Part 10

904 47 0
                                    

Datanglah sekali lagi dan ucapkan apapun. Karena pergi tanpa pamit itu sungguh menyakitkan

@infiniteloved

----

Sudah empat bulan hubungan Nathan dan Nadhira berlangsung. Semua fans Nathan sudah mulai menerima hubungan Nadhira dan Nathan, bahkan ada yang menjadi shiper mereka. Kalau soal hubungan Nathan dan Nadhira hubungan mereka berjalan sangat lancar. Hanya saja Nathan yang jarang ada waktu untuk Nadhira.

Sudah setengah jam Nadhira menunggu Nathan di parkiran. Nathan berjanji kepada Nadhira akan mengajak Nadhira jalan-jalan sepulang sekolah. Tapi nyatanya Nathan tidak datang-datang.

"Nadhh.." Ada sesorang yang menepuk bahu Nadhira. Nadhira menoleh. Dia mengira itu Nathan, ternyata bukan. Ternyata Davino pria yang menepuk bahu Nadhira.

"Ada apa Dav ?"

"Nathan nggak bisa nganterin lo pulang. Dia ada latihan basket."

Nadhira menghela nafas kasar. Ini bukan pertama kalinya Nathan membatalkan janji. Tapi sudah berulang kali. Ada apa dengan Nathan sebenarnya. Nathan terlihat menghindari Nadhira.

"Nadhh.. Nadh.." Davino memanggil-manggil Nadhira yang sedari tadi melamun.

"Eh.. i..ya."

"Lo nggak papa kan ?" Tanya Davino khawatir. Nadhira menggeleng.

"Lo mau pulang sama gue atau..."

"Pulang sendiri aja Dav. Makasih."

"Gue duluan ya Nadh." Nadhira mengangguk.

Nadhira mengusap wajahnya kasar. Air mata nya hampir menetes. Nathan yang dia kenal dulu berbeda dengan Nathan yang Nathan yang sekarang. Nadhira tidak mengenal Nathan yang sekarang. Tidak ada Nathan yang bersikap manis setiap waktu. Tidak ada Nathan yang selalu memberi sesuatu tak terduga untuk Nadhira. Dan tidak ada Nathan yang selalu menepati janjinya.

Disini lain Nathan sedang berdiam diri dirumah. Ya, Nathan bohong. Dia tidak sedang latihan basket. Buktinya sekarang Nathan duduk melamun di rumah.

"Nath.." Panggilan Andreass membuyarkan lamunan Nath.

"Hmm ?"

"Lusa kita berangkat."

Nathan memejamkan matanya sejenak. Nathan tidak kuat memikul beban keberat ini.

---

Pagi ini seluruh murid masih disibukkan dengan ujian kenaikan kelas. Ini adalah hari terakhir ujian kenaikan kelas. Tidak terasa sebentar lagi mereka akan naik ke kelas sebelah.

Seiring berjalannya waktu. Tidak merubah perdebatan antara Gaby dan Tara. Sudah empat bulan berlalu mereka masih saja sering bertengkar. Padahal hal yang menjadi perdebatan tidak terlalu penting.

Seperti sekarang mereka bertengkar karena Gaby memandang Tara dengan tatapan sinis. Ingat.. itun hanya presepsi dari Tara.

"Aku udah bilang aku itu nggak sinis." Bantah Gaby.

"Terus itu tadi apa."

"Cara mandang aku memang kayak gini Tara. Ngertiin dikit dong."

"Emang lo siapa gue minta dingertiin." Jawab Tara Acur. Karena sebal dengan sikap Tara, Gaby menjambak rambut Tara.

Gaby enggan melepaskan tangannya dari rambut Tara. Meskipun Tara terus-terusan berteriak kesakitan. Salah sendiri, Tara selalu saja ingin membuat ulah dengan Gaby.

"Kalian kok berantem terus sih." Perkataan Nadhira melerai aksi perang mereka.

"Tara tuh Nadh, ngeselin mulu." Adu Gaby.

NadhiraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang