Just a Friend to You [Part 2]

3.5K 425 70
                                    

Well gaes, ini adalah lanjutan dari kisah Hanbin dan OC kemarin. Gue membuat ini karena banyak banget yang minta lanjutin hehe

Kalau yang belum tau ceritanya, silahkan cek part Just a Friend to You yang pertama ya ^^

🍀🍀🍀

Sejak Semesta diciptakan, semua takdir telah ditentukan. Dan sekarang Semesta sedang bekerja. Semesta mengaturnya. Aku sedang jatuh cinta; pada cara kerja Semesta.

Takdir memang sudah ditentukan. Dimana kisah ku dan kisah mu masih terus berlanjut sampai sekarang. Aku ingat saat kita masih SMA. Enggak terasa sekarang kita bahkan sudah menjadi mahasiswa di satu universitas yang sama.

Sekarang, aku adalah mahasiswi jurusan perpajakan dan Hanbin adalah mahasiswa teknik mesin. Padahal itu bukan impiannya.

Aku ingat, Hanbin pernah bilang kalau dia ingin masuk ke akademi kepolisian. Tapi sayangnya Tuhan belum merestuinya.

Ku kira, hubunganku dengan Hanbin akan berakhir di perpisahan terakhir saat SMA itu. Ku kira, aku tak akan bisa melihat senyum yang biasa dia berikan untukku lagi.

Tapi ternyata, Semesta telah mengaturnya.

🍀🍀🍀

Biasanya setiap malam libur, aku, Jisoo, Bobby, Jinan, Chanu dan Hanbin akan bermain dan menginap di rumah-rumah secara bergantian. Tapi sekarang itu tak bisa kami lakukan lagi karena kami sudah terpisah oleh jarak.

Jisoo kuliah di Jakarta, Bobby dan Chanu kuliah di Bandung, dan Jinan kuliah di Bali. Sementara aku dan Hanbin berada di Semarang. Walau begitu, kami tetap berkomunikasi walau kesibukan selalu mengganggu kami. Ah, aku jadi merindukan masa-masa SMA itu.

Sekarang, aku tak bisa lagi bermain dengan mereka. Bahkan, bermain dengan Hanbin yang notabenenya berada di wilayah yang sama saja susah karena kesibukan masing-masing. Hanbin bilang, dia stress karena pengkaderan yang dilakukan hampir tiap hari di fakultasnya. Belum lagi jadwal UTS yang akan berlangsung hari Senin besok. Hanbin sering mengeluh karena tugasnya sangat banyak. Dan lagi, matkul yang ada di krs-nya tak pernah masuk dalam logikanya.

Dasar Hanbin! Dia masih nggak berubah dan suka mengeluh.

Malam ini Hanbin mengajakku makan di luar karena dia lapar. Dia bilang di kos nya enggak ada sesuatu yang bisa dimakan dan teman-temannya sedang tidak ada di kos. Aku sedikit senang karena itu berarti aku dan dia akan makan berdua.

Padahal teman-teman SMA kami cukup banyak berada disini, tapi kenapa hanya aku yang diajaknya?

Ah, itu tidak penting.

Sekarang aku sedang menunggunya di depan kos ku. Aku mengenakan hoodie dan celana jeans karena hari ini dingin dan sepertinya akan hujan. Aku melirik jam tanganku. Tepat jarum panjang menunjuk angka 10, dia datang dengan motor ninja biru (bukan motornya melainkan ini adalah motor perserikatan milik kakak kelas ku yang bisa dipinjam siapa saja bagi alumni SMA ku).

"Oi," sapanya ketika ia menghentikan motor itu di depan ku.

"Oi," balas ku. "Mau makan di mana?"

"Dimana yang enak?"

"Burjo." kata ku menyebutkan salah satu warung paling laris tempat makan mahasiswa yang paling lengkap+kenyang+murah meriah+muntah.

"Bosan."

"Olive." usul ku menyebutkan salah satu tempat makan junk food.

"Malas."

"Oishi?" tawarku memberi saran, siapa tahu dia ingin memakan makanan Jepang.

Just Dreaming Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang