Dilemma

27K 2.8K 652
                                    

"Kamu apa kabar?" Tanya Mark pada wanita di hadapannya. Saat ini Mark dan wanita itu tengah berada di rumah sang wanita. Mereka duduk berhadapan di meja makan.

Sepulang dari kantor, mereka sepakat untuk membicarakan 'urusan' mereka. Hari mereka di kantor berjalan dengan profesional, surprisingly.

"Kaya yang kamu liat. Aku baik." Wanita itu tersenyum manis pada Mark, menampakkan lesung pipinya yang cantik. "Gimana kabar kamu? Sama...... anak kita?" Wanita itu terlihat canggung mengucap pertanyaan terakhirnya.

"Hyena, Lee Hyena namanya. Anak aku baik-baik aja."

Wanita itu tertegun mendengar ucapan Mark. Mark hanya mengakui anak itu sebagai miliknya, bukan milik mereka.

"Mark. Aku punya alasan." Ucap Wanita itu lirih.

"Herin, aku ga peduli apapun itu! Kamu udah nelantarin Hyena sama aku!" Ekspresi Mark mengeras. Ia mengepalkan tangannya erat, menahan emosinya.

"Kamu egois Mark! Kamu kemana waktu aku hamil anak kita? Kamu kemana?!" Herin mulai meneteskan air matanya.

Mark terdiam mendengar ucapan Herin. Benar, mereka memang sama-sama bersalah.

Hati Mark luluh melihat Herin menangis dihadapannya. Mark berdiri, kemudian duduk di samping Herin dan memeluknya erat.

"Maafin aku, Rin. Aku egois. Maaf" ucap Mark lirih sembari mengelus rambut Herin lembut.

Setelah merasa Herin mulai tenang, Mark melepaskan pelukannya.

"Rin, kenapa kamu ga bilang sama aku waktu itu kalo kamu hamil?"

"Waktu itu.. aku takut Mark.. Aku sampe sempet berhenti kuliah, pergi dari Seoul. Sebelum balik ke Seoul, aku cari informasi soal kamu, aku kalut jadi aku taro Hyena gitu aja di depan pintu apart kamu. Setelah itu? Aku ke luar negeri buat lanjutin kuliah, ikut orang tua aku. Itu singkatnya."

Herin mengusap air matanya kasar. Mark menatap Herin sendu. Selama ini Mark berfikir bahwa Herin meninggalkannya untuk pria lain. Tapi ternyata ia terlalu bodoh untuk berfikiran dangkal seperti itu.

"Maafin aku, Rin." Mark memeluk Herin kembali. Mark tak henti-hentinya mengucap kata maaf. Dalam hati, ia merutuki segala kebodohannya yang telah membuat Herin, wanita yang amat dicintainya ini menderita.

Herin mendorong Mark pelan. Menatap matanya dalam.

"Mark..... aku masih sayang sama kamu. Ayo kita balikan?" Ucap Herin lemah.

Ekspresi Mark kosong. Jujur, ia sangat terkejut dengan pernyataan Herin yang tiba-tiba. Mark menatap mata Herin yang sedih. Mark mengusap air mata yang masih menggenang di mata indah Herin.

Hati Mark rasanya ngilu melihat Herin menangis seperti ini. Herin, wanita yang amat dicintainya 2 tahun lalu. Cinta pertama Mark. Segala yang pertama bagi Mark. Bukankah orang bilang yang pertama sangat sulit untuk dilupakan?

Mark mengakuinya sekarang. Di dalam hatinya, ia tak sepenuhnya melupakan Herin. Di dalam hatinya, masih ada perasaan cinta untuk Herin.

Mark menghembuskan nafasnya berat.

"Rin aku........"

---------------------------

Mark membuka pintu rumahnya pelan-pelan takut membangunkan orang-orang di rumah. Saat ia akan berjalan ke kamar, ia melihat Ahrin yang tertidur di sofa, sepertinya sedang menunggunya. Ia beralih menatap jam dinding yang menunjukkan pukul 10 malam.

Mark melepas jas nya dan melempar nya ke sofa lain. Ia kemudian berjongkok di depan Ahrin. Mark menghembuskan nafas beratnya. Tangannya terulur meraih wajah Ahrin. Ia mengelus pipi Ahrin lembut dengan ibu jarinya, kemudian membelai rambut Ahrin pelan.

PAPA MUDA ✘ Mark Lee AU ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang