[3]

4.1K 407 6
                                    

Typo harap maklum

Langsung update nih!

***

Sasuke memangku dagunya. Matanya menerawang. Entah kenapa, ia tidak bisa menyingkirkan perkataan Naruto tempo hari.

Dia rindu padaku, benarkah?

Pertanyaan itu terus berputar dikepalanya. Hanya dua hari, Sasuke yang asalnya pendiam, menjadi semakin pendiam. Bahkan perkataan orang disekelilingnya tidak digubris sedikitpun. Sasuke terlalu asik dengan dunianya sendiri.

"Uchiha-kun~" panggil Naruto entah untuk keberapa kalinya. Sekarang, mereka sedang berada diperpustakaan untuk mengerjakan tugas yang diberikan oleh Jiraya-sensei. Guru mesum yang mengajarkan pelajaran biologi. Naruto menghela nafas, suaranya mirip anak kecil yang gagal untuk meminta permen pada orang tuanya. Menggemaskan. Sayangnya, Sasuke tidak sadar. Iyalah. Sasuke kan sedang asik dengan dunianya. Catat, Dunianya.

Ih, Sasuke jahat, ya!

Naruto saja diabaikan.

"Uchiha-kun, kalau kamu melamun telus, aku mengerjakannya sendiri saja, ya." ucap Naruto, menoel lengan Sasuke. Sasuke mengerjap, "Kau bilang apa tadi?"

Naruto mendesah lelah. Jengah juga. "Aku bilang, jika Uchiha-kun melamun telrus, bial aku saja yang mengelrjakan ini sendilri."

Sasuke menggeleng spontan. Salah fokus. "Tidak usah. Ayo kerjakan!" ajaknya. Ohoho,Tidak semudah itu, ya. Ini kesempatan baik untuk Sasuke berduaan dengan Naruto. Juga, Sasuke ingin bertanya tentang ucapan Naruto yang terasa ambigu sekali. Ambigu apanya? Entahlah~ intinya, itu terdengar ambigu ditelinga Sasuke. Rasanya, Sasuke ingin sekali menerkam dan membawa Naruto keatas ranjangnya. Xixixi, Nakal ya kamu, Sasuke!

Naruto mengangguk. Tidak ingin memperpanjang. Kemudian, mereka mulai membicarakan blablabla tentang seputar tugas yang diberikan Jiraya-sensei. Naruto yang kebagian mencatat, terus menulis apa yang dikatakan Sasuke yang bertugas mencari referensi untuk tugasnya. Sesekali, Sasuke mencuri pandang Naruto yang dengan serius menulis dibuku tugasnya. Lihatlah, wajah manis menggemaskannya, mata sphire berkilaunya, rambut blonde yang terlihat halus. Astaga, Sasuke ingin menandainya sekarang. Dan... Ups! Ada sesuatu yang menggeliat ditempatnya sekarang. Buuahahaahahahha!

"Nah, blablabla... Selesai. Kau sudah mencatat semua yang kukatakan, kan?" Naruto mengangguk. Sasuke menghela nafas lega. Akhirnya~ "Yasudah kalau begitu, kita kembali keasrama sekarang!" ajak Sasuke. Pemuda raven itu lngsung mengemasi barang barangnya. Naruto mengiyakan, lalu melakukan hal yang sama seperti Sasuke. Dimasukannya pensil beserta buku tulisnya kedalam tas berbentuk kodoknya. Woah, seperti anak kecil sekali, Naruto-chan.

Setelah selesai, mereka berjalan bersisian keluar dari perpustakaan. Hening. Mereka berdua sibuk dengan pemikirannya masing masing. Naruto dengan bagaimana cara membuka obrolan. Sasuke dengan mengapa Naruto merindukannya.

Oh, omong - omong, Naruto tinggal diasrama bersama Sasuke, dkk. Dan entah sial atau beruntung, kamar Naruto bersebelahan dengan kamar Sasuke. Kebetulan sekali anak yang menempati kamar itu sudah diadopsi, yang menjadikannya ruangan kosong tak berpenghuni. Ada kabar baik dan kabar buruk tentang ini. Kabar baiknya, Sasuke dapat mengetahui aktivitas Naruto hanya dengan menempelkan telinganya kedinding. Jadi Stalker, ha?! Bukan hanya itu, Sasuke juga bisa mendengarkan nyanyian Naruto yang indah. Hanya dengan dua hari, Sasuke sudah kesemsem, ya sama Naruto. Wakakakak. Kabar buruknya.. Sasuke insomnia mendadak karena selalu memikirkan Naruto. Entah dalam artian baik atau buruk--dalam kurung, nafsu. Buahaahahaha.

"Uzumaki|Uchiha-kun."

Panggil mereka bersamaan. Mereka saling melirik, kemudian Naruto yang salah tingkah langsung membuang wajahnya yang memerah, sadang Sasuke langsung berdehem. Tenggorokannya terasa kering mendadak.

"Ehem. Kau duluan." kata Sasuke. Naruto menoleh masih dengan wajah memerah, "T-tidak, Uchiha-kun saja." katanya gugup. Sasuke melirik bosan pada Naruto, "Panggil aku Sasuke, seperti saat kau pertama kali masuk kekelas."

Sasuke memasukan kedua tangannya dalam saku celananya. Mata Sasuke berpendar, melihat kesekelilingnya yang sudah sepi. Sekolah sudah selesai dua jam yang lalu. Mungkin hanya mereka yang tersisa diarea sekolah.

"S-Sasuke-kun~" coba Naruto. Sasuke terkekeh kecil. Sangat kecil sampai telinganya sendiri tidak tahu dia terkekeh. "Kaku sekali kau!" datar Sasuke. Naruto nyengir kuda.

"Emm.. Naruto." panggil Sasuke. Ugh, jantung Sasuke langsung berdetak dua kali lipat entah karena apa. Mungkin... Eh, tidak tahu, ah. "Iya?" respon Naruto dengan nada bertanya. Sasuke menjadi ragu mendadak. Dia ingin bertanya tentang--tanda kutip, rindu. Tapi, bagaimana jika jawabannya jauh dari ekspetasi. Oh, Sasuke, biasanya kan kau tidak pedulian. Kenapa sekarang.... Tanda tanya.

Oke, abaikan jawabannya nanti. "Ee, apa maksudmu tentang 'aku rindu padamu' waktu itu??" setelah mengeluarkan uneg - uneg itu. Perasaan Sasuke langsung lega, seolah ada beban berat yang terangkat. Aneh.

Naruto melotot, "Eh? T-tidak ada maksud apa - apa, kok!" katanya cepat, menggerakan tangannya melambai.

"Benarkah?" selidik Sasuke. Sedikit kecewa. Jawabannya benar - benar jauh dari ekspetasi. Ia pikir, Naruto merindukannya karena, ya~ mungkin mereka pernah bertemu sebelumnya. Hm, Yakin hanya itu Sasuke???

"I-iya!" jawab Naruto.

"Hm~" gumam Sasuke sambil mengangguk - ngangguk.

***

Duk.. Ceklek

Suara pintu terdengar. Tidak lupa, Sasuke mengunci pintunya, lalu dimasukannya kunci itu kedalam saku hoodie hitamnya. Dengan gaya gentle, Sasuke berjalan menjauhi kamar asramanya. Hm.. Entah kenapa, Sasuke tiba - tiba ingin mengunjungi rumah pohonnya. Rumah pohon yang di buat untuknya dan Kitty dibelakang asrama putra. Kitty. Wajah Sasuke mengeruh. Dengan segera, ia menggelengkan kepalanya kencang.

"Sudahlah, Sasuke! Kucing manismu itu tidak akan kembali!" Sasuke bergumam pada dirinya sendiri. Sebagai gantinya, Sasuke bersiul sepanjang perjalanannya ke rumah pohon itu untuk memperbaiki mood nya.

...

Sasuke menaiki tangga yang terbuat dari kayu yang diikat tambang. Ah, Sasuke jadi teringat kucing manis kesayangannya. Biasanya, jika naik keatas rumah pohon, Sasuke selalu menggunakan hoddie agar bisa memasukan Kitty kedalamnya. Sekarang...

Ah, sudah lama sekali Sasuke tidak kemari. Bukan tidak ada alasan. Hanya saja, dia selalu teringat Kitty. Pasti sekarang debunya sudah sangat tebal.

Namun itu salah.

Sasuke membeku.

Ruangan itu bersih. Sangat bersih. Tidak ada tanda - tanda rumah pohon itu ditinggalkan, atau setidaknya pernah ditinggalkan. Tapi bukan itu. Sasuke tidak membeku karena itu. Melainkan tubuh yang sedang tertelungkup disana. Yang memakai celana training biru bergaris putih, memakai kaus putih, dan berambut blonde cerah.

Sasuke menggelengkan kepalanya, namun setelah beberapa detik terlewati, tubuh itu masih ada.

"Naruto." panggilnya pelan. Sasuke mendekat. Jika ditilik dari tubuhnya, itu memang mirip Naruto. Tapi, kenapa Naruto ada disini. Bukankah dia orang baru di lingkungan asrama ini! Kenapa dia bisa kesini? Sore - sore seperti ini?

"Naruto, kau kah itu?" panggil Sasuke sekali lagi. Namun sayangnya, tubuh itu tetap tidak bergerak seinci pun. Apa dia sudah mati? Eh, hush! Tidak boleh berbicara seperti itu Sasuke! Jahara, ya.

Tubuh Sasuke semakin mendekati tubuh itu. Tangan Sasuke terulur, menoel pinggang tubuh itu. Hm, terasa, kok. Hangat.

"Naruto." panggil Sasuke sekali lagi. Suara lengguhan terdengar. Tidak lama setelah itu, orang itu memutar kepalanya kearah Sasuke.

Sasuke berjengkit.
.
.
.
.
.
Eh??
.
.
.
.
.

17/06/2017

Kitty ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang