dirinya sok kuasai
Agar pulang ia ke rumah tempat sepatutnya ia kembaliKepadamu, malam
Agaknya aku salah paham
Si Tuan ini, bukan dirinya yang betah bermalam
Rupanya, adalah hatiku yang tak rela melepaskanKepadamu, malam
Ternyata aku tak mau kehilangan
Jadi, biarkan saja dia kutawan
Sekian
6/6/17
Mayang Sani
KAMU SEDANG MEMBACA
Puisi Mayang Sani
PoetrySebuah antologi puisi. Tak perlu banyak deskripsi. Silakan baca sendiri. Selamat menikmati dan semoga menyukai!