Resya berjalan-jalan di koridor sekolahnya, sesekali menyapa beberapa orang yang di temuinya. Gadis itu menghela nafasnya sambil menggelengkan kepalanya yang sedikit berdenyut. Beragam pertanyaan berlalu lalang di pikirannya. Gadis itu terus melangkah menuju kebun belakang sekolah. Entah mengapa gadis itu merasa harus menemui seseorang yang menurutnya mengetahui sesuatu yang penting.
Resya sampai di kebun belakang sekolah yang sepi. Ia bisa mendengar suara serangga dan kicauan burung. Gadis itu menoleh ke kanan dan ke kiri. Sepi, tidak ada siapapun di tempat itu sekarang. Resya berjalan di sekitarnya sebentar sambil menikmati udara sejuk di kebun itu.
"Apa yang kamu lakukan di sini?"
Resya berbalik, tebakannya benar kalau gadis ini akan kemari. Gadis itu mengingat ucapak Karina semalam. Jangan melihat mata gadis itu, sejujurnya ada apa di matanya? Resya benar-benar penasaran siapa gadis di depannya itu.
"Seharusnya aku yang bertanya seperti itu" ucap Resya sarkastik.
Resya bisa melihat gadis di depannya membulatkan matanya. Resya menyeringai lalu melanjutkan kembali perkataannya.
"Apa yang kamu lakukan di kebun ini setiap hari Crishtine?"
Crishtine mengalihkan pandangannya ke arah lain sambil mendecih meremehkan.
"Sepertinya kamu mengetahui sesuatu, tentang Mili yang aneh semalam. Benar 'kan?"
Crishtine menoleh ke arah Resya, ekspresinya tidak berubah sedikitpun. Gadis itu sangat dingin. Resya pikir Cristine akan mudah di ajak berbicara. Resya menghela nafasnya sekali lagi, kepalanya sungguh berat dengan rasa penasarannya yang mungkin bisa di jawab oleh Crishtine.
"Kenapa pikir begitu?"
Resya tersenyum tipis mendengar suara Crishtine sekali lagi. Resya maju selangkah dan menjulurkan tangannya pada Crishtine.
"Ada baikanya kita saling mengenal lebih dulu. Aku Resya"
Crishtine menaikan sebelah alisnya melirik tangan Resya tidak selera.
"Crishtine"
Resya bisa merasakan tangan gadis itu begitu dingin sama seperti sikapnya. "Apa yang kamu cari disini? Mungkin aku bisa bantu."
Crishtine menatap Resya, dari tatapannya terlihat ekspresinya seolah berkata 'kamu bercanda'. Resya mengkerutkan keningnya melihat ekspresi Crishtine.
"Aku yakin kamu orang baik Crishtine, jika kita mencari bersama mungkin kamu akan menemukan bendanya lebih cepat" ucap Resya mencoba bernegosiasi dengan Crishtine. Resya masih sangat penasaran dengan gadis dingin di depannya ini.
Resya merasa seperti benda yang dicari Crishtine adalah penting. Dan Resya yakin kalau benda yang ditemukannya kemarin adalah yang Crishtine cari. Hanya saja Resya ingin tahu seberapa penting benda itu.
"Resya!"
Resya menoleh ke balik punggung Crishtine, ia melihat Andrean menatapnya penasaran.
"Kalau kamu perlu bantuan, kamu tahu harus cari siapa"
Resya melangkah meninggalkan Crishtine yang melihatnya dengan penuh tanda tanya. Gadis itu kini mendekati Andrean dan mengajaknya pergi dari situ.
Resya masih berfikir mengenai siapa Crishtine sebenarnya. Kenapa gadis itu sangat suka menjatuhkan nampan makannya di ruang makan. Dan, apa maksud tatapannya semalam mengenai hal yang menimpa Mili.
"Resya, apa yang kamu bicarakan sama Crishtine?"
Resya menoleh ke laki-laki yang berjalan di sebelahnya. Gadis itu menggeleng lemah "Bukan apa-apa, kami hanya tidak sengaja bertemu tadi"
KAMU SEDANG MEMBACA
CRAWL
Horror'Apa jadinya asrama yang awalnya terasa tenang dan nyaman berubah? Tidurlah sebelum lewat tengah malam, atau kau akan melihatnya tengah melewati kamarmu melalui celah pintu, atau mungkin merangkak di bawah tempat tidurmu' Menceritakan seorang gadis...