Jangan datang untuk menyakiti. Jangan pula pergi untuk
memper-perih. Cukup diam
dan biarkan aku yang
bekerjasama dengan waktu.
-Author________________________________
Benar, Naya menyukai Nichole sejak kedatangannya 3 bulan yang lalu dan hal itu diketahui Nichole beberapa hari setelahnya.
Fakta itu bukannya justru membuat Nichole jadi jaim atau dingin pada Naya. Tapi bahkan, dia jadi sering sekali memanfaatkan Naya sebagai Tamengnya.
Misalnya; Nichole hampir setiap hari memperbudak Naya untuk mengerjakan PR nya. Nichole sering menyuruh-nyuruh Naya bolak-balik membeli ini-itu saat jam istirahat. Nichole sering meminta Naya menuliskan kunci jawaban untuknya saat ujian. Dan jika ketauan guru, maka Nichole akan berakting mohon-mohon pada Naya agar tidak membawa-bawa namanya. Nichole juga kerap kali membentak-bentak Naya seenak jidatnya.
Benar-benar keterlaluan.
Nichole yang sekarang tak lagi sama dengan siswa baru yang datang 3 bulan lalu. Nichole yang sekarang tidak lagi bersikap dingin. Dia bahkan sering melontarkan jokes konyol pada teman-teman sekelasnya. Nichole yang sekarang telah berubah semakin ngeselin. Suka mencari gara-gara pada siswa perempuan dan mengganggu ketenangan kelas. Dia juga salah satu siswa yang paling suka menabung ke Koperasi Sekolah, karena hampir tiap hari dia menghilangkan dasinya, kemudian membeli yang baru. Nichole yang sekarang tidak lebih dari seorang pemalas yang suka berhibernasi di Perpustakaan selama jam istirahat.
Namun di balik itu semua, ada 2 hal baik yang dapat ditemui dalam dirinya. Pertama, DIA BUKANLAH SEORANG PEROKOK seperti kebanyakan siswa laki-laki Sekolah Dharma. Kedua, DIA TIDAK SUKA BERKELAHI.
"Emang lo tadi malem kenapa bisa ketiduran?" Tanya Naya dengan manis.
"Karna ngantuk lah."
"Kok bisa ngantuk? Emang ngapain aja kalo gue boleh tau?"
"Udah kerjain aja dulu itu PR gue. Ntar gak selesai, gue dihukum bu Tepu lagi kayak kemaren."
"Oh oke, Siap bos," Jawab Naya dengan tersenyum, lalu Nichole meninggalkannya.
Saat Nichole akan duduk di bangkunya, Kayla menghalau langkahnya Nichole.
"Gue mau ngomong," Kata gadis itu pada Nichole.
"Apa?" Dia memasang wajah malas.
"Di luar aja, gue gak mau kalo di sini. Ikut gue"
"Apa pangkat lo nyuruh-nyuruh gue?" Nichole menentang sambil melipat kedua tangannya di dada.
"Ikut gue atau gue laporin ke bu Tepu kalo lo nyuruh orang lain buat ngerjain PR lo?"
"Fuck!"
Ancaman Kayla berhasil. Akhirnya Nichole mengikutinya ke arah lorong luar kelas.
Bu Tepu memang satu-satunya guru yang Nichole takuti di sekolah ini karena aksi hukumannya yang memang tidak tanggung-tanggung. Selain itu tidak ada lagi, kecuali air liur Bisma yang kerap kali muncrat apabila sedang berbicara.
"Lo kok tega sih manfaatin Naya terus-terusan? Punya otak gak sih?" Kayla me-ngomel
"Mind your own business." Jawab Nichole dengan santai.
"Gakbisa gitu dong. Gue sebagai cewek merasa lo udah ngerendahin kita! Lo manfaatin Naya gara-gara lo tau dia suka sama lo! Banci lo,"
"Naya aja gak protes. Apa hak lo ngatur-ngatur hidup gue?" Nichole mulai menaikkan nada suaranya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Secret Destiny #Wattys2017
Novela Juvenil#54 in Teen Fiction (29.11.17) #RomanticComedy