Menetralkan Jiwa

694 36 11
                                    

Kepada hati yang terbiasa berdua dan akhirnya diduakan, bagaimana keadaanmu?

Kepada hati yang baru saja meneguk indahnya bahagia dan harus menelan kecewa, bagaimana kabarmu?

Kepada hati yang baru saja mencium indahnya bersama dan akhirnya berpisah, bagaimana rasanya ?

Seperti nya semua pertanyaan itu, tepat ditujukan padaku

Akulah hati yang merasakan semua nya

Tapi tak apa, bagiku ini indah meskipun semuanya hanya mengundang tangis dan luka.

Namun bagi orang lemah seperti ku tidak dibersamakan denganmu lagi adalah suatu anugerah.

Entah kenapa semua luka dan sakit ini seakan kian menghambar dan lambat laun menghilang.

Aku orang lemah yang terlemahkan oleh rasa dan cinta, kini rasanya sudah kembali menjadi Aku yang dulu tak pernah mengenal rasa dan cinta.

Kepekatan cinta yang Kamu beri dulu yang diiringi kadar janji dan imaji yang tak kalah pekatnya, sekarang rasanya telah ternetralisasi dengan luka yang ada, luka ini mengajarkan ku untuk berdiri kembali sebagai orang yang tak terlemahkan oleh cinta.

Aku menemukan jiwaku kembali setelah dulu sempat terpengaruh oleh besarnya janji bahagia darimu, rasanya bahagia ku bukan Kamu lagi, bahkan luka bahagia yang dulu selalu ku sebut tak benar-benar terasa bahagia, luka yang basah dan bernanah kemarin rasanya sudah mengering dan takkan terkoyak lagi meskipun sesekali sesaat aku mengenang pasti khayal tentang kita akan kembali terkenang.

Kamu, melemahkanku dengan luka yang Kamu hadirkan.

Tapi, Aku juga berhak melemahkan luka yang Kamu beri dan merubahnya menjadi titik titik awal bahagia ku yang baru.

Jiwaku yang sekarang sedang berusaha menemukan bahagianya, sama seperti jiwamu yang terlebih dahulu pergi dan menemukan bahagia dengan yang lain.

Aku memang terlambat dalam memahami luka ini, tapi setidaknya Aku takkan benar-benar lupa bagaimana menaklukkan luka ini.

Kamu, dan siapapun itu berhak bahagia bahkan dengan cara curang sekalipun.

Dan Aku pun juga berhak atas bahagia itu bukan?

Sangat sulit bagiku untuk belajar berdiri dari pedih nya luka ini, tapi hidupku bukan hanya tentang menikmati luka darimu, Aku juga harus belajar menertawakan serta memaafkan luka darimu yang telah mengajarkanku banyak sekali kehati-hati an dalam memilih hati.

Aku tetap Aku yang dulu, tapi jiwaku akan menjadi jiwa yang baru yang tak lagi mengelu-elukan Kamu sebagai Dewa Bahagia.

Aku sudah minta pada Tuhan untuk membantuku menetralkan jiwaku untuk tidak selalu bergantung pada janji semu mu, karena setiap hati dan jiwa berhak untuk bahagia dan aku sedang dalam perjalanan menjemputnya

----------------

Jangan lupa vote dan comment nya ya pecinta sajak luka, karena setiap luka pasti ada akhirnya, setiap luka yang akan mengantarkan Kamu menuju ruang bahagia
💗

Deklarasi LukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang