One Fine Day

3.4K 280 55
                                    

Cast: Mark Lee
Inspiration: Seorang teman sekampus yang udah lama pengen gua tebengin 😂😂
Lenght: Oneshoot, 2557 words

🍀🍀🍀

"Aku...bisa nebeng pulang, nggak?"

Hari ini sama seperti hari-hari gue yang biasa. Setiap hari Senin kegiatan gue selalu sama. Bangun jam 7 pagi untuk pergi ke kelas yang diadakan jam 7 (dosennya telat 2 jam, jadi gue selalu datang jam tengah 9), lalu pulang ke kost, dan menunggu jam berputar sampai menunjukkan pukul 7 malam untuk pergi ke kelas yang diadakan jam 7 malam.

Jangan tanya perbedaan waktu yang begitu jauh jaraknya. Itu semua disebabkan karena gue telat ngisi KRS. Karena waktu itu yang tersisa cuma kelas malam, yaudah, akhirnya gue mengambil kelas Pajak di malam hari. Makanya setiap Senin, kuliah gue itu kayak becanda. Pulang pagi, pergi lagi malamnya.

Oke, bukan itu yang mau kita bahas.

Gue mau nyeritain sesuatu. Like- ya, hanya cerita seorang 'gue' yang menganggap hari ini sebagai salah satu hari favorit gue.

Hari Senin.

Hari dimana gue berada di kelas yang sama dengan seorang cowok yang masuk ke dalam list "daftar cowok ganteng" di jurusan yang seangkatan gue. Well, jangan tanya kenapa gue membuat list tersebut. Cukup gue yang tau kenapa. Karena gue membuat itu hanya untuk kesenangan pribadi.

Namanya Mark Lee.

Udah. Itu aja. Selebihnya gue nggak tau apa-apa tentang dia.

Selama gue jadi MABA dan udah 4 bulan gue kuliah, gue dan dia jarang berinteraksi. Walau sekelas setiap hari Senin dengan dia, gue jarang bahkan mungkin nggak pernah ngomong sama dia.

Kita berteman di line dan instagram. Meskipun begitu, gue dan dia kalau udah ketemu seperti orang yang nggak pernah kenal sama sekali. Gue sering ngestalk akunnya dan gue cukup terkejut karena isi instagramnya sangat rapi.

Dia pasti menyukai photography, dan gue nggak heran kenapa feeds instagramnya itu begitu rapi dan kekinian.

Lupakan soal itu.

Hari ini sebelum gue ke kampus, hujan turun. Gue berharap hujannya awet sampai sore karena rencananya hari ini gue titip absen. Gue males ke kampus kalo hujan-hujan gini, lebih baik gue tidur di kost. Namun sepertinya Tuhan enggak mendengar doa gue. Selepas gue mandi tadi, hujannya udah berhenti.

Namun karena gue punya kemageran tingkat tinggi, gue memutuskan untuk enggak membawa motor hari ini ke kampus. Karena gue males bawanya dan selain itu gue takut kalau tiba-tiba nanti hujan, pasti gue bakalan nggak pulang dan jalan terakhir gue berakhir di kampus/kosan temen sampe hujan reda.

Jadi gue memutuskan naik grab. Untung aja promo grab masih ada, jadi gue bisa menggunakannya dan hanya menguras kocek sedikit. Selain itu, faktor gue naik grab adalah karena dia.

Otak kecil gue langsung menjurus ke hal yang licik. Seperti 'kalo gue naik grab, berarti gue bisa nebeng pulangnya sama dia' dan ya. Gue udah menetapkan tekad gue.

Beruntungnya, pas gue mesen grab, mas-mas yang punya grabcar orangnya ganteng. Gue mendapat driver mahasiswa seuniversitas gue. Mas nya anak manajemen dan dia masih maba :)

Just Dreaming Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang