[7]

2.8K 289 4
                                    

"S-sasuke?!"

Naruto gagap. Melihat kearah Sasuke dengan takut - takut.

Masih diatas rumah pohon, tanpa mengatakan apapun, Sasuke menatap datar Naruto.

"Sejak kapan kau disana?!" tanya Madara, mulai tenang. Intonasi suaranya sedikit mengintimidasi.

"Dari kapan, ya.. Entah?! Mungkin sejak kalian mulai membicarakanku!" sindir Sasuke. Sasuke semakin menatap datar kedua orang itu. Bahkan tatapan datarnya terasa seperti akan membuat kedua orang itu terpaku ditempat.

"Apa yang kalian bicarakan tentangku?!"

Sasuke bertanya dengan nada tajam. Jujur saja, Sasuke termasuk orang yang tidak suka dibicarakan. Entah itu dalam hal baik maupun sebaliknya. Sasuke, ia merasa ditelanjangi dari belakang jika seseorang membicarakannya. Sasuke tidak suka itu.

Sedangkan Naruto, terlihat semakin tergugu, tangannya bergetar cukup hebat dan keringat dingin mulai membuat telapak tangannya terasa basah. Matanya memandang Sasuke balik dengan gelisah. Pemuda blonde itu membuka mulut. Tanpa sepatah kata yang keluar, mulut itu kembali mengatup. Jantungnya berdebar dengan menyakitkan.

Madara menghela nafas pelan. Ia melihat kearah Naruto, seketika pemuda itu menggelengkan kepalanya cepat hingga rambutnya bergerak ke kiri dan ke kanan. Madara kembali mengalihkan fokus matanya kearah Sasuke. "Bukan hal yang penting." ucapnya.

Sasuke mulai bergerak, "Aku tidak percaya." datarnya. Sasuke mulai menuruni tangga kayu itu. Tidak perlu waktu yang lama, ia menginjak tanah dengan selamat dan berdiri didepan Madara yang tenang dan Naruto yang terlihat makin gelisah. Sasuke menatap Naruto dingin. "Kau," Sasuke menekan kata - katanya. "Seorang penipu!" setelah itu, tanpa mengatakan apapun lagi, Sasuke berbalik dan meninggalkan kedua orang itu.

Naruto baru saja akan memgejar Sasuke, saat Madara langsung mencegahnya dengan memegang pergelangan tangannya.

"Kau tidak boleh bertindak gegabah!" desis Madara.

Akhirnya, Naruto hanya menatap nanar punggung Sasuke yang semakin menjauh.

...

Keesokan harinya,

Terjadilah perang dingin antara kubu biru dan kubu kuning. Lalu negara api menyerang, jadilah perang itu berubah menjadi perang panas.

Eh, enggak ding.

"Hei, Sasuke, kau kenapa? Dari tadi kau menekuk wajahmu seperti itu?!"

Gaara meminum minumannya. Menatap Sasuke dengan tanda tanya. Pasalnya, pemuda raven itu dari tadi--tidak, tidak! Dari kemarin, selalu menekuk wajahnya. Jika biasanya wajah Sasuke datar, kali ini wajah Sasuke gelap seperti sedang ada amarah yang dipendamnya. Dan Gaara tidak tahu sebabnya.

Sasuke tidak menjawab. Ia hanya memainkan ponselnya, mencoba mengusir rasa bosan sembari menunggu waktu pulang tiba. Padahal, masih ada satu mata jam pelajaran lagi setelah ini.

Gaara yang menunggu jawaban Sasuke, tapi malah diabaikan, akhirnya mencibir. "Dasar papan!"

Sasuke menoleh sekilas, namun tidak mengatakan apa - apa.

Sai yang sedari tadi melihat Gaara yang mencoba mengajak ngobrol Sasuke--namun diabaikan, mencoba bertanya. "Sasuke-kun, apa kau punya masalah? Jika iya kau---" sebelum Sai menamatkan kalimatnya, Sasuke segera memotong,

"Diamlah," dengan nada datar.

Akhirnya karena memiliki nasib yang sama, Gaara memilih untuk mengajak Sai mengobrol. Setidaknya, pemuda yang memiliki kulit pucat itu masih 'sedikit' berpri-ekspresi-an. Mereka membicarakan banyak hal yang menurut mereka menarik.

Kitty ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang