Wattpad Original
Ada 5 bab gratis lagi

Three

20.7K 1.6K 15
                                    

Tak ada hal yang berarti ketika malam di mana Luca Huang mengantarku pulang ke rumah. Layaknya orang asing biasa yang pertama kali bertemu, aku maupun dirinya hanya saling bertukar nama—aku memperkenalkan diriku sebagai Sophie Liu—tidak lebih dari itu. Hanya saja yang aku selalu pikirkan adalah sepanjang perjalanan aku tak pernah sekali pun luput dari perhatian Luca. Sementara saat itu aku bersikap seakan wanita polos yang tak mengerti dengan tatapan Luca. Padahal sudah jelas, tatapan Luca menyiratkan keingintahuan yang dalam akan diriku dan itu adalah hal yang menguntungkan bagiku karena aku tak akan susah payah menarik perhatian Luca, aku yakin bahwa Luca yang nantinya akan mencari diriku.

Hahaha tentu saja, lelaki tetaplah lelaki.

Katakanlah aku terlalu percaya diri dan cepat menyimpulkan, namun aku memiliki perasaan yang kuat akan pemikiranku bahwa, Luca Huang tertarik kepada Sophie Liu pada pertemuan pertama.

Dalam hal penampilan untungnya aku tidak seburuk itu, mungkin bisa dikatakan aku masuk dalam kategori wanita yang menarik? Setidaknya aku berterima kasih kepada wanita yang sudah melahirkanku karena menurunkan gen yang bagus terutama untuk wajah dan bentuk tubuh, mungkin jika tidak hidup di jalanan aku pasti akan menjadi seorang model pakaian dalam terkenal. Sejak remaja bahkan ada banyak lelaki yang berusaha mendekatiku dan ingin menjadikanku sebagai kekasih mereka, tidak sedikit pula lelaki yang berani menggodaku bahkan menanyakan harga hanya untuk menghabiskan satu malam bersamaku. Tetapi, sayangnya aku tidak tertarik untuk berkencan, setidaknya hingga saat ini. Aku sadar siapa diriku karena orang bilang jodoh adalah cerminan diri kita. Coba bayangkan lelaki seperti apa yang akan menjadi pasanganku nanti jika aku masih berada dalam dunia seperti ini, jika bukan seorang gangster mungkin dia adalah seorang kriminal. Setidaknya aku harus memperbaiki diriku terlebih dahulu agar aku dapat bertemu dengan orang yang baik juga. Bagaimanapun aku adalah wanita normal yang ingin diperlakukan dengan baik dan hidup bahagia. Ah, tapi rasanya angan-angan itu masih terlalu jauh untukku.

Aku mengaduk latte-ku dengan santai seraya memperhatikan keadaan sekitar. Salvatore memberi informasi bahwa Luca Huang akan mengadakan makan siang bersama rekan bisnisnya di Restoran aku berada. Selanjutnya yang harus aku lakukan hanyalah menciptakan suasana di mana pertemuan antara aku dan Luca untuk kedua kalinya adalah kebetulan.

Tak lama kemudian aku melihat rombongan orang-orang berjas memasuki restoran tersebut. Luca adalah orang yang memimpin langkah. Beberapa waitress segera mengiring rombongan tersebut menuju ruangan VIP.

Tatapanku dan Luca bertemu pada saat ia akan berjalan melewati mejaku. Luca tertegun melihat aku yang berada di Restoran mewah ini. Sementara aku seakan terkejut, hanya memberikan senyum gugup yang dibalas senyum tipis oleh Luca yang melewatiku.

Aku mengembuskan napas pelan saat Luca telah melewatiku. Aku segera mengirim pesan kepada Salvatore lewat ponsel jadulku.

Dia sudah datang. Lalu apa yang akan kulakukan selanjutnya?

Tak lama kemudian aku mendapatkan balasan.

Tunggu saja, balasnya, sangat singkat. Aku mendesah kasar lalu memasukan ponselku ke tas. Untuk melakukan sandiwara ini, aku bahkan harus berdandan layaknya wanita anggun yang berkelas. Memakai gaun dan setelan mahal serta sepatu heels yang rasanya seperti akan mematahkan pergelangan kakiku. Untungnya Salvatore memiliki anak perempuan yang bisa meminjamkan pakaiannya kepadaku.

Aku menyedot latte dengan cepat kemudian menyandarkan tubuhku di kursi. Setelah dua jam menunggu aku merasa sangat bosan. Aku tidak mungkin harus duduk terus di sini hingga pantatku panas, bukan? Aku pun akhirnya memutuskan untuk beranjak pergi. Lagian, rencana macam apa yang sedang aku lakukan? Begitu abu-abu sehingga membuatku tidak tahu harus melangkah ke mana. Salvatore tidak memberikan langkah yang jelas kepadaku. Lelaki itu hanya memberikan sedikit informasi tentang Luca, sedangkan tujuan selanjutnya, tidak ada sama sekali. Aku melambaikan tangan pada waitress untuk meminta bill. Setelah membayar aku kemudian beranjak pergi. Aku berdiri di depan lobi menunggu taksi datang. Sampai kemudian aku merasakan bahuku disentuh seseorang.

DANGER: Hate and RevengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang