Seven

4.2K 668 58
                                    

Berulang kali Sherly mencuci mukanya, ia masih tidak percaya dengan permintaan Azka. Permintaan Azka sama sekali tidak pernah ada dipikirannya dan permintaan itu benar-benar tidak masuk akal.

Azka meminta tim kreatif Sherly hanya bekerja sama dengan perusahaan Azka dan tidak mengurus pelanggan yang lain lagi. Azka juga meminta untuk diadakan rapat dadakan, sekarang juga, agar dia bisa presentasi soal kerja sama mereka dan dia juga ingin melihat bagaimana tim Sherly bekerja. Dia ingin melihat hasil ide yang sudah kami pikirkan dari lama dan hasil kerja kami selama ini!

Sherly awalnya dengan sangat jelas ia menolak hal itu. Tidak mungkin Sherly mengiyakan langsung, apalagi mengingat ia pasti akan bekerja setiap hari hanya untuk Azka. Ia menolak mentah-mentah dan sama sekali tidak peduli dengan akibat buruknya.

Sherly tidak peduli jika Azka akan membuatnya pergi ke ujung dunia atau menyentuh perusahaan tempat ia kerja. Karena hati kecil Sherly yakin kalau Azka tidak berani melakukan itu. Atau lebih tepatnya tidak tega. Azka hanya tega menyiksanya dengan cara manis, sangat manis.

Sherly kembal teringat bagaimana tadi ia menolak permintaan Azka dan bagaimana ia bisa menyetujui itu dengan sekejap.

"NGGAK BISA!!"

Kening Azka mengerut, baru kali ini ia melihat Sherly seperti itu. "Kenapa?"

Sherly tidak menatap ke arah Azka, ia menatap ke bosnya. "Pak Anton, kita tidak bisa membatalkan segalanya begitu saja apalagi ini sepihak Pak. Bapak sudah melakukan kontrak dengan mereka. Saya tahu kalau kerja sama ini bisa menguntungkan untuk kita. Tetap saja Bapak harus lihat konsekuensinya! Konsekuensi yang ditimbulkan juga besar Pak. Kepercayaan mereka untuk kerja sama dengan kita bisa hilang, belum lagi ganti rugi akibat pembatalan sepihak ini!"

"Saya yang akan tanggung jawab," Azka dengan santai melangkah mendekati Sherly, ia tersenyum, "perusahaan kalian tidak akan kenapa-kenapa. Mereka tetap akan percaya dengan kalian. Jika kinerja kalian bagus, saya akan mempromosikan perusahaan kalian."

Sherly memutar bola matanya, ia tetap menatap bosnya dengan tatapan memohon. "Bapak mungkin percaya dengan ucapan dia, saya juga begitu. Tapi kita tidak boleh terlalu percaya dengan ucapan orang. Okey, mereka tidak akan mempermasalahkan ini didepan Pak Azka. Bagaimana jika nanti setelah Pak Azka tidak mempromosikan kita lagi? Mereka pasti akan menyepelekan kita dan menganggap kita tidak bertanggung jawab!!"

"Mereka takut dengan perusahaan saya," Azka memegang pergelangan tangan Sherly, membuat Sherly terdiam, "perusahaan kalian akan saya jamin baik-baik saja. Dan kamu, Sherly, kamu tidak perlu repot-repot memikirkan soal perusahaan kamu. Yang perlu kamu pikirkan adalah isi h....."

"Pak Azka ini kelewatan!!" Sherly menyentakan tangan Azka kuat-kuat, "saya tetap tidak terima dan saya tidak mau!!"

Mata Azka tidak berkedip selama beberapa detik sebelum ia memegangi tangannya dan berjalan mundur mendekati Yura. Membuat Sherly kebingungan kenapa Azka tiba-tiba seperti itu. Sebelum ingatannya kembali pada kejadian beberapa tahun yang lalu.

Penyakit Azka!!!

"ASTAGA!! Azka!! Kamu nggak apa-apa? Tangan kamu memar?!! Maaf Az, aku beneran nggak sengaja," Sherly panik seketika itu, "kamu harus ke rumah sakit? Atau kamu harus dikompres dulu? Atau disuntik? Obat kamu mana? Biar aku yang suntikin."

Satu alis Azka terangkat, ia mundur mendekati Yura bukan karena tangannya yang kesakitan atau pun apa. Ia hanya ingin menanyakan kontraknya. Melihat kepanikan Sherly, membuat Azka tersenyum dalam hati. Ternyata Sherly masih mengingatnya.

"Sherly. Yang sopan," tegur Pak Anton.

"Az," Sherly perlahan mendekati Azka, "maafin aku ya? Aku mau deh kerja sama dengan kamu. Tapi kamu harus di obati, okey?"

{2} ILY ( I Love You or I Leave You )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang