Tapi sayang. Rania ternyata benar benar marah padanya sehingga wanita itu mengunci pintu kamarnya.
Fella duduk bersender pada pintu sambil menangis.
Apa Fella nakal? Kenapa Mama gak sayang Fella lagi? Kenapa Mama marah sama Fella? Batin gadis kecil itu bertanya tanya.
Dan tanpa Rania ataupun Fahri danyang lainnya sadari, perlakuan mereka yang keras kepada Fella malah memperburuk keadaan.
=======
"Ma, Fella mau bobo dulu ya. Mama jagain Fika. Sama jangan lupa buatin aku adek baru," ujar seorang gadis kecil dengan dress putih yang menamai dirinya Fella pada seorang wanita yang kini tengah memandangnya bingung.
"Fella? Kamu mau kemana, Nak?" tanya wanita cantik itu yang ternyata adalah Rania.
"Fella mau bobo, Ma. Soalnya aku kecapean. Mama jangan sedih ya kalo aku bobo," ujar Fella lalu berlarian kesana kemari hanya untuk mengejar kelinci yang mengalihkan perhatiannya.
Setelah jaraknya sedikit jauh dengan sang Mama, Fella membalikkan tubuhnya dan memandang Mamanya yang juga tengah memandangnya.
Dengan semangat Fella melambaikan tangannya kepada sang Mama. "Dadah Mama?! Fella bobo dulu ya!!" teriaknya lalu kembali berlarian mengejar kelinci itu.
Rania yang bingung dengan maksud perkataan Fella hanya diam. Tapi nampaknya ia memang harus bisa menahan dirinya.
Fella yang tadinya tengah berlarian mengelilingi taman yang penuh dengan tanaman indah ini tiba tiba menghilang.
Rania yang melihat Fella tiba tiba menghilang dibuat panik. Dengan segera ia menghampiri tempat terakhir Fella berlarian tadi.
Tapi yang ada hanya taman luas dengan begitu banyak tanaman indah. Tidak ada tanda tanda putrinya pernah berlarian disini. Hanya dia sendiri yang ada di taman ini.
"Fella!! Fella!!"
"Kamu dimana sayang?!!"
"Fella?! Ini Mama nak?!"
"Fella!! Ayo jangan sembunyi terus!!"
"Fella?!"
"Fella?!"
"Fella!! Jangan pergi nak?!" teriak Rania lalu tersentak dari tidurnya.
Rania duduk diatas ranjangnya dengan wajah cemas dan nafas yang tak beraturan.
Fahri yang tidur di samping Rania ikut bangun mendengar teriakan istrinya itu. Untung saja Fika yang ada ditengah mereka tetap tidur seakan akan tidak mendengar teriakan Rania.
Fahri mendekat dengan hati hati pada istrinya. Lalu dengan satu gerakan cepat, pria itu mendekap istrinya erat.
"Kenapa? Hmm?" tanyanya lembut.
Rania yang mendengar pertanyaan Fahri semakin ketakutan. "Fella....Fella..."
Lalu wanita itu bangkit dan berlari keluar kamar, untuk mengampiri kamar anaknya. Rania membuka kunci kamar itu dari luar dengan tergesa.
Saat pintu dibuka, rasa penyesalan menyeruak di hati Rania. Fella tidur meringkuk di atas lantai. Dengan wajah pucat. Dan tangan mungilnya yang memeluk perutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Twins (END)
Historia CortaFella hanyalah seorang gadis kecil berusia 6 tahun. Dengan Fika sebagai saudari kembarnya. Fella sayang Fika? Itu pasti. Fella bahkan rela dipukul supaya Fika tidak terkena hukuman. Tapi apa Fika sayang Fella? Bagi Fika, Fella tak lebih dari tameng...