BAB I

176 10 0
                                    


Resya tengah berjalan gontai di lorong asrama, beberapa siswa tengah berseliweran sambil sesekali menyapanya. Siang hari setelah jam sekolah usai adalah masa yang cukup melelahkan bagi Resya, dengan tas gendong yang sudah melorot sebelah dan tatanan rambut yang berantakan cukup mendukung penampilannya yang bisa dibilang jenuh.

Resya sampai di sebuah pintu bernomor 35 dan bersandar disana. Ia menekan tuas pintu, namun pintu tersebut tidak juga terbuka.

"Rin.." ucapnya malas sambil mengetok pintu kamarnya. "Karina, buka pintu dong" ucapnya sekali lagi sambil menegakan posisi berdiri badannya. "Karina.."

"Apa sih, Re?" ucap seseorang, Resya menoleh dan dilihatnya seorang gadis tengah berjalan ke arahnya. "pintunya gak dikunci juga" ucap gadis yang diketahui bernama Karina itu sambil membuka pintu yang benar saja tidak terkunci.

"Tadi aku gak bisa buka" ucap Resya menunjuk pintu itu sambil berjalan mengekori Karina. "gak ada tenaga sih" ucap karina menyeringai sambil menatap Resya yang sudah menjatuhkan tubuhnya di tempat tidur.

"Memang ya, club Jurnalistik paling sibuk di akhir bulan gini" keluh Resya sambil mengusap kasar wajahnya.

"Beli inilah, itulah. Pasang inilah, itulah. Wawancara inilah, itulah" Resya menoleh ke sampingnya "Capek Rin" lanjutnya dengan ekspresi yang aneh.

"yaudahlah jalanin, kebanyakan ngeluh ah" ucap Karina "Re, Gea kok gak pulang sama kamu?" tanya Karina.

"Aku enggak tahu, padahal tadi aku lihat dia di lobi pas masuk asrama" Resya bangkit dari tidurnya lalu melirik Karina. "Tapi belum datang juga, mungkin ada sesuatu" ucap Resya lalu berjalan ke kamar mandi.

"Karina! Reysa!" teriak seseorang dari luar kamar, Resya segera keluar dari dalam kamar mandi sempat menatap Karina dengan tanda tanya.

"Rin, Re.. kalian harus ikut aku, sekarang!" Ucap gadis yang baru saja membuka pintu kamar dengan nafas yang belum teratur. "Kenapa? Ada apa Ge?" tanya Karina yang mendekat.

"Udah cepet ah, di lobi ada yang aneh" Karina dan Resya kembali saling tatap dan mengikuti Gea dari belakang, ia bisa melihat banyak siswi yang ikut berlari di koridor menuju arah yang sama.

"Ada apa sih Ge? Kok heboh?" Resya terkejut saat akan menuruni tangga, dilihatnya di Lobi sudah ramai dengan siswa dan siswi, dari tangga sayap kananpun terlihat banyak siswa yang berkumpul dan saling berbisik.

Resya melihat ke bawah, ia mengerutkan keningnya saat dilihatnya kerumunan siswa dan siswi tengah menutupi sesuatu. "Ada apa sih Ge?" tanya Resya sekali lagi saat Gea sudah berhenti bicara dengan siswi lain. "Ada yang kesurupan, dia kejang-kejang Re." ucap Gea tanpa memalingkan ucapannya.

"kamu yakin itu kesurupan? Gimana kalau dia epilepsi atau keracunan?" tanya Resya kembali meyakinkan.

"yah, enggak tau juga sih. Tapi ya kayanya kesurupan" ucap Gea tidak yakin, Karina menatapnya dengan ekspresi tidak percaya.

"Ge, kamu bikin heboh dengan berita yang engga akurat sama sekali" ucap Karina lalu kembali menuju kamar. Terlihat beberapa siswa laki-laki yang berkerumun kembali menaiki tangga sayap kanan dan masuk ke kamarnya.

"Udah yuk, Ge. Kita juga balik" ucap Resya diangguki oleh Gea.

***

"Aku masih penasaran sama apa yang terjadi tadi" ucap gea sambil melahap makanannya.

Suasana ruang makan asrama sangat berisik, ada yang masih mengantri untuk mendapat makan malam, ada juga yang sudah duduk di meja panjang.

CRAWLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang