SEVEN: [RUNAWAY LOVE]

2.3K 142 37
                                    

SEVEN-RUNAWAY LOVE

 

“―I won't stop until I find

my runaway love―”

 

Club Vie.

TIARA membaca sebuah papan nama. Saat Karl menghentikan langkah kakinya tepat di depan bangunan itu. Itu sebuah kelab. Tiara menaikkan kedua alisnya. Sambil dahinya berkerut. Sebenarnya ia enggan mengeluarkan suara. Semenjak kejadian di dalam lift tadi. Selama perjalanan mereka yang hanya berjalan kaki. Karena Rotterdam saat itu penuh dengan manusia di jalan-jalan. Sebagian manusia yang berjalan-jalan itu menggunakan pakaian berwarna oranye. Ia hanya mengikuti Karl saja. Entah kemana Karl akan membawanya. Dan ia berhenti tepat di depan Club Vie itu.

Club Vie terletak tidak begitu jauh dengan apartemen mereka. Lebih tepatnya di Maasboulevard 300. Sepanjang sungai Nieuwe Maas dekat area pelabuhan lama. Makanya mereka hanya memakan waktu 6 menit berjalan kaki sebelum tiba di situ.

You know. This is my first time to celebrate koningsnacht,” kata Karl, “Let's go inside!” lanjut Karl sambil melangkahkan kakinya.

Tiara mengernyit, “Your first time? Are you kidding me? Bukannya kamu udah pernah di Rotterdam sebelumnya?” Tiara enggan melangkahkan kakinya.

“Iya memang. Tapi tahun ini baru perayaan kedua koningsnacht dan koningsdag,” kata Karl yang kemudian menghentikan langkahnya. Kembali kepada Tiara yang tetap bergeming.

Tiara semakin tidak mengerti dengan perkataan Karl, “Maksudnya? Perayaan koningsnacht dan koningsdag ini perayaan baru?” tanya Tiara.

Nggak, tapi dulu namanya berbeda. Koninginnenacht, malam ratu dan koninginnedag hari ratu. Setelah Ratu Beatrix lengser dua tahun lalu. Digantikan oleh anaknya Raja Willem-Alexander. Perayaannya berubah nama menjadi koningsnacht dan konigsdag malam raja dan hari raja. Waktu aku di sini perayaannya setiap tanggal dua puluh sembilan April malam untuk koninginnenacht dan tiga puluh April untuk koninginnedag. Tapi karena sekarang Raja Willem-Alexander berulang tahun tanggal dua puluh tujuh April. Jadi perayaannya dimajukan,” jelas Karl.

“Jadi tanggal tiga puluh April itu ulang tahunnya Ratu Beatrix juga?” tanya Tiara.

Karl menggeleng, “Itu ulang tahunnya Ratu Juliana. Ibunya Ratu Beatrix. Namun perayaannya tidak berubah setelahnya,” jelas Karl lagi.

Tiara mengangguk-angguk sebenarnya masih ada bagian yang ia kurang pahami. Namun, setidaknya penjelasan Karl itu memberinya secercah pengertian, “Memangnya perayaannya apa saja? Sampai kita harus masuk ke tempat seperti ini. Aku nggak pernah masuk ke tempat beginian,” aku Tiara.

“Banyak. Dance along the night, Dj's around, Nacht van oranje and many more. Makanya, kita masuk ke dalam supaya kamu bisa tahu,” kata Karl.

Tiara masih bergeming. Ia menatap pintu masuk yang ramai. Dua orang penjaga di kiri dan di kanan pintu. Ia mengangkat kedua alisnya. Menggembungkan pipinya. Menimbang-nimbang. Jika ia masuk itu rekor pertamanya masuk ke dalam kelab. Di Jakarta, ia sama sekali tidak pernah masuk ke dalam kelab. Selain karena selalu dijaga oleh orang tuanya. Ia memang sama sekali tidak berniat masuk ke dalam kelab. Ia jauh dari dunia malam.

Too long,” kata Karl dan langsung membopong Tiara. Seperti yang dilakukannya di apartemen tadi.

“KARL!” teriak Tiara saat dirinya sudah berada di pundak Karl.

BELIEVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang