Sama seperti hujan yang membiarkan rintiknya jatuh ke bumi.
Begitupula aku yang membiarkan hatiku jatuh di kamu.
-Author___________________________
"Wah, besar juga ya nyali lo masih berani nunjukin batang hidung lo di sekolah ini,hah," Naya menyambut pagi Kayla dengan begitu layasnya.
Mikhayla hanya terdiam. Bagas sudah menasehatinya kemarin untuk tidak menanggapi orang yang tidak tau berterimakasih seperti Naya ini.
"Nay please, jangan ganggu Kayla lagi." Milan yang berada di sampingnya sontak membuka suara.
"Lo jangan ikut campur. Ini urusan gue sama si jomblo ngenes yang gaktau diri ini." Balasnya tak kunjung berhenti menghina.
"Nay stop!" Milan membentak Naya.
"Sekali lagi lo ngehina Kayla, gue bakal tampar mulut lo itu,"Milan lalu menarik Kayla pergi ke bangkunya. Dia berusaha menenangkan Kayla.
"Nangis lagi dong, bitch! Haha," Naya belum juga berhenti.
Setelah duduk pada posisi wuenak, mata Kayla tiba-tiba tertuju pada Nichole and the gang alias Axcel, Frans, & Edward yang tampak dengan kompaknya memasuki kelas.
Mereka terlihat sangat keren.
"KAY, LO DARIMANA AJA SEMALEM?" Spontan, Frans yang masih berada di pintu kelas bertanya dengan begitu keras ke arah Kayla.
"Apasih, lebay deh." Jawab Milan pada Frans.
"Apaan, orang gue nanya ke Kayla kok," Balas Frans tak mau kalah.
Kayla tak merespon. Dia menatap ke arah Nichole. Mata mereka saling bertemu.
'Entah apa yang Nichole pikir tentang gue sekarang'
Nichole and the gang tampak mendekat ke arah Kayla. Frans, Axcel, dan Edward berhenti di depan meja Kayla dan bertanya-tanya akan keadaannya.
Yap! Tapi terkecuali dengan Nichole.
Dia berhenti di depan meja Naya. Dia menyapa dan menanyakan kabar Naya.
Entah mengapa hati Kayla begitu nyeri melihat pemandangan itu.
****
"Kay, udahla lo jangan ngelamun terus. Kantin yuk," Ajak Milan
"Lo gaboleh terus-terusan kayak gini. Lo harus jadi Kayla yang biasanya. Kayla yg penuh semangat dan keberanian!" Milan mencoba menyemangati."Yaudah yauda,ayok." Mereka akhirnya pergi ke Kantin walau hanya dengan setengah hati.
Sesampainya di kantin, Milan memesankan makanan kesukaan Kayla. Siomay budde Laras.
"Makan tuh, kali ini gue yang traktir deh."
"Thanks Mil," Balasnya tanpa semangat.
"Apa tanggepan lo tentang sikap Nichole tadi pagi?" Milan membahas kotoran yg membuat selera makan Kayla jadi hilang.
"Kenapa emang?"
"Udah jawab aja," Titah Milan.
"As usual, i don't like him."
"No. You do like him, Kay" Milan tersenyum.
Spontan, hal itu membuat Kayla melotot ke arah Milan. Tangannya mengepal sendok dan garpu yang sedang ku pegang. Mulutnya seakan ingin mengeluarkan segala jenis hewan saat ini juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Secret Destiny #Wattys2017
Teen Fiction#54 in Teen Fiction (29.11.17) #RomanticComedy