BAB VI

75 6 0
                                    

15 September 2014

Berada di gedung asrama 3 Schofield High School.

Malam terasa dingin bagiku, kedua teman asramaku sudah tidur. Sebelum tidur tadi Gege dan Mia sempat bertanya kejadian tadi siang, aku sedih ketika hanya bisa menggeleng dan kembali berkutat pada buku pelajaran yang berada di meja belajarku. Mengingat kejadian tadi siang di sekolah membuatku malu, cukup membuatku menjadi pembicaraan seantero sekolah.

Gadis jelek sepertiku disukai oleh seorang laki-laki yang mendekati sempurna. Dia Mike Andalas. Munafik juka aku tidak suka dengannya, secara semenjak menginjakan kaki di gedung ini, hanya Mike yang bisa mencuri pandanganku setiap saatnya. Tapi bukan ini hal yang aku inginkan sebagai seorang gadis yang berharap cintanya di balas.

Semenjak pengakuan Mike di kebun belakang sekolah tadi siang, semakin banyak orang yang menyadarkanku kalau aku amat sangat tidak sempurna. Tubuh jangkung, kurus, kulit pucat, rambut tipis lurus kusam. Aku tidak tahu bagian mana yang disukai oleh laki-laki sepertinya.

Gege dan Mia bilang kalau aku tidak seburuk itu, mereka mengatakan selera seorang laki-laki tidak hanya berada pada tampilan fisik. Bahkan Gege menyarankanku untuk membuka hatiku untuk Mike, tidak ada salahnya katanya.

Entah kenapa aku tidak berharap hal lebih dari Mike, hatiku memang memiliki rasa, namun aku merasa apa yang telah aku rasakan selama ini adalah kesalahan, tidak benar dan tidak sepantasnya. Aku selalu takut setiap memiliki perasaan rumit seperti ini, aku bukan seorang pengambil keputusan yang baik.

Mike selalu tiba-tiba muncul di jendela pojok kelas dan kudapati selalu melihat ke arahku, selalu berada satu meja di ruang makan bersamaku, entahlah, pokoknya dia selalu ada dimanapun aku ada. Awalnya aku merasa itu kebetulan atau karena dia suka dengan Gege atau Mia, tapi hal yang mengagetkanku adalah kejadian tadi siang. Saat kelasku mengadakan pelajaran di luar kelas, tepatnya di kebun belakang sekolah. Mike dan beberapa teman yang tidak begitu aku tahu datang dan membuat suasana sedikit riuh. Ya, laki-laki itu berjalan mendekat ke arah kami bertiga, aku saat itu sempat melirik ke arah Gege dan Mia yang nampak bingung. Sampai akhirnya laki-laki itu berdiri tepat di depanku. Aku sempat bergeser sedikit ke belakang Gege yang ada di sampingku, ah! Gadis pemalu sepertiku tidak biasa berhadapan dengan situasi seperti itu.

Gege tiba-tiba saja bergeser, begitu pula Mia. Aku memberanikan diri menatap laki-laki itu. Sungguh, Mike terlihat lebih tampan saat dilihat dengan jarak sedekat ini. Laki-laki itu tersenyum dan aku bisa merasakan pipiku sedikit panas. Sampai akhirnya dia mengatakan hal yang tidak pernah aku duga. "Aku suka kamu Crish" ucapnya mantap tanpa memalingkan matanya dari wajahku.

Seketika kebun belakang sangat ricuh, bahkan Gege dan Mia juga bersuara. Aku tahu saat itu wajahku pasti sangat merah. Tapi hal bodoh yang aku lakukan adalah lari menjauh dari tempat itu tanpa mengucapkan sepatah katapun pada Mike, kata sederhana yang seharusnya juga bisa aku ucapkan "aku juga" hanya itu. Kenapa aku begitu bodoh?!

-Crshld

***

Resya mengucek matanya yang terasa gatal, suasana kelas begitu membosankan mengingat tidak ada guru yang mengajar sejak pagi tadi. Tidak banyak yang bisa Resya lakukan, gadis itu akhirnya menangkupkan wajahnya di tumpukan lengannya di atas meja.

Karina menoleh ke arah teman sebangkunya yang nampak tidak bersemangat sejak pagi tadi. Resya juga nampak aneh dan berbeda dari biasanya. Saat Karina bangun tadi, Resya masih tertidur dengan buku bersampul biru di dekatnya. Setelah Karina keluar dari kamar mandi, Karina melihat Resya sudah duduk di meja belajarnya sambil membaca buku yang tadi dilihatnya. Buku itu nampak asing bagi Karina, tapi segera ditepis mengingat itu bukanlah urusannya.

CRAWLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang