BAB 13

13 3 0
                                    

Setelah 2 hari berlalu, Laras dan Raif sudah kembali masuk ke Sekolah.

"Laras?"

Laras tersenyum melihat Latifa. Tidak ada lagi dendam dihatinya, ia sudah mengikhlaskan semuanya.

"Maafin gue. Gue tau apapun yang gue omongin gak akan pernah bisa buat nebus kesalahan gue ke elo selama ini Ras. Lo bebas benci gue, gue udah siap" lanjut Latifa

Laras menggelengkan kepalanya sambil tersenyum.
"Lo salah. Gue udah maafin lo. Gimanapun juga lo tetap sahabat gue. Gue udah tau semuanya dari Daffa"

Laras kemudian memeluk Latifa.
"Jangan pernah berfikiran untuk bunuh diri lagi. Jangan bego" ucap Laras kemudian

"Lo juga kan kaya gitu Ras." Balas Latifa

"Iya pas itu gue lagi butek banget jadi gak bisa mikir lagi hehe" ucap Laras sekarang sambil tertawa

"Elahh bisa aja lo" ucap Raif masih sewot

"Kalo gak ada pangeran tampan ini mau jadi apa lo coba" lanjutnya lagi

"Yaelah masih aja dibahas" balas Laras sambil menatap sinis Raif

Mereka ber4 pun tertawa bersama. Tanpa sadar Monica memperhatikan mereka.

Laraspun melihat Monica. Ia tersenyum hangat.

"Laras barusan senyum ama gue?" Batin Monica

Laras segera berjalan mendekati Monica.

Putri dkk pun menjadi was-was.

"A apa?!" Ucap Monica takut

Laras lagi-lagi tersenyum.
"Gue juga udah maafin lo Nic." Ucapnya

"Ta tapi kenapa?? Bukannya gue udah hampir bikin lo mati?? Lo seharusnya benci sama gue. Tapi ken-"

Ucapan Monica saat ini terpotong karena Laras saat ini sudah memeluknya.

"Gue tau, lo juga punya masa-masa sulit makanya lo jadi kayak gini."

Monica tercekat.

"Mulai sekarang gue mau jadi temen lo. Kita bisa belajar bareng nerima apa yang udah ditakdirkan untuk kita. Mengikhlaskan apa yang seharusnya di ikhlaskan. Belajar mensyukuri hal-hal kecil apa yang membuat kita bahagia hidup di dunia" ucap Laras lagi

"Gue tau itu semua gak mudah untuk ngerubah kebiasaan lo. Tapi lo bisa mulai pelan-pelan, dan hapus kebiasaan lo yang lama dengan kebiasaan lo yang baru" ucapnya

Monica sekarang sukses menangis.
"Makasih.." batinnya

-------

"Kebencian itu seperti rangkaian lingkaran yang tak berujung. Hanya kata ikhlas dan perasaan memaafkanlah yang mampu memutuskannya." Ucap Alka menasehati beberapa hari yang lalu

Maka dari itu Laras lebih memilih untuk memaafkan dan mengikhlaskan semuanya. Dan lebih berfokus pada kebahagian kecil yang ia miliki sekarang. Dan benar saja, itu lebih mudah dari pada memendam dendam selama bertahun-tahun.
.
.
.
.
Just For Your Information Readers:
Pada tahun 2015, LSM Plan International dan International Center for Research on Women (IRCW) melakukan riset terkait bullying. Hasilnya, terdapat 84% anak di Indonesia yang mengalami bullying di sekolah. Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan negara-negara lain di kawasan Asia. Riset ini dilakukan di beberapa negara di Asia, mencakup Vietnam, Kamboja, Nepal, Pakistan, dan Indonesia. Sembilan ribu anak-anak sekolah yang terlibat dalam riset ini berusia 12-17 tahun.

Menurut beberapa ahli, tayangan kekerasan di televisi dan media sosial juga berperan serta. Selain itu, kesadaran di masyarakat, baik pihak sekolah dan keluarga, masih kurang mengenai bullying. Seringkali anak takut melaporkan karena hanya akan dijadikan bahan bulan-bulanan oleh teman-temannya di sekolah.

Komnas Perlindungan Anak telah mencatat ribuan kasus kekerasan fisik, psikis, dan seksual terhadap anak setiap tahunnya. Indonesia memiliki sejumlah peraturan yang melindungi anak- anak dari tindak kekerasan. Contohnya, seperti UU No. 35 tahun 2014 tentang Perlindungan Anak. Namun, penerapan hukum masih mengalami berbagai kendala dan belum optimal.

Sangat disayangkan juga bahwa kadang beberapa pihak seperti guru, sering menutup mata atas kasus Bullying yang sering terjadi. Ketika kasus bullying tersebut baru terexpos media, barulah mereka mulai begerak. Memang tidak semua guru seperti itu, penulis juga yakin dan percaya bahwa masih banyak orang-orang baik diluar sana. Tapi jangan hanya menjadi orang baik, jadilah orang yang berani. Ingat mungkin atas keberanianmu membela mereka, Berapa banyak orang yang akan terbebaskan dari kasus pembullyan? Be care of your Life.

Penulis mengambil kutipan dari kata-kata seorang ahli:

“Don’t be a bully. Don’t even be a bully to the bullies, it just makes more bullies.” -Robby Novak


.
.
.
.
Oke dengan ini penulis menyatakan bahwa cerita SAMEMISTAKES telah tamat. Yeay:v
Harapan penulis? Semoga aja dengan adanya cerita ini, kasus pembullyan dapat berkurang. Seenggaknya pembaca memiliki kesadaran yang lebih setelah membaca cerita ini.
Penulis juga memohon maaf apabila terdapat kata yang salah dan memohon ampunan kepada Allah swt. Jika ada kalimat yang kiranya menyinggung.😇

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 11, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Same MistakesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang