"Tolong... tolong."
Ketika perjalanan menuju sekolah, Nadhira mendengar suara wanita minta tolong. Detik itu juga Nadhira menghentikan mobilnya. Nadhira yang masih didalam mobil menyipitkan matanya untuk melihat keadaan diluar. Tiba-tiba Nadhira terfokus pada dua orang pria dan satu wanita. Awalnya Nadhira tidak peduli, namun setelah diamati gadis yang bersama pria itu tidak lain adalah sabahatnya Gaby.
Nadhira langsung keluar dari mobil dan menghampiri mereka bertiga.
"Lepasin sahabat gue."
"Eh cantik jangan galak-galak dong." Ucap pria berjaket merah. Tangannya berusaha menyentuh dagu Nadhira, namun untung saja Nadhira bisa mengelak.
"Lo lepasin dia, atau lo berurusan sama gue." Tatang Nadhira.
"Lo nantangin kita ? Cih.. lo pikir cewek kayak lo bisa lawan kita ?" Ucap pria yang lainnya.
Tanpa basa basi Nadhira langsung menyerang mereka berdua. Nadhira menggigit tangan pria berjaket merah tujuannya agar dia melepaskan genggamannya dari tangan Gaby. Dan ternyanta usaha Nadhira berhasil. Lalu Nadhira melakukan hal yang sama pada pria yang satunya.
Karena geram dengan ulah Nadhira, mereka berdua hendak menyerang balik Nadhita. Namun Nadhira berfikir dia tidak mungkin bisa melawan dua orang laki-laki sekaligus. Meskipun dia jago dalam hal bertengkar tetap saja dia wanita.
"Kita satu lawan satu." Tawar Nadhira.
Mereka tersenyum meremehkan."Kenapa lo takut sama kita ?"
"Udah Nadh kita pergi aja." Gaby menarik ujung seragam Nadhira.
"Nggak Gab, mereka harus dikasih pelajaran."
"Kalo kalian nggak banci, seharusnya kita satu lawan satu." Nadhira balik meremehkan kedua pria tersebut.
"Oke kita satu lawan satu." Ucap pria berjaket merah.
Nadhira dan pria berjaket mulai bertarung. Nathira menonjok pipi kiri pira itu dengan tangan kanannya. Dengan tasa tidak tau mau pria berjaket merah itu membalas pukalan Nadhira sampai Nadhira tersungkur dijalan. Darah segar mengalir di sudut bibir Nadhira. Nadhira menghapus darah itu dengan punggung tangannya. Bukan Nadhira kalau dia menyerah begitu saja. Nadhira langsung bangkit dan mulai menghabisi pria berjaket merah tersebut. Tangan kanan Nadhira digunakan memeluntir tangan pria itu dan membalikkannya. Pria berjaket merah itu terlihat kesakitan karena tangannya terasa mulai patah. Belum puas dengan itu Nadhira menjatuhkan pria itu di jalan, kemudian dia menonjoki wajah pria itu hingga babak belur. Karena ketakutan dengan Nadhira pria yang satunya kabur meninggalkan pria yang berjaket merah.
"Udah Nadh, dia udah babak belur." Gaby menghentikan aksi Nadhira. Karena Gaby tau kalau Nadhira marah seperti orang kesetanan.
"Nggak sebelum dia mati."
"Jangan gila Nadh, tolong berhenti." Akhirnya Nadhira mengiyakan permintaan Gaby dengan berhenti memukuli pria berjaket merah tersebut.
Nadhira dan Gaby meninggalkan pria itu yang sudah terkapar dijalan. Tidak ada niatan untuk membantu pria itu. Biarkan saja itu pelajaran karena dia telah mengganggu sahabatnya Gaby.
"Kita udah telat banget nih Nadh." Gaby melirik jam tanganya sekilas yang menunjukkan pukul 09.35.
"Terus ?" Nadhira menaikkan sebelah alisnya.
"Emang kita bisa dibukain pintu ?"
"Lo lupa gue siapa ?"
"Anak pemilik sekolah." Ucap Nadhira dan Gaby bersamaan.
----
"Lo ke kelas nggak Nadh ?"
"Nggak, titip absen ya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Nadhira
Teen Fiction#813 dalam TEENFICTION (30-09-2017) Adakah cara untuk menjatuhkan cinta tanpa mematahkan hati ? Kehidupan Nadhira berubah drastis sejak Nathan Alvaro Pradigta hadir dalam hidupnya. Seorang badboy yang bisa mengendalikan Nadhira. Hingga Nadhira jatuh...