Part 8

1K 53 2
                                    

Jika kau mencintai seseorang, maka engkau akan mendoakan kebaikan baginya pada siang dan malam. Tidak pernah peduli dia megetahui atau tidak.

-aldilladharma

-----

Novel romance menjadi andalan Nadhira saat ini. Jika tidak ada tugas rumah atau hangout bersama teman-temannya Nadhira memilih membaca novel. Sendirian dikamar membawa novel dengan ditemani lagu-lagu tertentu itu kebahagiaan tersendiri untuk Nadhira.

Namun kali ini berbeda. Nadhira hanya membalik-balikan halaman novel tanpa membacanya. Nadhira juga tidak fokus dengan musik yang didengarkannya saat ini. Apa yang ada dipikiran Nadhira saat ini ? Tentu saja Nathan.

Bodoh bukan. Cowok yang selalu mengganggu hidupnya dan membuatnya kesal setiap hari malah memenuhi otaknya sekarang. Apalagi beberapa hari yang lalu Nathan mengungkapka perasaannya kepada Nadhira. Nadhira dibuat binggung dengan perasaannya. Nathan selalu terkesan manis didepan Nadhira. Membuat Nadhira bersemu merah setiap saat. Nadhira menutupkan novel yang ada digenggamannya kewajahnya. Menahan malu mengingat kejadian-kejadian bersama Nathan. Tapi apa yang membuatnya malu ? Bahkan disini tidak ada orang. Nadhira memang aneh.

Suara bel pintu membuyarkan lamunan Nadhira tentang Nathan. Tapi siapa yang bertamu malam-malam begini. Apa itu Nathan ? Pikir Nadhira.

Nadhira langsung keluar dari kamarnya dan membukakan pintu. Ternyata dugaannya salah. Bukan Nathan yang ada disini. Tapi Arsen.

"Arsen." Katanya dengan nada kecewa.

"Hai Nadh."

"Ngapain Sen malam-malam kesini ?" Tanya Nadhira.

Nadhira menangkap sesuatu yang dibawa Arsen. Sebuah bunga mawar merah. Tunggu.. apa bunga itu untuk Nadhira. Belum tentu juga.

"Aku mau ngomong sesuatu Nadh sama kamu ?"

'Jangan-jangan Arsen mau nembak aku.' Batin Nadhira.

"Aku suka sama kamu Nadh."

Ternyata benar dugaan Nadhira. Arsen mengutarakan perasaan sukanya kepada Nadhira. Arsen orang yang baik namun sayang hati Nadhira saat ini bukan untuk Arsen. Tapi untuk si BadBoy Nathan.

"Aku mau kamu jadi pacar aku." Arsen menyodorkan mawar merah itu kepada Nadhira berharap Nadhira menerimanya.

"Maaf aku tiba-tiba kayak gini. Aku cuma nggak mau keduluan sama Nath..."

"Kamu udah keduluan Sen." Nadhira memotong ucapan arsen.

"Kalian udah pacaran ?" Nadhira menggeleng.

"Kamu cinta dia ?" Arsen memejamkan matanya sejenak.

"Aku juga nggak tau ini cinta atau nggak. Yang jelas aku nyaman sama Nathan." Jawab Nadhira. Jujur Nadhira tidak enak berkata seperti ini kepada Arsen. Nadhira hanya tidak ingin memberi harapan palsu kepada Arsen.

Seharusnya dari awal Arsen sadar, dia tidak akan pernah menang dari Nathan. Nathan telah merebut hati gadis yang dicintainya selama bertahun-tahun.

"Semoga kamu bahagia sam pilihan kamu Nadh."

Ikhlas. Hanya itu yang bisa Arsen lakukan saat ini. Selama Nadhira bahagia Arsen akan menerima pilihan itu.

"Kalo kamu nggak bisa jadi pacar aku. Kamu mau kan jadi sahabat aku." Tawar Arsen. Nadhirapun menggangguk.

Setidaknya Arsen masih bisa disamping Nadhira meskipun hanya sekedar sahabat.

--

Pagi ini lagi-lagi Squad membuat ulah. Mereka mencoret-corek dinding kelas menggunakan pilok.

NadhiraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang