18 - Akhirnya

30 4 2
                                    

Kini Leo dan Alea berdiri di atas panggung. Semua mata tertuju pada keduanya. Gugup melanda mereka. Namun saat musik mulai dimainkan, baik Leo maupun Alea berusaha menampilkan penampilan terbaik mereka.

Suara merdu yang dihasilkan membuat penonton menikmati dan tak jarang banyak yang ikut bernyanyi.

Alunan suara gitar dan piano menambah suasana menjadi semakin romantis.

Saat lagu memasuki chorus, Leo menggenggam tangan Alea. Alea sedikit tersentak. Namun dengan segera ia menetralkan jantungnya kembali.

Keduanya menyanyikan lagu Dengan Caraku yang dinyanyikan oleh Arsy Widianto feat Brisia Jodie dengan hikmat.

Dalam. Leo menatap mata Alea. Seakan ia sedang menyampaikan perasaannya lewat lirik lagu yang dinyanyikannya. Alea yang ditatap seperti itu merasa tak kuasa. Hingga ia pun mengalihkan pandangannya menatap menonton.

Musik terus mengalun indah, sampai kini dipenghujung lagu tiba. Lagi-lagi Leo menatap Alea dalam. Kemudian tangannya menggenggam jemari Alea. Membawanya. Dan ia mengecup punggung tangan Alea. Sontak semua penonton berteriak kegirangan menyaksikan hal tersebut.

Sampai akhirnya musik berhenti. Tanda bahwa lagu yang keduanya nyanyikan telah berakhir. Sorak-sorai penonton bertepuk tangan dengan meriah atas penampilan mereka yang begitu romantis.

Dengan begitu keduanya turun dari panggung. Leo menggenggam tangan Alea. Menuntunnya menuju taman yang berada dibelakang sekolah. Satu-satunya tempat yang tidak terlalu banyak orang yang berlalu-lalang.

"Kenapa kesini?" Tanya Alea setelah duduk di sebuah kursi panjang.

"Ada yang mau aku omongin kak."

"Apa?"

Bukannya segera menjawab, Leo justru menyandarkan kepalanya pada kursi sambil tersenyum.

"Leo! Ada apa?"

"Tolong biarkan seperti ini sebentar." Ucap Leo sambil memejamkan matanya.

Lama bergeming. Dengan tak sabar, akhirnya Alea beranjak. Namun, Leo berhasil meraih tangan Alea cepat.

"Tunggu kak." Ucap Leo. Seperti magis. Alea pun diam menunggu apa yang sebenarnya akan Leo katakan.

"Kalau sekarang aku bilang aku sayang kakak. Apa kakak percaya?" Tanya Leo.

"Maksud kamu?" Tanya Alea sambil membalikan badan menatap Leo penuh tanya.

"Jujur, aku nggak ngerti sejak kapan perasaan ini hadir. Tiba-tiba saja aku nggak mau kehilangan kakak. Aku sayang sama kakak."

"Leo, jangan ngaco deh!"

"Serius kak, aku nggak bohong. Aku beneran sayang sama kakak. Sayang sebagai seorang laki-laki kepada perempuan, bukan sebagai adik kepada kakak."

"Inget Leo. Saya ini kakak kelas kamu. Nggak seharusnya kamu bicara seperti ini."

"Aku tahu, di sekolah kelas kakak memang lebih tinggi satu tingkat dengan aku. Tapi umur kita sama kak, aku rasa itu bukan hal yang perlu diperdebatkan."

"Tapi Leo--"

"Aku ingin sekali menjadi alasan kebahagiaan kakak. Kasih aku satu kesempatan untuk membuktikannya kak." Leo beranjak menghampiri Alea.

Alea bergeming. Sebenarnya ia pun merasakan apa yang Leo rasakan. Rasanya perasaan itu hadir tiba-tiba dengan sendirinya. Tapi, terlalu gengsi rasanya jika ia mengungkapkan sekarang juga.

"Kalau kakak masih ragu sama aku. Biar aku yang berusaha meyakinkan. Kakak cukup terima kehadiranku aja." Ucap Leo sedikit memohon.

Tanpa membalas perkataan Leo. Alea pergi dengan hati yang bergemuruh. Kemudian baru 5 langkah kakinya berjalan. Alea berbalik sambil tersenyum kemudian ia mengangguk.

Leo terpana. Hatinya menghangat. Dan kini ia tau, bahwa perasaannya tak bertepuk sebelah tangan.

- S E L E S A I -

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 28, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

FatamorganaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang