Just a Friend to You

8K 657 206
                                    

Cast: Kim Hanbin
Lenght: Oneshoot, 3149 words
Inspiration: mantan gebetan ngechat gue di ig tengah malem
Backsound: tolong dengerin lagu-lagu melow aja di hp lo

🌼🌼🌼

All I want is nothing to more.. To hear you knocking at my door..
Cause if I could see your face one more..
I could die happy man I'm sure..

When you say your last goodbye.. I die a little bit inside..
I lay tears in bed all night..
Alone without you by my side..

Aku bersandar pada pintu kelas disaat lelaki berambut spike itu tengah memetik gitarnya sambil menyanyikan sebuah lagu kesukaannya. Sebenarnya tadi aku ingin masuk ke dalam, mengambil ponsel ku yang tertinggal di laci sekolah. Tapi, ketika aku melihat dan mendengar nyanyiannya, aku mengurungkan niatku dan akhirnya aku memandanginya.

Tiba-tiba lamunanku yang mengagumi suaranya terbuyar karena sebuah suara membuatku langsung mengerjap.

"Awas matanya keluar, mbak." dia meledekku dibarengi tawa khasnya. Aku langsung salah tingkah namun aku tak mau ketahuan. Aku membuang muka dan langsung beranjak masuk ke dalam kelas.

Sialan. Aku selalu kehilangan diriku disaat matanya yang tajam melihatku seperti itu. Aku memilih mengabaikan pandangannya, acuh tak acuh, aku mengambil ponselku dan berniat keluar kelas kembali.

Namun, dia langsung melompat dari bangku, menghadang jalanku dengan gitarnya. "Mau kemana?"

"Ke kantin."

"Beliin minum, ya. Haus nih,"

Aku mendecak kesal namun aku tak bisa menolaknya. "Hm. Minggir!"

Dia tersenyum, menampilkan lesung pipi di sebelah kirinya. Sesaat, aku terpesona namun aku langsung menepis pikiranku tentangnya. Lalu dia menggeser badannya, membiarkan ku lewat dari hadapannya.

Lelaki tinggi itu bernama Kim Hanbin. Aku mengenalnya dua tahun lalu. Disaat aku berpacaran dengan sepupunya -June- ketika aku SMP beranjak SMA. June mengenalkan aku padanya. Sesaat aku berpikir, lelaki itu menyebalkan. Tidak sampai 24 jam aku mengenalnya, dia sudah melontarkan kata-kata tak pantas untukku.

Dan sialnya, kami ternyata berada di SMA yang sama, dia juga menjadi teman semejaku selama satu semester penuh. Dan lebih sialnya lagi, dia mendapat kelas yang sama dengan ku selama 3 tahun penuh!

Dan aku selalu merasa jengkel. Dia selalu menggangguku, mengolok-ngolokku, meledekku, atau bahkan menggodaku sehingga membuat June marah melihat aku sangat dekat dengannya. Dan akhirnya, kami putus.

Keterlaluan.

Oke, aku mengakui Hanbin tampan. Sangat tampan malah. Dia memiliki tubuh yang tegap. Apalagi, lesung pipi kiri yang membuat pesonanya semakin bertambah. Pribadinya selalu ceria. Namun, dia bisa dingin dalam sekejap, ketika dia tidak suka dengan suatu hal. Dia bodoh di pelajaran sekolah, namun terlalu pintar untuk pengetahuan umum. Dia punya suara yang bagus, aku selalu mendengarnya bernyanyi ketika dia sedang teringat sesuatu. Dia bisa memetik gitar menghasilkan melodi yang lembut.

Ya ampun, selama hampir tiga tahun aku mengenalnya, aku sudah terlalu banyak tahu tentangnya. Aku tahu makanan kesukaannya, minuman kesukaannya, musik, warna, buku, pelajaran, benda, sepatu kesukaannya. Bahkan, aku mengetahui nama orangtuanya. Padahal nama orangtua adalah hal sensitif untuk diumbar-umbar pada orang lain disini.

Just Dreaming Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang