7 - Tetaplah di sampingku

152 8 0
                                    

Aku menemukan kenyamanan dan ketenangan, rasa yang selama ini aku cari. Dan semua itu ada pada diri kamu, orang yang selama ini hadir di sisiku.

***

"Aleaaa.." Panggil seseorang, saat Alea berjalan di koridor sekolah. Sudah bisa dipastikan jika itu Airin, karena suaranya yang begitu familiar di telinga Alea.

"Hai, Rin." Sapa Alea tak bersemangat namun tetap menampilkan senyum terbaiknya. Airin yang mendengar nada tak bersemangat dari Alea langsung menghentikan langkahnya dan menarik Alea menuju kantin.

"Aduh, Airin! Kenapa sih? Narik-narik tangan gue? Ini lagi kenapa jadi ke kantin? Gue udah sarapan! Oh, Jangan bilang lo masih belum kenyang karena sarapan lo dikit." Cerocos Alea malas.

"Harusnya gue yang nanya, lo kenapa? Kok, matanya sembab? Lo nggak apa-apakan? Waktu berangkat nggak ada yang jahatin lo kan?" Tanya Airin tak sabar.

"Mommy tadi pagi nelpon gue." Ucap Alea lirih, yang membuat Airin bungkam. Airin yakin, pasti sahabatnya ini menangis karena rindu dengan mommy-nya.
"Dia bilang, sekitar tiga bulanan lagi dia pulang." Ucap Alea.

"Lo sabar yaa Le, jangan sedih kek gini. Harusnya kan seneng bentar lagi mommy lo pulang." Ucap Airin.

"Iya, tapi gue jadi makin rindu Rin, denger suara mommy."

"Iya, gue ngerti. Gue yakin mommy lo juga di sana sama kangennya kaya lo." Ucap Airin.

"Iya, gue tau itu." Ucap Alea.

"Udah yaa, jangan sedih lagi. Senyum dong." Ucap Airin.

"Iya nih senyum." Balas Alea sambil menampilkan senyum getirnya.

"Semangat! Yuk, kita balik ke kelas." Ajak Airin.

"Yee, suruh siapa belok ke kantin dulu." Ucap Alea.

"Hehe, sorry, sorry. Ayo." Ajak Airin. Keduanya pun kembali ke kelas, karena bell tanda masuk sudah berbunyi.

***

"Kak Alea!" Panggil Leo, saat melihat Alea tengah berjalan menuju musholla.

"Leo, Kenapa?" Tanya Alea.

"Hari ini jadi nggak kak?" Tanya Leo.

"Jadi kok, kenapa gitu?"

"Tadi anak-anak bilang. Katanya ntar sore ada pertandingan persahabatan gitu di sini." Ucap Leo, sebenarnya ia pun berat mengatakan ini pada Alea. Ia takut Alea marah dan kecewa.

"Pertandingan basket maksudnya?" Tanya Alea memastikan.

"Iya kak." Ucap Leo sedikit tak enak.

"Jadi kamu nggak bisa latihan vokal buat pensi nanti?"

"Ehm, gimana ya kak? Nanti aku yang bilang ke Bu Laras."

"Gini aja deh, sekarang ke ruangan Bu Laras dulu biar Bu Laras nggak nunggu kita. Supaya bisa direschedule jadwal buat latihannya."

"Iya, maaf ya kak." Ucap Leo penuh penyesalan.

"Yaa mau gimana lagi."  Ucap Alea penuh kekecewaan.

Keduanya menuju ruangan Bu Laras dalam diam. Hening. Tak ada yang bersuara.

***

Sore harinya, sekitar pukul lima sore. Alea selesai latihan dengan Bu Laras tanpa Leo. Iya, itu karena Bu Laras mengusulkan Alea latihan mandiri saja. Selain untuk memilih lagu, ada banyak hal ternyata perlu dipersiapkan.

FatamorganaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang