Part 11

864 49 3
                                    

Adakalanya saat kau hampir melupakan cinta yang pernah menyakitkan. Ia datang lagi bagai angin. Menyegarkan sementara. Lalu pergi begitu saja

-Gadis kopi

------

Satu tahun kemudian.

Keadaan SMAN 2 masih sama seperti satu tahun yang lalu. Squad masih menguasai seisi sekolah meskipun tanpa kehadiran Nathan. Namun ada satu hal yang berbeda. Ada satu orang siswi yang juga menguasai SMAN 2. Bahkan derajatnya sama dengan Squad.

Tidak ada yang berani melawan dia. Entah itu cewek atau pun cowok. Meskipun statusnya adalah seorang perempuan.

Setiap dia melangkah semua pasang mata selalu menunduk. Tidak berani menatapnya. Sikap dinginnya malah membuat semua pria jatuh hati padanya. Siapa yang tidak tergoda dengan paras cantiknya. Tidak ada satu lelakipun yang bisa menaklukkan hatinya, kecuali masa lalunya. Namun dibalik kesempurnaan gadis itu, dia adalah seorang BadGirl. Gadis yang suka melanggar aturan, dan tidak mau mendengarkan perintah dari orang lain. Dia hanya fokus dengan dirinya sendiri. Tidak peduli orang lain menyukainga atau tidak. Toh juga tidak ada yang berani melawan dia.

Jika mendengar soal gadis itu kita akan teringat Nathan Alvaro Pradigta. Bisa dibilang dia adalah Nathan versi cewek. Karena sejatinya gadis ini memang berhubungan dengan Nathan. Dia adalah Nadhira Maura Gisella. Gadis polos yang gaya bicaranya menggunakan aku-kamu, yang hanya bisa diam mendapat bullyan dari Tasya berubah menjadi BadGirl. Menjadi cewek yang di takuti seluruh sekolah.

Ini semua karena Nathan. Semenjak kepergian Nathan. Nadhira merubah dirinya menjadi seorang BadGirl. Tidak ada yang tau kenapa Nadhira jadi seperti ini. Karena sehari setelah kepergian Nathan, Nadhira sudah merubah dirinya seperti ini. Gaby pun yang notabene sebagai sahabat Nadhira, juga tidak tau kenapa Nadhira seperti ini.

Bicara soal Gaby. Gadis itu tidak mengikuti perkembangan Nadhira. Hanya saja gaya bicara aku-kamu berubah menjadi gue-elo. Selebihnya Gaby masih menjadi Gaby yang dulu. Dan Gaby juga masih bersahabat dengan Nadhira.

Dan soal Gaby dan Tara. Hmmm... mereka masih sama. Masih suka bertengkar.

"Gab, gue cabut dulu ya." Nadhira sudah bersiap keluar kelas. Bukan karena jam pelajaran selesai, bahkan jam perlajaran baru saja dimulai. Tapi Nadhira sudah tidak betah di kelas.

"Yaelah Nadh, masih pagi juga. Nanti aja deh." Gaby mencoba mencegah sahabatnya.

"Elah Gab. Lo kayak nggak tau gue aja. Udah pokoknya gue titip absen." Nadhira segera meningglkan kelas. Seisi kelas hanya bisa geleng-geleng kepala melihat sikap Nadhira. Mau bagaimana lagi, Nadhira memang sudah biasa seperti itu.

'Lo kenapa jadi kayak gini sih Nadh' Batin Gaby.

Untuk keluar dari sekolah bukan hal yang sulit untuk Nadhira. Hanya dengan hitungan detik dia bisa keluar dari gerbang itu. Wajar Nadhira adalah anak pemilik sekolah. Iya, Nadhira adalah anak pemilik sekolah. Sebelum nya tidak ada yang tau mengenai hal itu. Menang Nadhira sengaja menyembunyikannya. Dia hanya tidak ingin semua orang bersimpati kepadanya hanya karena dia anak pemilik sekolah. Namun sekarang berbeda, semenjak Nadhira memutuskan untuk menjadi BadGirl, dia mengumumkan kepada semua orang kalau dia adalah anak dari pemilik sekolah. Tentu saja itu digunakan Nadhira untuk menjunjung kekuasaannya.

Sekarang Nadhira berada di atap gedung. Tempat yang pernah dikunjunginya bersama Nathan. Semenjak kepergian Nathan, Nadhira sering menghabiskan waktu disana. Banyak kenangan yang dia habiskan bersama Nathan disana.

