"Oeeeeek oeeeeek oeeeekk"
"Lah anjir anak siapa sih ah pagi-pagi buta gini udah nangis aja" gumam Mark pelan sembari mengusap matanya yang masih mengantuk. Ia kemudian melihat jam di meja yang terletak disamping kasurnya.
"Masih jam 5 astagaa. Alah bangun aja nanggung" Mark pun memutuskan untuk bangun dari ranjangnya dan menuju dapur.
"Oeeeeek"
"Suara bayinya makin kenceng aja. Siapa si?" Karena penasaran Mark pun berjalan ke arah pintu apartment nya. Namun nihil, dilorong sangat sepi. Namun suara bayinya semakin terdengar nyaring. Dengan ragu-ragu Mark melihat kebawah.
Jackpot!
Di depannya terletak sebuah keranjang yang ditutup kain berwarna biru. Dia pun berjongkok dan membuka kain tersebut perlahan-lahan.
"BAYI?!!"
Mark pun buru-buru membawa keranjang itu masuk. Dia mondar-mandir di dalam apartment nya. Tangisan bayi itu masih terdengar.
"Ini bayi siapa sih? Kenapa disini? Aduh gue harus gimana ya? Apa lapor polisi aja? Mana ini anak berisik banget gilaa "
Mark mengacak rambutnya frustasi, namun beberapa detik kemudian ia menampilkan wajah sumringah. Ia buru-buru keluar apartmentnya menuju apartment di depannya.
Ia pun memencet bel dengan tak sabar "Kak Ahrin!! Buka pintu dong! Urgent kak!" Teriak Mark sambil sesekali menggedor pintu kemudian memencet bel seperti orang kesetanan. Untung tetangga lain tak ada yg protes padanya.
Cklek
"Apasih anjir, Mark sumpah gue baru tidur abis jaga malem!" Muncullah seorang perempuan dengan penampilan yang acak-acakan.
"Eh maaf deh kak tapi aslian ini gawat, ayo bantuin gue!" Mark menarik paksa Ahrin menuju apartment nya. Sedangkan yang ditarik hanya bersungut-sungut.
"Lepas anjir gausah modus"
Sungut Ahrin saat mereka sampai. "Eh itu bayi siapa?! Di keranjang gitu kaya parsel? Mark lo nyulik anak siapa?" Ahrin yang baru sadar pun memukul-mukul Mark."Ahh aww kak, eh gue juga gatau dia anak siapa aw aw" ucap Mark berusaha menghindar. Ia pun memegang tangan Ahrin yang masih sibuk memukulinya. "Dia tau-tau ada di depan pintu apart gue" jelas Mark dengan wajah kusutnya.
"Gila" hanya itu yang mampu Ahrin ucapkan. "Eh ya terus apa urusannya sama gue si?" Lanjutnya sengit.
"Lu kan perawat kak, pasti ngerti cara ngurus bayi kan? Nah itu dia nangis gmna?" Ucap Mark gusar.
Ahrin pun mendekati keranjang tersebut dan menggendong bayi yang ada di dalam, menimangnya pelan. "Laper dia Mark, lu ada susu gak?" Ucap Ahrin sembari melihat wajah bayi yang menangis itu.
"Hah? Ga ada kak, lu aja deh tetein dia, lu kan punya susu" ucap Mark asal yang membuat Ahrin melotot. "Heh! Mulut lo ya, untung lagi gendong, kalo gak udh gue matiin lo! Beli sana di mini market depan buru!"
"Harus banget ini kak?"
"Gue matiin beneran lo ya? Gue belom bisa hasilin ASI, cabut gak lo skrg?!"
"iyaa iyaa ah ni berangkat"
Mark pun mengambil uang di kamarnya dan pergi sesuai perintah. Beberapa menit kemudian ia pun kembali dengan wajah masam. Sedangkan Ahrin masih menggendong bayi yang masih menangis.
"Nih susu ama botolnya. Asem, gue dikira udh punya anak gara-gara ini" ucap Mark. Ahrin pun meletakkan bayi itu ke keranjang dan membuat susu. Beberapa menit kemudian Ahrin pun kembali dengan botol susu ditangannya. Ia duduk di sofa dan menggendong si bayi sembari memberinya dot.
Mark terlihat mengambil sesuatu dari keranjang, sebuah notes. Kemudian wajahnya menjadi pucat.
"Kak"
Ahrin hanya melihat Mark yang menatap kosong kedepan. Menunggu Mark melanjutkan kata-katanya.
"Dia anak kandung gue"
"APA?!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
PAPA MUDA ✘ Mark Lee AU ✅
Fanfiction"Please kak, jadi mama nya Hyena ya?" - Mark Lee "Hah? Gila lo!" - Park Ahrin Baca aja dulu siapa tau suka. Work perdana gue disini nih :v Start : 16 Juni 2017 End : 27 Juli 2017 Highest Rank #41 in Fanfiction berkat para readers, bukan gue yang...