[4]

3.8K 372 2
                                    

.

.

.

Eh! Ternyata benar,
"Naruto, kau sedang apa disini?" tanya Sasuke.

Naruto membuka matanya, mengerjap. "Ano... Aku ketidulran, ya?" tanyanya bingung. Naruto bangkit dari posisi tidurnya menjadi duduk bersila. Matanya menatap Sasuke aneh. "Apa aku masih belrmimpi?" lalu Naruto mengusap - usap matanya tiga kali. "Kenapa masih ada?" tanyanya Naruto masih dengan nada bingung. Dengan pelan, Naruto menepuk - nepuk pipinya, "Astaga, kenapa mimpiku terlasa seperlti nyata?!"

Jika boleh jujur, Sasuke ingin sekali tertawa. Melihat tingkah Naruto yang menggemaskan, serta dengan ekspresi yang manis, membuat perut Sasuke tergelitik dengan sesuatu yang tak ia ketahui. Sayangnya, rasa penasarannya lebih besar daripada rasa ingin tertawanya.

Kenapa Naruto ada disini?

Siapa yang memberitahunya tempat ini?

Apa ia yang membersihkan rumah pohon ini?

Dan pertanyaan - pertanyaan lainnya.

Tapi, melihat raut Naruto yang masih linglung, ditambah sambil terus menggosok matanya sembari bertanya kenapa mimpinya terasa nyata, mau tak mau, akhirnya rasa ingin tertawa itu menang dari rasa penasaran yang berkecamuk. "Hahaha..."

Naruto menatap Sasuke takjub, "Astaga, mimpi ini sungguh - sungguh seperlti nyata! Ah~ Sasuke-kun terlihat tampan sekali saat sedang terltawa."

Tawa Sasuke langsung pupus seketika. Entah kenapa jantungnya langsung berdetak kencang. Perasaan.. Sasuke tidak memiliki riwayat penyakit jantung. Lalu kenapa ini?

Terkejut, tentu saja. Naruto langsung menganga, "Mimpinya aneh sekali!" gumamnya pelan. Naruto menggaruk tengkuknya yang tiba - tiba terasa gatal.

Gemas, Sasuke menoyor kepala Naruto. Pelan~ "D-dasar, Dobe! Ini bukan mimpi, bodoh!" katanya datar, sambil gagap. Elah, Sasuke gengsian amat, sih!

Sepasang mata Naruto melotot tak percaya. Dengan cepat, Naruto menangkup pipi Sasuke. "Ini bukan mimpi?! Bukan bayangan??!!" tanyanya tak percaya, menggoyangkan pipi Sasuke kekanan lalu kekiri, "Ini nyata?!"

"T-tentu saja!" jawab Sasuke menepis tangan tangan Naruto. Ya Lord... D-emi apa, tadi Naruto menyentuh pipinya??!!! Tangannya lembut sekali~

Seketika, Naruto membuang muka. Wajah pemuda kuning itu memerah hingga keleher dan telinga. Tubuhnya ia bawa mundur hingga menciptakan jarak yang lumayan luas antara dirinya dengan Sasuke. "Kira - kira ia mendengarl perkataanku tadi, tidak ya?!" tanya Naruto pelan. Tidak kuat, Naruto menutup wajahnya dengan kedua tangannya, " ........ Aish, aku malu!"

Ehem...
Sasuke berdehem untuk menyamarkan rasa ingin tertawanya mendengar gumaman Naruto tadi. "Jadi.... Kenapa kau ada disini?" tanya Sasuke dengan nada lumayan tajam.

Naruto menunduk, gelagapan. "Aanooo......" pemuda itu menjeda panjang sekali hingga membuat Sasuke gemas sendiri. Naruto menggaruk pelipisnya, "Eum...... A-aku tadi....."

Si pemuda raven berdecak, "Ya, kau tadi kenapa?" tanyanya gemas. Haduh, kok Sasuke jadi ingin menerkam Naruto, ya.

"A-aku tadi...--ah, t-tidak sengaja m-menemukan tempat ini! Ahahaha, iya, itu!"

Kening Sasuke berkerut. Tapi, alasan cukup logis. Mungkin tadi Naruto sedang berjalan - jalan. Jadi, ia berdeham sekali lagi. "Apa kau yang membersihkan tempat ini?" tanya Sasuke sekali.

Si pemuda blonde mengangguk dengan cepat, "I-iya! Tadi tempat ini sangat berldebu, jadi aku memberlsihkannya!" ucapnya. Lalu Naruto tersenyun canggung. "Memangnya ada tempat apa ini??"

Kitty ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang