1 - (Bukan) Tom & Jerry

775 33 0
                                    

Jika boleh aku jujur, kamu adalah orang yang paling aku hindari. Karena dimana pun kita berada, disitulah tanda bendera perang berkibar.
***

Kini aku percaya istilah bahwa dunia ini tak selebar daun kelor. Ya, lagi lagi aku bertemu dengan dia. Orang yang belakangan ini menjadi musuh ku, walaupun bukan musuh dalam arti yang sebenarnya. Leo Arka Alfarizi, cowok paling nyebelin tingkat Kecamatan yang aku kenal. Lihat saja kelakuannya, sedari tadi dia terus saja menggangguku belajar dengan terus berceloteh di depan mejaku, sungguh mengganggu! Jika ini bukan di perpustakaan mungkin sudah aku sumpel mulutnya menggunakan sepatu kulit buaya milik Pak Nino guru terkiler seantero sekolah ini, biar dia tau rasa, haha.

"Astagfirullah Leo! Ganggu banget tau nggak? Jangan berisik! Kamu sadar nggak sih? Sedari tadi orang-orang terganggu karena kehadiran kamu disini, jangan buat saya malu lagi!" Ucapku pada si perusuh dihadapanku. Sungguh dia menguji kesabaranku. Huh!

"Alhamdulillah, akhirnya kakak baru menyadari bahwa ada makhluk paling ganteng seRT-RW di hadapan kakak ini ya?" Ucapnya tak penting.

"Apasih? Nggak jelas kamu!" Ucapku.

"Hah? Masa sih kak nggak jelas? Aku ini manusia, bukan makhluk halus. Masa kakak nggak bisa liat aku dengan jelas sih?" Tanyanya. Dan aku tak peduli. Aku masih saja fokus mengerjakan tugas fisika ku yang harus selesai setelah jam istirahat kedua nanti.

"Kak Lea.. main yuk.. kakak..." rajuknya seperti bocah lima tahun.

"Berisik!" Ucapku, berharap dia bungkam. Namun nyatanya, dia semakin menjadi-jadi.

"Makanya, bantuin aku dong kak. Sebentar aja. Paling cuma 15 menit. Ada tugas Bahasa Indonesia yang susah nih kak, ajarin aku dong. Aku janji deh, nggak bakal ganggu kakak lagi kalau tugasnya sudah selesai." Ucapnya merajuk.

Huh! Aku menghela nafas sejenak menetralkan emosiku agar tidak membludak. Baiklah, semoga dengan aku membantunya, dia akan segera pergi dari hadapanku dan tidak menggangguku lagi.

"Ok, tugas apa?" Tanyaku dengan lembut.

"Puisi.." ucapnya sambil memamerkan deretan giginya yang rapi.

"Ya ampun Leo. Masa udah kelas 2 SMA masih belum bisa bikin puisi sih? Ini itu pelajaran anak SD, masa kalah saing sama mereka yang udah pada bisa." Ucapku meremehkan dia, agar dia mau berusaha.

"Ya kali kak, aku udah usaha kok. Nih liat! Nih! Nih! Nih!" Dia menunjukan coretan-coretan di belakang bukunya, bukti bahwa dia sudah berusaha membuatnya sendiri namun tetap tidak bisa. Payah!

"Makanya jangan cuma basket aja yang dipelajari. Ini juga dong! Kamu kan warga negara Indonesia, masa pelajaran Bahasa Indonesia aja kamu nggak bisa." Ucapku.

"Iya deh, iya. Nanti aku belajar." Ucapnya pasrah.

"Jangan nanti dong! Tapi mulai dari sekarang!" Titahku.

"Iya, iya, kakak jutek. Aku mau belajar dari SE-KA-RANG!" Ucapnya dengan penuh penekanan pada kata sekarang.
"Tapi, buat kali ini kakak bantuin ya.. biar tugasnya cepat selesai. Soalnya aku udah ditungguin yang lain di lapang basket." Lanjutnya sambil memasang senyum terbaiknya.

"Kebiasaan! Nggak mau ah!" Tolakku.

"Ayolah kak" ucapnya lagi-lagi merajuk.

"Nggak!" Ucapku keukeuh, enak saja dia menganggap semua ini enteng.

"Eh, tadi katanya mau. Kakak ingkar janji nih" ucapnya.

"Yee, siapa yang ingkar janji. Udah bagus saya bantuin kamu buat ngerjain tugas, malah mau seenaknya gitu aja" Ucapku.

"Duh.. iya deh iya kak, makanya ayo kita kerjain sekarang. Kalau ribut terus, kapan selesainya" ucapnya memerintahku, enak saja!

"Kamu nyuruh saya?"

"Eh, bukan! Bukan gitu kak, maksudnya. Salah lagi deh. Maksud aku itu..."

"Ok, stop! Keburu lebaran nanti! Kalau kamu jelasin. Mana sini lihat tugasnya. Kamu ambil buku biru di rak atas sana." Ucapku.
"Lebih cepat, lebih baik. Supaya kamu cepat pergi dari hadapan saya!" Lanjutku tegas.

"Ya ampun kak! Sampai segitu nggak mau diganggu sama aku ya, kak?" Ucapnya berpura-pura sedih, seakan dia yang terdzolimi.

"Gimana? Mau jadi dibantuin nggak?" Tanyaku.

"Jadi dong kak. Nih kak, bukunya!" Ucapnya tanpa dosa sambil menyodorkan sebuah buku bersampul abu-abu dan biru ke hadapanku.

Jika ada kata yang lebih tepat dari 'Rese!' untuk menggambarkan bagaimana dirimu. Maka akan aku gunakan untuk menjuluki kamu. Dasar, pengganggu! Batin Alea.

Bersambung..

***

Hay, aku kembali, hihi
Gimana seru nggak ceritanya? Ini baru awal lho.. kisah seorang kakak kelas yang?? Mmm... tungguin lanjutannya aja yaa. Jangan lupa tinggalkan jejak seperti vote dan comment misalnya :)
Psstttt! Typo bertebaran dimana-mana.

FatamorganaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang