Tap.. Tap.. Tap..
Langkah kaki nya terdengar menggema sepanjang koridor kelas yang masih sepi, ia melirik arloji di tangannya lalu kemudian mempercepat laju langkah nya, matanya sibuk membaca tulisan sepanjang deretan kelas Ips1, ips2, ips3, dan tepat di depan pintu bertuliskan Ips4, ia masuk.
Manik matanya menangkap sosok rena, teman sebangkunya yg sibuk menyalin buku di hadapannya.
"hai ren, bagi bukunya dong!" ucapnya begitu tiba di samping rena
"hai.. " jawab rena sekenanya, menggeser sedikit buku dihadapannya, berbagi.
Ia baru memulai aktivitas menyalin buku nya ketika cowok tinggi tegap bak petinju menghampirinya.
"kunci loker mana?! " tanya si cowok kasar
"buat apa? " jawabnya tanpa menghentikan aktivitas menulisnya
"baju olahraga gua di loker lu" sahut si cowok makin kasar.
Ia mendengus kesal lalu meobrak-abrik tas nya.
"cepetan bekicot! Tuh genderang udah mau bunyi" ucap si cowok tak sabar
Ia terus mengorek-ngorek lemarinya tanpa menghiraukan si cowok, setelah hampir lima menit berkutat dngn tas nya, ia menemukan kunci lokernya.
"nih" ia menyerahkan kuncinya pada si cowok
"lelet amat!! " si cowok mengambilnya, lagi-lagi dengan kasar.Namanya Rafasha adiva atau kerap di sapa " shasa" cewek imut pujaan seantero sekolah, dan di cowok tadi adalah Raulles kusuma , cowok badung paling terkenal di sekolah, jangan pernah berurusan dengannya, karna terakhir kali terdengar 17 orang anggota geng motor masuk icu gara-gara dia, dan jangan pernah berfikir shasa dan les pacaran, karna Nugie, pacar sah shasa akan langsung mengamuk. Dan jangan pernah biarkan les dan nugie dalam satu ruangan lebih dari lima belas menit, karna lu pada bakal ngengadepin baku hantam yg menakutkan, dengan hasil les berlumuran darah nugie yg terkapar.
KRINGG!!!
genderang sekolah berbunyi dengan kerasnya, membuat hampir seluruh manusia di kelas menarik napas lega, istirahat, saatnya mengisi persediaan sebelum kembali berjuang.
Shasa sedang membereskan bukunya saat suara familiar menyapanya
"hai cantik!! "
Ia tersenyum pada empunya suara,
"hai gie"
"ke kantin yuk!" ajak nugie
Ia sebenarnya mau , tapi membayangkan kantin yang penuh sesak membuatnya urung
"males ah, mending ke perpus" ya, perpustakaan adalah pilihannya.
Nugie melotot, ia benci tempat sunyi
"ke perpus mulu, gak bosan apa."
Shasa tersenyum lalu menggeleng.
Nugie menghebuskan nafas, menyerah pada keegoisannya, ia menarik lengan shasa
"yaudah aku temenin"
Shasa yang di tarik lengannya dengan -ehm, lembut, tersipu. Aneh memang padahal sudah hampir dua tahun ia pacaran dengan nugie namun tetap saja nugie bisa membuatnya tersipu. Keduanya beriringan berjalan ke perpustakaan, membuat semua mata yg memandangnya jadi iri, termasuk sepasang mata coklat yg tak pernah mnyukai hubungan keduanya.Notice: hayy, baca terus ya, emang sih cuma penulis amatiran, tapi di jamin rame. Wkwkwk
KAMU SEDANG MEMBACA
Best sunset
Teen FictionKau tau? tak ada yang mudah dengan menunggu. Mencintai dalam diam bukanlah sebuah perkara mudah. Ibarat jarum , semakin kau genggam semakin sakit dan pedih kau rasa. Begitupun hati ku , semakin ku pendam , semakin rasa ini membunuh ku. -Les, 24,nov...