Nadhira memejamkan matanya sejenak. Mengenang bayang-bayang Nathan. Karena sampai saat ini hatinya menolak untuk membenci pria itu.

Ketika Nadhira sibuk dengan pemandangan disana. Tiba-tiba ada pesan masuk dari Gaby.

Gaby : Nadh lo balik ke sekolah sekarang. Ada hal buruk.

Nadhira menyeritkan alisnya tak mengerti ketika membaca pesan dari Gaby. Tanpa membalas pesan Gaby. Nadhira langsung melajukan mobilnya untuk kembali kesekolah.

---

Setibanya disana sekolah terlihat sepi. Wajar saja kegiatan belajar mengajar masih berlangsung. Sepertinya tidak ada hal yang buruk. Nadhira menghela nafas kasar. Sebenarnya apa yang dimaksud hal buruk oleh Gaby.

"Nadh..."

Suara bass itu. Nadhira mengenali suara itu. Tapi tidak mungkin itu dia. Tidak mungkin, fikir Nadhira.

"Nadhira.." Nadhira menoleh ke sumber suara. Dan ternyata benar dugaan Nadhira. Itu adalah suara seseorang yang telah menyakiti hatinya, Nathan.

Nadhira mematung melihat siapa yang ada di depannya sekarang. Pria yang telah mematahkan hatinya sekarang ada dihadapannya. Dia kembali. Nadhira memijat pelipisnya pandangannya mulai kabur. Dia menyipitkan matanya memastikan bahwa yang ada didepannya sekarang bukan lah halusinasi.

"Kamu kenapa Nadh ?"

Tetnyata benar, ini bukan halusinasi. Mata Nadhira mulai memanas bersiap untuk mengeluarkan air mata. Namun Nadhira mencegah hal itu. Dia tidak ingin terlihat lemah dihadapan Nathan.

"Ka..mu..." ucap Nadhira terbata. Bibirnya bergetar.

"Kamu banyak berubah ya Nadh. Liat nih rambut warna-warni udah kayak tembok anak TK aja." Nathan memainkan benerapa anak rambut Nadhira.

"Bukan urusan kamu." Nadhira menampik tangan Nathan yang berada di rambutnya.

"Emang nggak dimarahin apa rambut warna-warni kayak gini."

"Nggak ada yang berani marahin anak pemilik sekolah." Nadhira berkata dengan bagganya.

"Kenapa kamu kesini ?"

"Nemuin kamu."

Perkataan Nathan sukses membuat Nadhira menengang. Bahkan jantungnya berdebar kencang ketika dihadapkan Nathan.

"Gimana bisa kamu diterima, padahal ini udah pertengahan semester." Nadhira mengalihkan pembicaraan.

"Nggak ada yang berani nolak anak pemilik sekolah." Nathan menirukan ucapan Nadhira.

"Shit.."

Nathan menatap Nadhira. Apa Nathan tidak salah dengar ? Dia barusan mendengar Nadhira mengumpat. Ternyata Nadhira benar-benar berubah. Namun Nathan menyadari semua itu karena dirinya sendiri.

"Cewe nggak boleh ngomong kasar." Nathan menasehati Nadhira. Sedangkan Nadhira hanya diam tak bergeming.

"Kamu kenapa jadi gini sih Nadh. Tolong kembali jadi Nadhira yang dulu. Jangan rusak hidup kamu Nadh."

"Ini hidup gue. Bukan urusan lo." Bentak Nadhira.

Gue-lo, baru pertama kali ini Nadhira memangil Nathan seperti itu.

"Gue-lo ?" Nathan tersenyum simpul.

"Hidup gue udah hancur semenjak lo pergi ninggalin gue." Teriak Nadhira kesal, kemudian Nadhira berlari meninggalkan Nathan.

Nathan mengusap wajahnya kasar. Dia merutuki kesalahannya. Semua ini karena dia. Kalau saja Nathan tidak pindah ke Singapura karena perintah orang tuanya. Kalau saja dia tidak meninggalkan tanpa kabar Nadhira pada waktu itu semua tidak akan sekacau ini. Nathan telah menghancurkan hidup gadisnya. Gadis yang dicintainya.

Nathan kembali, dia ingin memperbaiki semuanya. Memperbaiki hubungannya dengan Nadhira. Namun dia malah membuat rumit keadaan.

Tidak perduli halangan apapun. Yang jelas Nathan akan membuat Nadhira kembali bersamanya.

"Kamu harus kembali untuk saya Nadh."

-------

Tbc

Jangan lupa coment dan vote ☺

NadhiraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang