Prilly berjalan menelusuri tepian jalan. Angin berhembus sepoy menerpa tubuhnya.
Begitu tenang........... ia sangat menikmati suasana. Apalagi jalanan yang sepi menambah suasana semakin tentram. inilah yang ia suka dalam kehidupannya, sebuah KETENANGANDari Sekolah menuju Rumahnya memang sangatlah jauh. Capek? Ah rasanya tidak ada masalah baginya jika Capeknya terbalas oleh suasana setenang ini. Sebenarnya ia berniat pulang untuk naik taksi, tapi sampai sekarang ia tidak menemukan Taksi yang melewati dirinya. Masalah? Tentu saja Tidak, masalah besar baginya ialah jika ia harus pulang Cepat.
Door ...
Terdengar satu tembakan yang tak jauh dari keberadaan prilly saat ini. Ia mencoba mencari arah suara, "Siapa yang menembakan peluru di siang bolong gini?" Gumamnya lalu ia melihat sebuah mobil dengan sang pemiliknya yang sedang di todong.
Prilly memincingkan matanya. Seragamnya mirip selali dengan seragam yang ia pakai, apakah dia salah satu warga sekolah barunya? "Apa pedulinya gue" ia mengedikkan bahunya acuh dan melanjutkan kembali perjalannannya yang terganggu. Tapi sebelum ia pergi ia melihat pria yang di todong tadi Sempat Melawan.
Doooorr...
Lagi lagi prilly mendengar suara tembakan. Entah kenapa hatinya sangat gelisah takut takut Penjahat itu melukai mangsanya. " jika dia gantle pasti ia bisa mengatasi semuanya sendiri" gumam prilly dalam hati sambil terus berjalan meskipun rasa resah melandanya.
Tolonggg
Tak lama prilly langsung berbalik badan dan berlari menghampiri TKP. "Aish kenapa tuh laki cemen banget sih?" Ia berlari sekencang yang ia bisa takut takut penjahat itu sudah melukai mangsanya. Kenapa kejahatan terjadi si siang bolong gini? Ckkk seberapa sih uang yang mereka butuhkan buat hidup?
***
Ali berjalan menuju Parkiran, entah kenapa perasaannya saat ini sangatlah berbeda. Apa mungkin karena ganguan dari Para Chili sekolah? Tapi Ia kan sering seperti ini? Apa mungkin karrna mereka terlalu agresif? "Akhhh kenapa otak gue ada prilly sih?"
Ali menjalankan mobilnya pelan, sebenarnya apa yang terjadi padanya? Pikirannya tertuju pada Prilly, apa mungkin ia menyukainya? Tapi mana ada pria Es menyukai Gadis Es juga, yang ia tahu pasangan Pria Es ialah dengan Gadis Bawel. "Kenapa gue mikirin itu sih?
Ali sudah seperempat jalan menuju rumahnya. Jalanan yang sepi membuat ia leluasa menjalankan mobilnya. Tapi tunggu, Siapa seseorang di sana yang tengah tergeletak? Jika dia tidak tergeletak menghalangi jalannya tentu saja ia tidak akan menghentikan mobil dan menghampirinya. "Kenapa pirasat gue gak enak ya?"
Perlahan Ali menghampiri pria tersebut, perlahan dan perlahan. Lalu DOOOOOORR... seorang Pria muncul dari semak semak dengan membawa Pistol dan menyereetnya dengan Pistol yang sudah mengarah ke kepalanya.
"Cek mobilnya!" Orang yang menodong Ali memerintah pada pria yang tadi regeletak.
"Sial,, Gue di jebak" batin Ali. Ia harus melawan, jika tidak Mobil kesayangannya bakalan lenyap.
Disaat satu orang memeriksa mobilnya, Ali langsung menyerang Pria yang menodongnya hingga ia tersungkur diatas aspal, Alipun mengambil Alih pistol yang ada pada tangan pria tersebut.
Satu langkah,,, Dua langkah,, dan tiga langkah,,,, Ali sudah berjarak satu meter dengan pria yang tadi ia kalahkan, ia lanngsung menodong pria tersebut, dan siap untuk menembak...
Doooorrrrr...
Pria yang tadi mengecek mobil tiba tiba menyerangnya, hingga tembakan yang seharusnya mengenai pria yang tadi ia kalahkan malah menjadi tembakan diudara.
![](https://img.wattpad.com/cover/110050588-288-k116926.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Puteri Es
FanfictionSeorang Pria dingin menyukai gadis yang lebih dingin darinya. Gadis yang di juluki si 'PUTERI ES' yang membuat Es pada dirinya perlahan mencair. Apakah Cintanya akan bernasib sama dengan orang orang yang selalu ia tolak? Apakah sakitnya akan sama de...