"Fella pengen apa Nak? Bilang ke Mama." Bujuk Rania pada putrinya yang tengah duduk di kursi belajarnya.
Fella sudah keluar dari rumah sakit sejak tiga hari yang lalu, dan kebetulan Rania dan Fahri serta Fika harus pergi ke Kalimantan untuk perjalanan bisnis Fahri.
Jadi dengan terpaksa, mereka meninggalkan Fella dan menyewa pengasuh untuk Fella. Dan mereka bahkan tidak bisa menjemput Fella saat keluar dari rumah sakit.
"Fella?" tanya Rania lembut sembari mengusap rambut Fella penuh sayang.
Namun hal yang sama terulang kembali. Rambut Fella rontok dan itu malah membuat Rania takut.
"Fella nggak mau sama Mama." ujar Fella lirih, yang masih bisa ditangkap pendengaran Rania. Yang sekaligus menohok dirinya.
"Maafin Mama ya nggak bisa menyambut Fella waktu keluar dari rumah sakit." ujar Rania sedih.
Mendengarnya pun Fella menggeleng. Masih tidak mau menoleh pada sang Mama. "Fella nggak suka sama Mama. Fella sukanya sama mbak itu Ma."
"Kan mbaknya cuma ngurusin Fella waktu Mama pergi aja. Sekarang Mama udah pulang. Jadi mbaknya udah nggak sama Fella lagi." ujar Rania berusaha memberi pengertian pada Fella.
"Fella mau mbak itu!!" teriak Fella yang mengejutkan Rania.
Tapi apa boleh buat. Menolak kemauan Fella hanya akan membuatnya semakin tertekan. Maka dengan berat hati, Rania terpaksa mengangguk menuruti kemauan Fella.
=====
"Mbakk!!" teriak Fella begitu mendapati pengasuh yang baru beberapa hari dikenalnya itu.
"Halo cantik! Kangen sama mbak?" tanya Kira, pengasuh Fella yang baru berusia 21 tahun itu.
Dengan semangat, Fella mengangguk dan memeluk Kira dengan erat. "Mbak jangan pergi-pergi lagi."
Setelah itu, dengan semangat Fella mengajak Kira untuk masuk dan menceritakan banyak hal yang terjadi dua hari belakangan.
Sedangkan Rania yang masih berdiri di depan pintu hanya bisa menatap interaksi mereka dan mengepalkan tangannya.
Fella bukan anak yang mudah dekat dengan orang lain. Namun yang saat ini terjadi malah menunjukkan sebaliknya.
Dan itu membuktikan bahwa Fella tidak lagi sama. Dan Fella semakin menjauh dari dirinnya.
=====
"Buk, apa saya perlu ikut Nona Fella ke sekolah?" tanya Kira pada Rania.
"Nggak usah. Biar saya saja yang menjaga anak anak saya. Kamu cukup menjadi teman Fella saat dirumah saja." ujar Rania datar.
Sebenarnya Rania bukan tidak suka kepada Kira. Karena jujur saja, melihat interaksi Kira yang termasuk dekat dengan Fella dan tulus menyayangi Fella membuatnya takut.
"Baik buk. Saya mau membantu Non Fella menyiapkan tas sekolahnya." ujar Kira lalu pamit pergi dan meninggalkan Rania sendirian di dapur.
Sedangkan tanpa kedua wanita itu sadari, sedari tadi Fahri melihat gerak gerik Rania dari balik pantry. Dengan menghela napasnya, Fahri memutuskan mendekati Rania.
"Kau yang memutuskan untuk membawanya kembali bukan?" ujar Fahri sembari memeluk pinggang Rania dari belakang.
"Tapi entah kenapa melihat kedekatan mereka membuat aku nggak rela, Mas." ujar Rania lirih.
"It's your choice. Kau tidak bisa menyesalinya. Tenanglah sayang, lama kelamaan kau akan terbiasa dengannya." Hibur Fahri mengecup pucuk kepala istrinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Twins (END)
Short StoryFella hanyalah seorang gadis kecil berusia 6 tahun. Dengan Fika sebagai saudari kembarnya. Fella sayang Fika? Itu pasti. Fella bahkan rela dipukul supaya Fika tidak terkena hukuman. Tapi apa Fika sayang Fella? Bagi Fika, Fella tak lebih dari tameng...