Surrender

26.7K 3.5K 198
                                    

Ahrin's POV
Semenjak malem dimana Mark 'ngelamar' gue waktu itu-tepatnya 5 hari lalu, gue sama Mark ga pernah saling sapa. Boro-boro saling sapa, lah ketemu aja kagak. Gue juga ga ngerti Hyena gimana.

Hyena ya? Ck, kangen gue sama itu anak T-T
Selama 5 bulan ini gue yang jagain-sama Mark juga sih- jadi ya pasti gue kangen keseharian gue sama Hyena. Rewelnya dia, ketawanya dia, celotehan ga jelasnya. Huhu padahal baru aja dia bisa bilang 'eomma'.

Ting nong Ting ning

Siapa tuh? Ganggu aja cecan lagi meratapi nasib.

Pas gue buka pintu ternyata itu Mark, lagi gendong Hyena. Hyena makin lucu aja, gemes banget ya ampun.

Tapi, kok Mark sampe bunyiin bel gitu ya? Biasanya juga nyelonong masuk.

"Eomma" gumam Hyena sambil nunjuk-nunjuk gue bikin senyum gue lebar. Iya sayang, ini eomma. Huhu.

"Kak, sorry ya titip Hyena bentar. Bokap gue hari ini check out dari rumah sakit."

"Oh iya siniin." Gue pun ngambil alih Hyena dari tangan Mark sedangkan Mark pergi gitu aja, ga bilang makasih. Tapi yaudah gue kan baik, jadi gue maklumin aja.

Ahrin's POV END

-------

Mark dan Ayah Ibu nya baru saja sampai di hotel tempat Ayah dan Ibu Mark menginap. Saat Mark sedang menaruh barang-barang bawaan mereka, Ayah Mark tiba-tiba bicara.

"Mark, kamu jadi menikah kan?"

Mark menengok ke arah Ayahnya yang tengah bersandar di headboard kasur. Ia menghela nafasnya pelan. Mungkin ia dan Hyena memang harus terpisah. Memikirkan hal itu saja sudah membuat Mark sesak.

"Dad, Mark belum nemu calon yang pas. Gak bisa diundur aja?" Tawar Mark.

"Gak ada yang pas gimana? Perempuan yang waktu itu ciuman sama kamu?" Tanya Ayah Mark dengan nada jahil.

"Dad~" rengek Mark dan menutup wajahnya dengan tangan, merasa malu. Ayah Mark terkekeh melihat tingkah anaknya yang seperti anak kecil.

"Mark, Suster Park itu perempuan yang baik. Selama Dad di rumah sakit, Dad beberapa kali dirawat olehnya. Dia sangat ramah, sopan dan baik. Nikahi saja dia"

"Iya, Mom juga setuju. Dia juga baik ngerawat Hyena. Aah, Mom jadi kangen Hyena." Ucap ibu Mark yang sedari tadi sibuk menata baju Ayahnya ke lemari.

"Tapi ngajak orang nikah itu gak gampang. Apalagi dia bukan siapa-siapanya Mark." Mark duduk di tepi ranjang.

"Bukan siapa-siapa kok ciumannya seru banget." Goda Ayah Mark lagi.

Mark menarik selimut dan menyembunyikan wajahnya lagi.

"Waktu kamu tinggal sebentar Mark, menikah atau Hyena bakal Dad bawa." Intonasi Ayah Mark berubah serius yang membuat Mark menurunkan selimut diwajahnya. Ia tampak lesu. Ancaman ayahnya bagai mimpi buruk bagi Mark.

Mark mengangguk. Ia kemudian bangkit berdiri.

"Yaudah Dad, Mom. Mark pulang dulu."

"Iya hati-hati Mark" sahut ibunya sebelum Mark menghilang di balik pintu.

-------

Ahrin terbangun dari tidurnya dan melihat Hyena yang tidur nyenyak di sampingnya. Ahrin keluar dari kamarnya dan menuju ke dapur untuk minum air putih. Ia melirik jam dinding yang menunjukkan pukul 2 pagi.

'Mark kok ga jemput Hyena? Atau gue yang ga denger kalo dia ngebel lagi ya?' Batin Ahrin.

Ia pun pergi ke apartment Mark dan langsung disambut oleh bau asap rokok. Ia melihat Mark merokok di ruang tengah. Rokok di tangan kanan dan bir kaleng di tangan kiri. Di sampingnya ada koper besar.

"Lo ngerokok sambil minum? Minta mati besok apa gimana si? Ini lagi koper apaan?" Ahrin mencoba merebut kaleng bir dari tangan Mark yang justru membuatnya tumpah.

"Lo tuh bisa diem gak sih?!" Mark berdiri dan melepar kaleng bir nya ke tembok membuat Ahrin berjengit kaget. Mark tampak sangat marah sekarang. "Lo kalo ga bisa bantu, gausah nambah bikin pusing!" Bentak Mark.

"Ma-maaf"
Hanya itu yang bisa Ahrin ucapkan sebelum air matanya menetes.

Melihat Ahrin menangis, Mark pun merasa bersalah. Ia segera memeluk Ahrin yang justru membuat tangis Ahrin semakin kencang.

"Maafin gue kak. Gue.... gue kalut" Ucap Mark sembari mengelus punggung Ahrin lembut.

Untuk beberapa saat hanya isak tangis Ahrin yang terdengar.

"Kak, gue nyerah."

Ahrin sedikit mendorong tubuh Mark dan menatapnya bingung.

"Gue, bakal relain Hyena. Itu.... itu koper keperluan Hyena." Ucap Mark, setetes air mata lolos di pipi Mark.

Entah kenapa itu membuat dada Ahrin semakin sesak. Ahrin pun menghapus air mata Mark dengan jarinya.

"Maaf Mark." Ucap Ahrin lirih.

"Kak, terakhir gue tanya. Lo mau gak jadi nyokapnya Hyena?"

--------

Drama sekali ya Allah.
Chapter pendek-pendek aja ya :v

Semoga suka and thanks for the support ♥

PAPA MUDA ✘ Mark Lee AU ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang