Cuppp.
Ali mencium pipi prilly.
Ali mencium pipi prilly.
Ali mencium pipi prilly.
Ali mencium pipi prilly.
Ali mencium pipi prilly.Entah berapa kali Prilly menelan ludah setelah Aksi yang telah di lakukan Ali di depan umum ini membuat dirinya ingin muntah.
Mengapa Ali senekad ini?? Mengapa Ali tidak menariknya dan membawanya menjauhi Rasya? dan mengapa Ali harus melakukan hal tadi?
Sumpah, ini pertama kalinya Prilly di cium oleh laki laki selain keluarganya. Bahkan Zidan yang notabenya dulu sebagai pacarnya tidak pernah sekali pun mencium pipinya.
"Sekarang lo percaya?"
Rasya melongo seketika, bahkan semua orang yang menonton pun tengah melakukan hal yang sama. What this is? Apa benar seorang Pangeran Es sudah mencium Puteri Es?? Sekilas memang terlihat Wajar, karena Pangeran memang berpasangan dengan Seorang Puteri. Tapi Apa itu juga berlaku pada Ali dan prilly??
"Terserah lo mau Pacaran atau engggak sama Prilly, yang jelas dia harus ikut gue sekarang juga" Rasya merebut tangan Prilly dari cengkraman Ali. Jika sudah begini apapun akan ia lakukan.
" Lo gak bisa ngerebut Dia dari gue"
Satu pukulan mendarat di pipi Rasya, yang membuat Ia tersungkur di lantai. Jika Sebegitu egoisnya rasya ingin mendapatkan Prilly, maka lebih egois dirinya lah dalam mendapatkan hati Prilly.
"Inget ya!! Gue pastiin besok lusa lo udah gak bisa nginjakin kaki di sekolah ini lagi" Ali langsung menarik Prilly, membawanya jauh dri kata keramaian.
"Gue mau pulang"
$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$
"Kenapa tadi lo nyium gue??" Tanya prilly pada pria yang ada di hadapannya.
"Ya, karrna gak ada cara lain lagi selain nyium lo"
"Kenapa lo gak narik gue aja, bawa gue lari jauh dari Dia, ini malah nyium gue"
"Karena kalo lo gue bawa lari, dia masih bisa ngejar"
"Kalo ada gosip yang enggak enggak nanti gimana?"
"Emang itu yang gue mau"
Prilly mengelus ngelus dadanya. Sungguh ia tidak mengerti jalan pikiran laki laki yang sejak tadi ada di depannya.
Berbeda dengan Prilly, Ali malah merasa gemas dengan tingkah Puteri Es nya. Kurang lebih sudah sekitar 2 minggu Prilly membuatnya berubah. Bahkan bukan dirinya saja yang berubah, prilly pun sama dengannya.
Buktinya, sifat prilly yang dulu irit bicara, kini tak ragu ragu lagi mengatakan kalimat panjang. Ya, meskipun sikaf dinginnya masih belum berubah. Namun Ali merasa ia begitu berpengaruh pada prilly.
"Mau gue anter pulang?" Tawar Ali,,, tadi prilly memang meminta untuk pulang karena kelakuan Rasya. Sebab itu lah yang membuat ia tertahan di parkiran Bersama Ali.
"Udah berapa kali sih gue jawab enggak "
Ali langsung mencengkram tangan prilly saat gadis itu ingin pergi. Selalu saja begini,, kenapa Prilly selalu tidak ingin d antar pulang? Apa ada sesuatu di rumahnya yang sama sekali tidak ada satu orang pun yang tau?
"Io ngeyel banget ya" prilly berusaha melepaskan tangannya. Bagaimanapun tenaga laki2 lebih besar dari tenaga perempuan.
