Bab 3. Sekelas denganya lagi?!

206 21 15
                                    

Selesai makan malam, kami langsung pulang. Sungguh hari yang melelahkan sekali. Ayah langsung menancapkan gas mobil dan langsung pergi. Di dalam mobil aku menatap kearah jendela dan menatap pemandangan, malam ini di jalan tol biasanya dipenuhi oleh mobil - mobil namun kali ini hanya beberapa yang memgendarai mobil. Terlihat Stephanie tertidur dan Jack terlihat asyik memainkan handphonennya itu. Aku menghela nafas dan menyandarkan kepalaku di jendela.

Aku memikirkan Rick. Banyak pertanyaan yang aku buat untuknya seperti kenapa dia masih ingat denganku? Bagaimana ceritanya ia bisa bertemu dengan Ayahaku? Apa dia tahu aku anak adopsi dan ah masih banyak lagi.

Aku tiba - tiba teringat saat bermain dengan Rick. Saat itu ia masih memakai behel dan kaca mata, kami bertemu saat aku sedang bermain ayunan di taman. Saat itu ia ingin juga bermain ayunan namun ayunan hanya satu. Kami bergantian menaiki ayunan itu sampai kami berkenalan dan bermain kejar - kejaran. Huft, andaikan jika aku masih tinggal dengan bibiku mungkin aku sampai sekarang masih bermain dengan Rick.

Jujur, Rick kali ini tampan dan tampak berbeda sekali dengan saat ia masih umur 8/9 tahun, saat kami bertemu dan berkenalan. Pantas saja jika Stephanie menyukainya dan akan aku usahakan untuk mendekatkam Rick dengan Stephanie.

Rick dan Jack tingginya menurutku tidak ada bedanya, mereka berdua sama saja tingginya dan gagahnya. Dibandingkan Ayahku yang sepantar denganku. Tinggiku hanyalah 165 cm dan mungkin tinggi Jack 178 cm atau 179 cm ya intinya aku lebih pendek daripada mereka.

Saat sampai di rumah, Aku dan keluargaku kecuali Ayahku turun. Ayah memarkirkan mobilnya dulu di garasi. Saat membuka pintu aku langsung berjalan ke kamarku begitu pula dengan Ibuku, Stephanie dan Jack.

Saat di kamar aku langsung berbaring dan melihat jam, jam menunjukan pukul 22.00 dan sialnya lagi besok aku harus masuk ke sekolah! Sial! Aku langsung berdiri dari kasurku dan mengganti pakaianku lalu menghapus make - up ku. Lelah. Hanya itu yang aku rasakan, rasanya aku ingin tidur cepat - cepat. Selsai menghapus make - up aku langsung membaringkan tubuhku dan memejamkan mataku.

***

Suara alarm di kamar ku ini terdengar sangat kencang. Aku langsung mematikan suara sialan itu dan membuka mataku lalu aku melihat kearah jam dan jam menunjukan pukul 06.15. Aku langsung berjalan ke kamar mandi.

Selesai mandi dan berpakaian aku langsung menyiapkan buku pelajaran sekarang dan setelah menyipkan buku mata pelajaran aku langsung keluar dari kamar dan berjalan ke meja makan. Di meja makan keluargaku sudah ada disana. Mereka sedang makan bersama

"Pagi Ayah.. pagi bu.." aku mengecup kedua pipi orang tuaku.

"Kau melewatkan kakakmu yang tampan ini," aku hanya tertawa kecil dan mendekat kearahnya lalu aku mencium keningnya

"Pagi kakakku yang tampan dan ngeselin! Haha!" Aku langsung duduk di sebelah Stephanie

"Hari ini sangat memalaskan.." ujar Stephanie sambil mengocek minumannya dengan sendok "kau tahu saat akan ada pesta nanti pasti aku yang akan capek. Aku yang akan meniup balon.. huft.. lelah sekali menjadi diriku.. menjadi anggota organisasi sekolah sangat menyebalkan!" Ujarnya. Aku benci saat Stephanie mengeluh seperti ini dia pasti ada maksud tertentu

"Memangnya kapan pesta sekolah akan berlanjut?" Tanya Ayah

"2 minggu lagi. Huft. Andaikan saja aku sepintar Rick. Dia 17 tahun sudah bekerja sebagai asisten ayah.."

"Hanya asisten.. dia bekerja untuk membantu pekerjaan ayah karena ayah pikir memang dia pintar dan sebenarnya dia ayah suruh untuk sekolah kembali."

ANNABETHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang