Kamu adalah kekhawatiran
yang selalu aku lafalkan
dalam setiap doaku.
-Author_______________________________
Kaki Kayla bergetar dan tangannya melemas. Ia bahkan sampai menjatuhkan pisau lipat yang tadi Kayla pegang. Karena entah mengapa, NICHOLE TIBA-TIBA SAJA MENDEKAP TUBUH KAYLA DAN MEMELUKNYA DENGAN BEGITU HANGAT.
***
Nichole mengusap kepala Kayla dengan telapaknya yang besar sehingga terasa hangat bagi Kayla. Kayla berusaha menahan napas. Jantungnya berdebar-debar, wajahnya memucat, dan tatapannya kosong seperti masih tak percaya akan yang Nichole lakukan.
5 detik
15 detik
25 detik
"Mikhayla," Nichole berbisik lembut, kemudian perlahan melepaskan Kayla dari dekapannya.
Kayla masih shock. Tatapan kosongnya tertuju lurus tanpa arah. Mulutnya sedikit menganga. Namun hal itu justru membuat Kayla tampak begitu chubby.
"Kay,"
"Hah? I-iya?" Kayla mengedipkan kedua matanya seakan kembali sadar.
"S-sorry, kayaknya udah Bel. Gue masuk duluan ya,"Perempuan itu lalu perlahan membalikkan badannya, sehingga punggungnya menghadap ke wajah Nichole. Dia berjalan perlahan meninggalkan pria yang tadi memeluknya itu.
Setelah berjalan sekitar 4 langkah, Nichole mulai mengejarnya. Dia menarik sikut Kayla hingga mereka berubah menjadi posisi saling berhadapan. Mata Nichole masih tampak berkaca-kaca, bahkan sedikit merah.
"Katanya, lo mau dengerin gue curhat," Nichole melepaskan tangannya dari sikut Kayla. "Sebenarnya, bolos satu kali itu gak gede-gede amat kok dosanya Kay,"
"Hah?" Kayla sepertinya masih belum 100% sadar.
"Hah hoh hah hoh." Laki-laki itu menarik tangan Kayla ke arah sebuah kursi panjang yang terbuat dari kayu.
Dia kemudian menyentuh kedua sisi pundak Kayla, lalu ia tekan ke bawah. Dalam arti ia menyuruh Kayla duduk.
"Lo mau tau kenapa gue ngelakuin hal tadi?" Nichole bertanya sambil mendaratkan bokongnya tepat di sebelah sisi Kayla.
"K-kenapa?" Kayla menoleh dan memandangi wajah Nichole.
"Gue juga gak tau." Nichole menghela napas panjang. "Tapi setiap kali gue melukai diri gue sendiri, kadang gue suka merasa lebih lega."
"Ish, persepsi macam apa itu?" Kayla membuang muka dengan kesal.
"Tapi emg itu yg gue rasain."
"LO SINTING YA ??!"
"Mungkin." Nichole bangkit berdiri. Ia sepertinya sedang menyembunyikan airmata nya dari Kayla.
"Tapi kenapa? Lo serius? Gakmungkin lah lo se-gila itu? Emang apa untungnya? " Kayla menatap penuh tanya dibarengi rasa prihatin sekaligus belum percaya.
"Coba lo liat ini," Nichole tiba-tiba membuka 3 kancing teratas seragamnya. Dia memperliatkan bagian dada kiri atasnya, dimana terdapat sebuah bekas jahitan di sana. Sepertinya parah.
"Gue serius. Gue juga gak ngerti. Tapi setiap kali gue liat darah yang keluar dari tubuh gue sendiri, itu seakan-akan masalah yang keluar, bukan darah. Makanya gue ngerasa senang," Nichole menatap Kayla dan tersenyum miris.
"Emang cowok kayak lo juga bisa punya masalah ya? Itu dada lo, lo lukain sendiri? Gak, gamungkinlah. Lo aja anak mommy, mana mungkin lo se-nekat itu,"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Secret Destiny #Wattys2017
Jugendliteratur#54 in Teen Fiction (29.11.17) #RomanticComedy