"Lo yang ngeyel"
Prilly langsung pergi meninggalkan Ali, ia tidak ingin seorang pun mengantarkannya pulang, termasuk Ali. Ia hanya ingin menikmati dunianya sendiri, bukan mencampuri dunia orang lain.Ali memandangi setiap langkah Puteri es nya itu, ia tersenyum melihat tingkah Prilly yang menghentakkan kaki di setiap perjalanannya. Ternyata banyak sekali sisi lain prilly, jika orang lain menganggap prilly Dingin dan tidak peduli, kini ia bantah.
Buktinya prilly peduli dengan dirinya yang dulu pernah dirampok, buktinya prilly peduli dengan kedua anak yang dia temui di pinggir jalan. Bahkan bukan itu saja,, ternyata Prilly juga sangat sering mengunjungi panti dan memberikan mereka hadiah. Jadi apa masih pantas prilly di sebut tidak peduli?
***
"Iiihhhhh,, kessll... kessell.. kesell..." prilly terus saja menghentakkan kakinya. Kejadian tadi sudah sangat cukup membuat pikirannya tidak karuan. Apalagi tentang Ali mencium dirinya.. iihhhhhh, bahkan ia bergidik geli membayangkannya.
Sekarang tujuannya harus kmna? Jika ke panti sepertinya tidak mungkin, karena ibu Rika sudah memberitahunya bahwa mereka mendapatkan undangan dari luar kota. Bagaimana dengan mila?
Bodoh sekali prill!! Mila kan juga sekolah sepertinya. Mana ada mila di rumah di jam segini. Jadi hari ini apa? Masa iya ia harus pulang ke rumah pada jam 11 siang. Padahalkan biasanya ia pulang menjelang magrib. Jadi sekarang bagaimana?
"Mumpung belum jauh mending gue balik ke sekolah lagi aja" prilly memutar balik perjalanannya. Jika sekarang ia sudah merasa lebih baik, apa salahnya ia kembali dari pada harus berdiam diri di rumah.
Prilly mempercepat langkahan kakinya. Ia tidak peduli jika ia harus bertemu lagi dengan rasya. Ok!!! Tadi memang tindakan yang tidak wajar yang dilakukan rasya terhadapnya. Namun tenang saja, ia bisa akan lebih pintar lagi dalam menangani Rasya, agar Ali tdak ikut campur dalam masalahnya ini.
Kenap Ali selalu mencampuri urusannya? Padahal dia sendiri tidak pernah mencampuri urusan Ali. Jika memang Ali benar benar serius menyukainya, apa yang salah? Ia tidak bisa berbuat apa apa jika Ali menyukainya. Ali mengingatkan nya pada zidan. Sama manisnya dengan zidan karena itulah jika Ali memandangnya istimewa prilly pun akan lebih mengananggapnya istimewa jika dirinya selalu mendapatkan ucapan manis dari Ali.
Ali itu beda dari yang lainnya, entah kenapa rasanya ia menemukan sesuatu yang beda dalam diri Ali. Namun sayangnya ia masih menutup diri, menutup pintu hati tak ingin kejadian sebelumnya terulang.
"Kenapa lo balik lagi?" Tiba tiba Ali mengagetkannya saat ia berada di depan pintu kelas.
Wajah manis itu, dan tatapan hangat itu selalu mengingatkannya pada sosok zidan. 'Please li, berhenti lo peduliin gue, karena gue hak mau peduli juga sama lo"
Makin gaje ceritanya 😭😭😭 maaf sebelumnya udah lama gak bisa updet. Karena Author yang masih sekolah gak sempet buat nerusin cerita. Apalagi karena Full day school sama tugas yang numpuk numpuk, alur ceritanya jadi lupa. Author kehilangan ide 😓😓
😭😭😭😭😭😭😭😭😭Sekalian baca juga cerita 3 in 1, soalnya barengan updetnya
KAMU SEDANG MEMBACA
Puteri Es
Fiksi PenggemarSeorang Pria dingin menyukai gadis yang lebih dingin darinya. Gadis yang di juluki si 'PUTERI ES' yang membuat Es pada dirinya perlahan mencair. Apakah Cintanya akan bernasib sama dengan orang orang yang selalu ia tolak? Apakah sakitnya akan sama de...