Siapa sangka, setelah empat tahun terpisah, aku melihatnya lagi.
Setelah empat tahun dia menghilang bagai ditelan bumi, aku harus bertemu dengannya lagi di tempat yang seharusnya sejak awal dapat kuhindari, antisipasi sebelum bencana datang seperti ini--bagiku, bertemu dengannya lagi adalah bencana.
Di sanalah dia, ikut mengantri sepertiku dalam antrian yang mengular menuju meja prasmanan. Dia mengenakan kemeja abu-abu dan celana bahan yang membalut sempurna tubuh tegapnya, ditambah sepatu pantofel yang membuatnya terlihat formal, tak jauh berbeda dengan peserta reuni lainnya.
Siapa sangka, setelah empat tahun tatap mata itu ternyata masih sama. Kali ini dia memutar tubuhnya dan pandangan kami bertemu, dia menatapku tanpa cela, dan masih mampu mendetakkan jantung ini hingga sekujur tubuhku terasa kaku. Dan hal yang paling mematikan, bibir itu tersenyum membentuk lengkungan yang tak akan pernah bisa kulupakan sampai kapanpun.
Tanganku semakin berkeringat dingin, saat kulihat dia keluar dari antriannya dan mulai berjalan ke arahku. Demi Tuhan, jantung ini seolah kendur di dalam dada ini, karena berdetak terlalu kencang. Demi Tuhan, aku tidak bisa menyembunyikan tanganku yang berkeringat dingin karena melihat senyum serta mata tajamnya yang terus mengarah padaku.
Bagaimana bisa, tubuhku bereaksi abnormal hanya karena bertemu lagi dengan dia?
Kali ini aku menyembunyikan tanganku ke belakang, mengepalnya kuat saat melihat dia berjalan semakin dekat dengan sepatu pantofel yang menghentak lantai, seolah hanya suara sepatunya yang menggema di telingaku.
Sampai akhirnya, aku merasa jantungku berhenti berdetak beberapa detik saat tangan itu mengulurkan tangannya padaku. Dia mengunci pandangan kami, ditambah senyumnya yang terlalu manis bagai Green Tea Latte favorit kami di Starbucks, dulu.
"Apa kabar?"
Sempurna! Dia menghancurkan pertahananku detik ini juga hanya dengan sapaan singkat yang terkutuk seperti itu. Saat ini juga, aku merasa seluruh duniaku terhirup menuju beberapa tahun silam, saat dia datang hingga pergi meninggalkanku begitu saja.
Repost: 8 Nov 2017
KAMU SEDANG MEMBACA
Tuan Green Tea Latte
Historia Corta[COMPLETED] Halo, Tuan. Akhirnya kita bertemu lagi. Dipertemuan yang sepertinya sudah direncanakan Tuhan untuk menyelesaikan masalahmu denganku yang sempat mengalami ending tak jelas. Lalu, apakah setelah pertemuan itu kamu tetap menjadi si Tuan Gr...